Oleh: Gungde Ariwangsa
--> Sumber Asli -- C0I - Dalam Rapat Anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat di Gedung Serbaguna, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2016), Ketua Umum KONI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman menegaskan, sudah saatnya kualitas menjadi acuan dalam penanganan olahraga Indonesia. Pernyataan Tono di hadapan ratusan peserta yang terdiri dari para wakil pengurus besar/pusat (PB/PP) induk organisasi cabang olahraga dan KONI Provinsi serta para undangan, benar dan tepat adanya. Olahraga sudah bukan masanya lagi ditangani dengan apa adanya, apalagi secara sambilan, sehingga terus terjebak pada tiba masa tiba akal.
Melihat perkembangan zaman dan juga trend dalam percaturan dunia internasional, seperti yang diingatkan Ketua Umum KONI, olahraga sudah menjadi bidang yang penting dan diandalkan. Bukan saja olahraga berkembang sedemikian pesat di berbagai belahan dunia. Bahkan olahraga sudah menjadi identitas untuk menunjukkan kemajuan suatu bangsa dan negara.
Indonesia sebagai negara dan bangsa besar yang pernah perkasa dalam olahraga tidak boleh berdiam diri atau terus larut dalam perkembangan zaman di era globalisasi saat ini. Olahraga harus bisa kembali menjadi andalan seperti ketika Indonesia berjuang untuk menunjukkan diri sebagai bangsa yang kuat dan bersatu di masa-masa awal mengisi kemerdekaan. Sperti ketika Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dengan gagah dan teguh menjadikan olahraga sebagai leading sector dalam pembangunan bangsa dan negara ini sehingga mampu meraih sukses penyelenggaraan dan prestasi saat menjadi tuan rumah Asian Games IV Tahun 1962 di Jakarta.
Kejayaan dan kebesaran itu seperti tergerus ketika olahraga secara perlahan dikesampingkan dalam sektor pembangunan bangsa dan negara. Akhirnya kini Indonesia bukan lagi menjadi negara yang disegani di dunia olahraga. Bahkan untuk tingkat Asia Tengara saja Indonesia semakin tertinggal. Terpuruk dari posisi yang gagah perkasa ketika dulu berulang kali mendominasi dan menjadi yang tercepat, tertinggi dan terkuat di ajang SEA Games.
Seperti pepatah yang menyatakan roda berputar. Kadang di atas dan kadang di bawah. Begitulah perhatian dan penanganan olahraga di negeri ini. Ketika bangsa lain belum memperhatikan kedahsayatan pengaruh olahraga, Indonesia sudah melakukannya. Namun ketika Indonesia mengesampingkan olahraga, bangsa lain justru berbalik menjadi olahraga sebagai pilihan utama.
Di berbagai belahan dunia, olahraha mengalami perubahan dan perkembangan pesat. Olahraga bahkan sudah menjadi identitas bangsa untuk menunjukkan kemajuan yang dicapai bangsa tersebut. Kondisi tersebut harus direspon dengan segera oleh Indonesia. Saatnya roda kembali diputar dengan menjadikan olahraga sebagai instrument untuk menunjukkan kemajuan dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Sangat tepat bila Ketua Umum KONI menyatakan, saatnya kualitas menjadi acuan dalam penanganan olahraga. Baik dalam manajemen pengelolaan organisasi induk cabang olharaga maupun pembinaan atlet.
Kualitas pengurus dan pelatih, katanya, harus menjadi perhatian semua pihak. Selain itu pelayanan terhadap atlet juga harus benar-benar mencerminkan penghargaan terhadap anak bangsa Indonesia. Dengan demikian rasa nasionalisme akan semakin kuat dan dalam ternanam.
Hal itu makin penting mengingat tantangan berat sudah menanti ke depan. Ada Olimpiade 2016 di Brasil, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Tahun 2016 di Jawa Barat, SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games XVIII Tahun 2018 di Indonesia.
Tantangan ini bisa dilalui dengan hasil kegemilangan prestasi bila semua mendedikasikan segenap pikiran dan tenaga, hanya untuk membina dan meningkatkan prestasi, serta memberikan pelayanan terbaik kepada para atlet kebanggaan Indonesia.
Jadi mulai dari sekarang seluruh stakeholder olahraga mulai berlomba untuk menunjukkan kualitas terbaik dalam membina olahraga nasional. Para atlet, pelatih, pembina dan pengurus sudah saat menerapkan prinsip kerja dari kualitas, oleh kualitas dan untuk kualitas. Hanya dengan itu roda bisa kembali di putar untuk naik dari posisi terpuruk ke jalan mulus dan tinggal landas ke atas. ***
- Penulis adalah wartawan HU Suara Kaya dan Ketua Harian Siwo PWI Pusat, e-mail: aagwaa@yahoo.com
***
0 komentar:
Posting Komentar