Sumber Asli -- C0I - Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman mengibaratkan turnamen Piala Presiden 2015 yang digelar saat ini sebagai obat penyembuh sementara bagi pelaku sepak bola di tanah air. Menurut dia, yang dibutuhkan pemain sepak bola adalah kompetisi konkret jangka panjang untuk dijadikan gantungan hidup.
"Sampai sekarang kan belum ada solusi konkret, turnamen ini hanya sementara. Kita perlu yang jangka panjang dan permanen," kata Ponaryo Astaman ditemui di Stadion Segiri Samarinda, Senin, 21 September 2015.
Ponaryo yang sekarang berseragam Pusamania Borneo FC (PBFC) menilai konflik yang terjadi antara Menterian Pemuda dan Olahragapora Imam Nahrawi dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia La Nyalla Mattalitti justru menjadi penyebab pesepak bola kehilangan nafkah.
Menurut dia, turnamen yang digulirkan pemerintah diangggap bisa sebagai selingan. Karena dari hasil turnamen ini setidaknya pemain sepakbola sedikit banyak bisa menambah pendapatan.
"Tapi jangan lupa, ada tim yang kembali dibubarkan karena tak lolos ke fase berikutnya, kan mereka jadi menganggur lagi," ujarnya. Turnamen bukan sebagai obat penyembuh para pemain sepakbola. Satu-satunya solusi adalah kompetisi permanen yang sifatnya jangka panjang. "Kalau dengan alasan untuk memberi peluang pemain dan pelatih mencari nafkah itu oke, tapi setelah ini seperti apa belum jelas," Ponaryo menambahkan.
Dia menilai hubungan PSSI dan Kemenpora hingga kini menunjukkan sikap yang sama, memberi support untuk menggulirkan kompetisi. Tapi lagi-lagi, kata dia, belum ada keputusan yang diterbitkan menyelamatkan nasib pengolah si kulit bundar. "Harusnya kedua lembaga ini saling sinergi memikirkan nasib untuk semua yang terlibat di dunia sepakbola," ujarnya.
--> "Sampai sekarang kan belum ada solusi konkret, turnamen ini hanya sementara. Kita perlu yang jangka panjang dan permanen," kata Ponaryo Astaman ditemui di Stadion Segiri Samarinda, Senin, 21 September 2015.
Ponaryo yang sekarang berseragam Pusamania Borneo FC (PBFC) menilai konflik yang terjadi antara Menterian Pemuda dan Olahragapora Imam Nahrawi dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia La Nyalla Mattalitti justru menjadi penyebab pesepak bola kehilangan nafkah.
Menurut dia, turnamen yang digulirkan pemerintah diangggap bisa sebagai selingan. Karena dari hasil turnamen ini setidaknya pemain sepakbola sedikit banyak bisa menambah pendapatan.
"Tapi jangan lupa, ada tim yang kembali dibubarkan karena tak lolos ke fase berikutnya, kan mereka jadi menganggur lagi," ujarnya. Turnamen bukan sebagai obat penyembuh para pemain sepakbola. Satu-satunya solusi adalah kompetisi permanen yang sifatnya jangka panjang. "Kalau dengan alasan untuk memberi peluang pemain dan pelatih mencari nafkah itu oke, tapi setelah ini seperti apa belum jelas," Ponaryo menambahkan.
Dia menilai hubungan PSSI dan Kemenpora hingga kini menunjukkan sikap yang sama, memberi support untuk menggulirkan kompetisi. Tapi lagi-lagi, kata dia, belum ada keputusan yang diterbitkan menyelamatkan nasib pengolah si kulit bundar. "Harusnya kedua lembaga ini saling sinergi memikirkan nasib untuk semua yang terlibat di dunia sepakbola," ujarnya.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar