Sumber Asli -- C0I -Ngototnya Menpora Imam Nahrawi yang tidak mau mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI kembali memunculkan korban. Bukan hanya pelaku sepakbola dan masyarakat terkait yang dirugikan karena kehilangan mata pencaharian. Kini, nasib tragis menimpa tim Sepak Bola Anak Indonesia (SBAI). Sebanyak 20 pemain yang memperkuat tim dengan hati yang terluka terpaksa meninggalkan Kinibalu, Malaysia.
Pasalnya, mereka dilarang melanjutkan pertandingan semifinal Turnamen Internasional Borneo Cup U-16 yang dimulai 20-24 September 2015.
Mimpi talenta muda ini mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia terkubur karena SK pembekuan PSSI Menpora Imam Nahrawi yang berdampak Indonesia terkena sanksi FIFA.
“Kami hanya bisa pasrah. Pihak Konsulat Jenderal Indonesia sudah mencoba menbantu terus melobi tapi tetap nggak bisa tampil. Anak anak kecewa berat, orangtua pemain juga kecewa, termasuk suporter Indonesia yang banyak mendukung anak anak ini. Sangat kecewa dan terpukul, ” kata Dani Septa Iskandar, Ketua Umum SBAI
.
Penderitaan tim belum cukup sampai di situ. Pemain dan official pun juga akhirnya harus terusir dari hotel tempat dan terpaksa menginap di tempat yang disediakan Konsulat Jenderal Indonesia sebelum mereka kembali ke Tanah Air."Kami tetpaksa menginap di tempat konsulat jenderal Indonesia," ujarnya.
Di turnamen itu, SBAI yang mewakili Indonesia satu grup dengan Australia, Filipina, dan Jepang.Di babak Penyisihan Grup, anak anak muda ini menghancurleburkan tim calon juara dari Jepang, Jubilo Iwatta 2-1, kemudian berturut turut mengalahkan tim tuan rumah TABS Kuala Lumpur 2-1 dan penyisihan terakhir kalahkan Australia 3-2.
Tanpa terkalahkan, Anak anak muda SBAI ini pun berhak lolos ke semifinal. Namun, keinginan tim muda mempersembahkan gelar juara terkubur. Bukan karena kalah bertanding, tapi langkah mereka terhenti saat Komisi Disiplin FAM Malaysia datang dan memberikan kabar buruk bahwa Indonesia masih dalam sanksi FIFA. Akibatnya, Tim Indonesia harus angkat kaki.
Talenta muda ini pun terpukul saat mendengar berita itu dari manajemen tim. Mereka menangis dan berteriak histeris kecewa dengan situasi ini.
Sebelum betolak ke Negeri Jiran tersebut, Dana mengatakan tim sudah melakukan persiapan maksiml dengan target juara. “Persiapan kita sudah maksimal dan siap menjadi juara di turnamen ini," ujarnya.
Menurut Dani, pembentukan Tim SBAI itu tidak gampang dan membutuhkan waktu yang panjang. Sebanyak 20 pemain terpilih itu diseleksi dari berbagai kota di Indonesia.
"Kita sebelumnya menggelar persiapan panjang dengan event di beberapa kota lalu tingkat nasional dan terpilihlah anak-anak ini. Sebelum berangkat, Alhamdulillah kita dilepas PSSI dan anak anak sangat bangga,” ujarnya.
--> Pasalnya, mereka dilarang melanjutkan pertandingan semifinal Turnamen Internasional Borneo Cup U-16 yang dimulai 20-24 September 2015.
Mimpi talenta muda ini mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia terkubur karena SK pembekuan PSSI Menpora Imam Nahrawi yang berdampak Indonesia terkena sanksi FIFA.
“Kami hanya bisa pasrah. Pihak Konsulat Jenderal Indonesia sudah mencoba menbantu terus melobi tapi tetap nggak bisa tampil. Anak anak kecewa berat, orangtua pemain juga kecewa, termasuk suporter Indonesia yang banyak mendukung anak anak ini. Sangat kecewa dan terpukul, ” kata Dani Septa Iskandar, Ketua Umum SBAI
.
Penderitaan tim belum cukup sampai di situ. Pemain dan official pun juga akhirnya harus terusir dari hotel tempat dan terpaksa menginap di tempat yang disediakan Konsulat Jenderal Indonesia sebelum mereka kembali ke Tanah Air."Kami tetpaksa menginap di tempat konsulat jenderal Indonesia," ujarnya.
Di turnamen itu, SBAI yang mewakili Indonesia satu grup dengan Australia, Filipina, dan Jepang.Di babak Penyisihan Grup, anak anak muda ini menghancurleburkan tim calon juara dari Jepang, Jubilo Iwatta 2-1, kemudian berturut turut mengalahkan tim tuan rumah TABS Kuala Lumpur 2-1 dan penyisihan terakhir kalahkan Australia 3-2.
Tanpa terkalahkan, Anak anak muda SBAI ini pun berhak lolos ke semifinal. Namun, keinginan tim muda mempersembahkan gelar juara terkubur. Bukan karena kalah bertanding, tapi langkah mereka terhenti saat Komisi Disiplin FAM Malaysia datang dan memberikan kabar buruk bahwa Indonesia masih dalam sanksi FIFA. Akibatnya, Tim Indonesia harus angkat kaki.
Talenta muda ini pun terpukul saat mendengar berita itu dari manajemen tim. Mereka menangis dan berteriak histeris kecewa dengan situasi ini.
Sebelum betolak ke Negeri Jiran tersebut, Dana mengatakan tim sudah melakukan persiapan maksiml dengan target juara. “Persiapan kita sudah maksimal dan siap menjadi juara di turnamen ini," ujarnya.
Menurut Dani, pembentukan Tim SBAI itu tidak gampang dan membutuhkan waktu yang panjang. Sebanyak 20 pemain terpilih itu diseleksi dari berbagai kota di Indonesia.
"Kita sebelumnya menggelar persiapan panjang dengan event di beberapa kota lalu tingkat nasional dan terpilihlah anak-anak ini. Sebelum berangkat, Alhamdulillah kita dilepas PSSI dan anak anak sangat bangga,” ujarnya.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar