Sumber Asli -- C0I -Diakui atau tidak, tapi inilah ungkapan tulus dari pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Pasangan peringkat 5 dunia ini mengakui bahwa Korea Selatan adalah tempat keberuntungan bagi mereka.
Dua hari lalu, Minggu (20/9), Greysia/Nitya baru saja merebut gelar super series perdananya sejak berpasangan. Pasangan ganda putri andalan Indonesia ini memastikan kemenangannya usai berhadapan dengan Chang Ye Na/Lee So Hee, Korea, pasangan penuh harapan dari tuan rumah.
“Saat ini kami bisa bilang Korea merupakan tempat favorit kami, tempat keberuntungan kami. Di sini kami bisa merebut gelar super series pertama kali dan sebelumnya juga menjadi juara Asian Games Incheon 2014 di Korea,” kata Greysia Polii yang sebelumnya berpsangan dengan Meiliana Jauhari.
Tahun lalu pada Asian Games, Greysia/Nitya sukses menyumbangkan medali emas bagi kontingen Indonesia, dimana pada partai final pasangan ini mengalahkan wakil Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo.
Perolehan medali emas Greysia/Nitya saat itu semakin menggembirakan karena berhasil menyudahi penantian emas selama 36 tahun dari ganda putri. Pasangan ganda putri Indonesia yang terakhir meraih emas di Asian Games adalah Imelda Gunawan/Verawaty Fajrin, tahun 1978 di Bangkok.
“Rasanya tentu bahagia sekali, bisa menciptakan sejarah di Korea. Semoga ke depannya semakin banyak prestasi yang bisa kami raih. Tidak hanya di Korea tapi di tempat-tempat lain juga. Kami tidak boleh cepat puas,” ujar Greysia melanjutkan.
Catatan manis lainnya di Korea juga pernah ditoreh oleh Greysia. Tahun 2006, Greysia pernah mencapai babak final Korea Open bintang enam, atau saat ini sejajar dengan level super series premier. Saat itu Greysia berpasangan dengan Jo Novita, di ganda putri.
“Waktu itu saya masih kecil, masih 19 tahun. Bisa mencapai prestasi tersebut tentu punya kesan tersendiri bagi saya,” tambah Greysia yang bernaung di klub Jaya Raya Jakarta ini.
--> Dua hari lalu, Minggu (20/9), Greysia/Nitya baru saja merebut gelar super series perdananya sejak berpasangan. Pasangan ganda putri andalan Indonesia ini memastikan kemenangannya usai berhadapan dengan Chang Ye Na/Lee So Hee, Korea, pasangan penuh harapan dari tuan rumah.
“Saat ini kami bisa bilang Korea merupakan tempat favorit kami, tempat keberuntungan kami. Di sini kami bisa merebut gelar super series pertama kali dan sebelumnya juga menjadi juara Asian Games Incheon 2014 di Korea,” kata Greysia Polii yang sebelumnya berpsangan dengan Meiliana Jauhari.
Tahun lalu pada Asian Games, Greysia/Nitya sukses menyumbangkan medali emas bagi kontingen Indonesia, dimana pada partai final pasangan ini mengalahkan wakil Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo.
Perolehan medali emas Greysia/Nitya saat itu semakin menggembirakan karena berhasil menyudahi penantian emas selama 36 tahun dari ganda putri. Pasangan ganda putri Indonesia yang terakhir meraih emas di Asian Games adalah Imelda Gunawan/Verawaty Fajrin, tahun 1978 di Bangkok.
“Rasanya tentu bahagia sekali, bisa menciptakan sejarah di Korea. Semoga ke depannya semakin banyak prestasi yang bisa kami raih. Tidak hanya di Korea tapi di tempat-tempat lain juga. Kami tidak boleh cepat puas,” ujar Greysia melanjutkan.
Catatan manis lainnya di Korea juga pernah ditoreh oleh Greysia. Tahun 2006, Greysia pernah mencapai babak final Korea Open bintang enam, atau saat ini sejajar dengan level super series premier. Saat itu Greysia berpasangan dengan Jo Novita, di ganda putri.
“Waktu itu saya masih kecil, masih 19 tahun. Bisa mencapai prestasi tersebut tentu punya kesan tersendiri bagi saya,” tambah Greysia yang bernaung di klub Jaya Raya Jakarta ini.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar