Minggu, 20 September 2015

Catatan Tenis > Turnamen Bukan Asal Banyak

 Oleh Gungde Ariwangsa
 
Sumber Asli -- C0I -  Turnamen tenis ITF Women’s Circuit So Good Walikota Surakarta Cup kembali memanaskan kota Solo, Jawa Tengah. Turnamen berhadiah total 10.000 dolar Amerika Serikat ini untuk ketiga kalinya secara berturut-turut menggoyang lapangan Pusat Tenis Manahan. Dari daftar peserta yang masuk, turnamen yang disponsori oleh PT So Good Food ini, diikuti para petenis mancanegara dari 12 negara.


            Secara penyelenggaraan turnamen itu sudah mendapat nilai sukses. Bagaimana tidak? Tiga kali terselenggara secara beruntun dengan sponsor,  dukungan pemerintah dan panitia yang sama membuktikan sudah ada kerjasama yang apik. Yang lebih penting lagi, PT So Good Food dan Pemerintah Kota Surakarta serta panitia pelaksana Lucky Sport mempunyai misi dan visi yang sama dalam menggelar turnamen tersebut. Apalagi kalau bukan demi kemajuan tenis nasional dan nama baik bangsa dan negara Indonesia.
            Kekuatan ikatan kerjasama dan kesamaan visi dan misi itu jelas bukan saja sangat dibutuhkan dan perlu mendapat dukungan dan apresiasi semua pihak agar bisa terus berkelanjutan. Perpaduan pihak swasta, pemerintah daerah dan pecinta sejati tenis perlu menjadi contoh dalam mengatasi makin minimnya pergelaran turnamen tenis internasional di dalam negeri. Ajang yang amat penting untuk memberi uji coba dan kesempatan meraih poin dan peringkat dunia bagi petenis Indonesia.
So Good Walikota Surakarta Cup juga bisa menjadi patokan bagaimana menggelar turnamen yang berkualitas. Apa yang digagas dan dipraktekan di lapangan oleh Tintus Aryanto Wibowo, Suzanna Anggarkusuma Wibowo, Sandy Gumulya dan Marieke Gunawan dari Lucky Sport menunjukkan mereka mempunyai komitmen untuk menggelar turnamen yang berkualitas. Ini semua untuk mengangkat posisi pemain sebagai pelaku utama turnamen.
Jadi bukan menggelar turnamen asal jadi. Asal terselenggara. Apalagi kemudian terjebak pada pola pikir asal banyak turnamen. Hal ini justru akan menghancurkan keagungan dari olahraga tenis itu sendiri yang awal mulanya lahir sebagai permainan para bangsawan.
Jadi jawaban untuk mengatasi sepinya turnamen di dalam negeri tidak bisa hanya dijawab dengan menggelar turnamen asal banyak tapi asal terselenggara. Sudah saatnya pelaksanaan turnamen bukan hanya mengejar kuantitas tetapi sudah masuk pada kualitas. Karena yang dibutuhkan tenis Indonesia adalah turnamen internasional dan nasional yang berkelas dan berkualitas. Dari turnamen berkelas inilah akan lahir pemain yang berkelas pula. Jika turnamen digelar asal jadi maka pemain yang lahir pun prestasinya asal jadi.
Haruskah tenis dikelola asal jadi? Tentu tidak! Tenis yang merupakan permainan bergengsi sudah beberapa kali mengharumkan nama bangsa dan negara dengan prestasi membanggakan dan berkelas Asia dan dunia. ***


  • Penulis adalah wartawan HU Suara Karya dan Ketua Harian Siwo PWI Pusat. HP: 082110068127. E-mail: akumemangcoi@yahoo.com


- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi