Sumber Asli -- C0I - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) meminta maaf kepada masyarakat atas gagalnya kontingen Indonesia meraih gelar juara pada turnamen Indonesia Terbuka 2014.
"Saya selaku manajer tim Indonesia Terbuka meminta maaf karena Indonesia gagal meraih gelar. Dukungan masyarakat sangat tinggi. Mereka menantikan Indonesia meraih juara, ternyata tidak bisa," kata Kepala Sub Bidang Pelatnas PP PBSI Ricky Subagja di Jakarta, Minggu malam lalu.
Dia berjanji untuk segera membahas dan mengevaluasi program-program yang selama ini berjalan bersama para pelatih. "Akan kami evaluasi masing-masing nomor di pelatnas terutama yang ikut turnamen ini," katanya.
Evaluasi per nomor ini penting karena keikutsertaan setiap atlet dalam suatu turnamen itu adalah demi meraih target prestasi, bukan sekadar partisipasi.
Dia mengungkapkan, secara keseluruhan, target yang dipasang dalam turnamen bertitel lengkap BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2014 dia gagal total.
Beberapa pemain seperti tunggal putri Lindaweni, Bellaetrix Manuputty, ganda putri Greysia Polii/ Nitya Maheswari ditargetkan masuk semifinal ternyata tumbang pada babak pertama dan kedua. Begitu pun Tommy Sugiarto dan Simon Santoso dari sektor tunggal putra yang sebelumnya ditargetkan sampai final.
Senada dengan Ricky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky mengatakan evaluasi program bersama para pelatih bertujuan untuk memperbarui program yang sudah berjalan dan memperbaiki poin-poin program yang masih kurang.
"Program-program kepelatihan ke depannya harus dirombak," kata Rexy.
Dia juga meminta para pelatih untuk tidak memanjakan atlet. Menurut dia, harus ada hadiah dan hukuman yang diberlakukan disiplin kepada atlet dalam mengejar target prestasi yang telah ditentukan.
Sementara bagi atlet, dia mengimbau berlapang dada mengintrospeksi diri letak kekurangannya yang mengakibatkan kekalahan. "Atlet juga harus mengakui faktor kekalahannya dan jujurlah," kata dia.
Kekurangan tersebut, lanjut dia, harus disempurnakan dengan latihan berkelanjutan sehingga mencapai titik kesempurnaan.
Tuan rumah Indonesia tanpa gelar pada turnamen ini setelah satu-satunya harapan pasangan Hendra Setiawan-Muhammad Ahsan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya di final.
Meski berstatus unggulan pertama, Hendra-Ahsan harus mengakui keunggulan pasangan Korea Selatan, Lee Yong Dae-Yoo Yeon Seong 15-21, 17-21.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
"Saya selaku manajer tim Indonesia Terbuka meminta maaf karena Indonesia gagal meraih gelar. Dukungan masyarakat sangat tinggi. Mereka menantikan Indonesia meraih juara, ternyata tidak bisa," kata Kepala Sub Bidang Pelatnas PP PBSI Ricky Subagja di Jakarta, Minggu malam lalu.
Dia berjanji untuk segera membahas dan mengevaluasi program-program yang selama ini berjalan bersama para pelatih. "Akan kami evaluasi masing-masing nomor di pelatnas terutama yang ikut turnamen ini," katanya.
Evaluasi per nomor ini penting karena keikutsertaan setiap atlet dalam suatu turnamen itu adalah demi meraih target prestasi, bukan sekadar partisipasi.
Dia mengungkapkan, secara keseluruhan, target yang dipasang dalam turnamen bertitel lengkap BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2014 dia gagal total.
Beberapa pemain seperti tunggal putri Lindaweni, Bellaetrix Manuputty, ganda putri Greysia Polii/ Nitya Maheswari ditargetkan masuk semifinal ternyata tumbang pada babak pertama dan kedua. Begitu pun Tommy Sugiarto dan Simon Santoso dari sektor tunggal putra yang sebelumnya ditargetkan sampai final.
Senada dengan Ricky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky mengatakan evaluasi program bersama para pelatih bertujuan untuk memperbarui program yang sudah berjalan dan memperbaiki poin-poin program yang masih kurang.
"Program-program kepelatihan ke depannya harus dirombak," kata Rexy.
Dia juga meminta para pelatih untuk tidak memanjakan atlet. Menurut dia, harus ada hadiah dan hukuman yang diberlakukan disiplin kepada atlet dalam mengejar target prestasi yang telah ditentukan.
Sementara bagi atlet, dia mengimbau berlapang dada mengintrospeksi diri letak kekurangannya yang mengakibatkan kekalahan. "Atlet juga harus mengakui faktor kekalahannya dan jujurlah," kata dia.
Kekurangan tersebut, lanjut dia, harus disempurnakan dengan latihan berkelanjutan sehingga mencapai titik kesempurnaan.
Tuan rumah Indonesia tanpa gelar pada turnamen ini setelah satu-satunya harapan pasangan Hendra Setiawan-Muhammad Ahsan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya di final.
Meski berstatus unggulan pertama, Hendra-Ahsan harus mengakui keunggulan pasangan Korea Selatan, Lee Yong Dae-Yoo Yeon Seong 15-21, 17-21.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar