Sumber Asli -- C0I -Meski masih setahun lagi, Jawa Barat terlihat sudah siap menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang akan berlangsung 9 – 20 September 2016. Hal ini terlihat dari sejumlah venue pertandingan yang sudah rapi dan tersebar di sejumlah tempat.
Ketua Bidang Pertandingan Panitia Besar (PB) PON XIX/2016 Ucup Yusuf mengatakan, Jawa Barat akan menggelar pertandingan 44 cabang olahraga di 61 venue yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota. Sebanyak 26 cabang olahraga di antaranya akan dilaksanakan di Kota Bandung.
“Lebih dari separuh cabor digelar di Kota Bandung. Kondisi ini jelas sangat membuat kita sibuk, karena Kota Bandung akan dipenuhi perwakilan atlet dari 34 provinsi. Terkait dengan lalu lintas Kota Bandung yang padat, maka panitia harus mengantisipasinya dengan berbagai cara,” kata Ucup Yusuf usai menerima kunjungan KONI Provinsi DKI Jakarta ke KONI Jawa Barat di Bandung, Rabu (2/8).
Lebih rinci Ucup menjelaskan, sisa cabang olahraga yang dipertandingkan di Kota Bandung tersebar di 14 Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Barat. Di Kabupaten Bandung minsalnya, digelar pertandingan 8 cabor, Bandung Barat 5 cabor, Sumedang 4 cabor, Indramayu 3 cabor, Cimahi, Pangandaran, dan Subang masing-masing 2 cabor.
“Dari 44 cabor itu kalau ditambah dengan subcabor menjadi 57 cabor. Misalnya untuk FASI ada aeromedeling, terjun payung, terbang layang, dan gantole. Begitu juga di PRSI (renang) ada loncat indah, renang indah dan polo air. Untuk semua itu fasilitas pertandingan sudah siap kecuali pencak silat dan futsal yang masih dalam tahap pembangunan di kampus IPB Jatinangor, Sumedang, Bandung Selatan,” lanjut ucup.
Guna mengatasi kecurangan atlet yang menggunakan doping, Ucup mengatakan PB PON juga sudah berkoordinasi dengan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Sebenarnya, kata dia, di IPB sudah ada gedung untuk tes antidoping dan tenaganya juga sudah siap. Hanya peralatannya yang belum ada, sehingga belum bisa digunakan.
“Ada syarat yang diajukan untuk bisa mendatangkan peralatan ke IPB. Sedikitnya harus ada 3000 sample yang akan diperiksa. Jadi ini belum finis, bagaimana cara yang akan ditempuh nantinya,” jelas Ucup.
Ketua Bidang Iptek KONI Provinsi DKI Jakarta dr Arie Sutopo sempat menanyakan hal ini kepada panitia PB PON, karena setiap ajang multi event harus ada tes doping bagi atlet. Hal ini dimaksudkan untuk menjungjung tinggi sportivitas dan fair play dalam persaingan di dunia olahraga.
“Kalau tidak ada tes doping semua nanti akan berbuat curang. Dan tes doping ini wajib hukumnya di ajang multi event mulai dari PON, SEA Games, Asian Games, maupun Olympic Games,” kata Arie Sutopo.
--> Ketua Bidang Pertandingan Panitia Besar (PB) PON XIX/2016 Ucup Yusuf mengatakan, Jawa Barat akan menggelar pertandingan 44 cabang olahraga di 61 venue yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota. Sebanyak 26 cabang olahraga di antaranya akan dilaksanakan di Kota Bandung.
“Lebih dari separuh cabor digelar di Kota Bandung. Kondisi ini jelas sangat membuat kita sibuk, karena Kota Bandung akan dipenuhi perwakilan atlet dari 34 provinsi. Terkait dengan lalu lintas Kota Bandung yang padat, maka panitia harus mengantisipasinya dengan berbagai cara,” kata Ucup Yusuf usai menerima kunjungan KONI Provinsi DKI Jakarta ke KONI Jawa Barat di Bandung, Rabu (2/8).
Lebih rinci Ucup menjelaskan, sisa cabang olahraga yang dipertandingkan di Kota Bandung tersebar di 14 Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Barat. Di Kabupaten Bandung minsalnya, digelar pertandingan 8 cabor, Bandung Barat 5 cabor, Sumedang 4 cabor, Indramayu 3 cabor, Cimahi, Pangandaran, dan Subang masing-masing 2 cabor.
“Dari 44 cabor itu kalau ditambah dengan subcabor menjadi 57 cabor. Misalnya untuk FASI ada aeromedeling, terjun payung, terbang layang, dan gantole. Begitu juga di PRSI (renang) ada loncat indah, renang indah dan polo air. Untuk semua itu fasilitas pertandingan sudah siap kecuali pencak silat dan futsal yang masih dalam tahap pembangunan di kampus IPB Jatinangor, Sumedang, Bandung Selatan,” lanjut ucup.
Guna mengatasi kecurangan atlet yang menggunakan doping, Ucup mengatakan PB PON juga sudah berkoordinasi dengan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Sebenarnya, kata dia, di IPB sudah ada gedung untuk tes antidoping dan tenaganya juga sudah siap. Hanya peralatannya yang belum ada, sehingga belum bisa digunakan.
“Ada syarat yang diajukan untuk bisa mendatangkan peralatan ke IPB. Sedikitnya harus ada 3000 sample yang akan diperiksa. Jadi ini belum finis, bagaimana cara yang akan ditempuh nantinya,” jelas Ucup.
Ketua Bidang Iptek KONI Provinsi DKI Jakarta dr Arie Sutopo sempat menanyakan hal ini kepada panitia PB PON, karena setiap ajang multi event harus ada tes doping bagi atlet. Hal ini dimaksudkan untuk menjungjung tinggi sportivitas dan fair play dalam persaingan di dunia olahraga.
“Kalau tidak ada tes doping semua nanti akan berbuat curang. Dan tes doping ini wajib hukumnya di ajang multi event mulai dari PON, SEA Games, Asian Games, maupun Olympic Games,” kata Arie Sutopo.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar