Sumber Asli -- C0I - Penjaga gawang tim nasional Indonesia di bawah usia 19 tahun, Ravi Murdianto menolak sebutan pahlawan yang disematkan kepadanya. Kiper bertinggi 183 cm dengan rendah hati menyebut gelar Piala Federasi Sepak bola Asia Tenggara (AFF) sebagai perjuangan bersama para pemain.
"Saya biasa saja, tidak memikirkan sebutan itu. Gelar itu adalah usaha tim," kata Ravi, Senin, 23 September 2013.
Ravi berhasil menahan tiga penendang penalti Vietnam di laga final di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad malam, 22 September 2013, sehingga membuat timnas meraih gelar pertama Piala AFF U-19 sejak turnamen digelar pertama kali pada 2002. "Sebagai kiper, saat penalti tentu tekanan sangat besar. Tapi saya fokus dan berusaha tidak terpengaruh hal di luar itu," ujar Ravi menceritakan tips suksesnya saat penalti.
Selain itu, ia pun mengaku selalu memegang pesan pelatih kiper, Jarot, agar selalu fokus dan konsentrasi. Ravi juga mengingat pesan Jarot untuk menampilkan hasil latihan. "Dan itu yang terus saya pegang," kata pemain asal Grobogan, Jawa Tengah tersebut.
Secara umum, Ravi menilai timnas U-19 di bawah asuhan Indra Syafri sangat kompak. Katanya, tidak ada pemain yang merasa hebat di antara yang lain. "Komunikasi sangat cair. Para pemain asal Uruguay pun cepat beradaptasi. Masing-masing seperti sudah tahu apa mau masing-masing pemain," katanya. (Baca: Fisik Evan Dimas dkk Lebih Kuat Dibanding Lawan)
Tidak ketinggalan, pemain yang pernah menimba ilmu sepak bola di Sekolah Sepak Tugu Muda Semarang itu pun memuji pelatih kepala Indra Syafri. "Di luar lapangan, ia suka bercanda dan mengayomi seperti orang tua. Tapi di dalam lapangan ia tegas dan disiplin. Saya pernah dimarahi ketika salah di dalam lapangan," kata Ravi. (Baca:
Asal Mula 'Jebret ow-ow-ow' Valentino Simanjuntak)
"Saya biasa saja, tidak memikirkan sebutan itu. Gelar itu adalah usaha tim," kata Ravi, Senin, 23 September 2013.
Ravi berhasil menahan tiga penendang penalti Vietnam di laga final di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad malam, 22 September 2013, sehingga membuat timnas meraih gelar pertama Piala AFF U-19 sejak turnamen digelar pertama kali pada 2002. "Sebagai kiper, saat penalti tentu tekanan sangat besar. Tapi saya fokus dan berusaha tidak terpengaruh hal di luar itu," ujar Ravi menceritakan tips suksesnya saat penalti.
Selain itu, ia pun mengaku selalu memegang pesan pelatih kiper, Jarot, agar selalu fokus dan konsentrasi. Ravi juga mengingat pesan Jarot untuk menampilkan hasil latihan. "Dan itu yang terus saya pegang," kata pemain asal Grobogan, Jawa Tengah tersebut.
Secara umum, Ravi menilai timnas U-19 di bawah asuhan Indra Syafri sangat kompak. Katanya, tidak ada pemain yang merasa hebat di antara yang lain. "Komunikasi sangat cair. Para pemain asal Uruguay pun cepat beradaptasi. Masing-masing seperti sudah tahu apa mau masing-masing pemain," katanya. (Baca: Fisik Evan Dimas dkk Lebih Kuat Dibanding Lawan)
Tidak ketinggalan, pemain yang pernah menimba ilmu sepak bola di Sekolah Sepak Tugu Muda Semarang itu pun memuji pelatih kepala Indra Syafri. "Di luar lapangan, ia suka bercanda dan mengayomi seperti orang tua. Tapi di dalam lapangan ia tegas dan disiplin. Saya pernah dimarahi ketika salah di dalam lapangan," kata Ravi. (Baca:
Asal Mula 'Jebret ow-ow-ow' Valentino Simanjuntak)
- ***
-->
0 komentar:
Posting Komentar