Senin, 20 Juli 2015

CATATAN TENIS > Kalah Dari Pakistan, Munaslub Jawabannya!

 Oleh: Gungde Ariwangsa

Sumber Asli -- C0I - Tim tenis Piala Davis Indonesia akhirnya menyerah. Kalah 1-3 dari Pakistan dalam pertandingan babak kedua Grup II Piala Davis Zona Asia-Oceania. Kekalahan itu terasa menyakitkan karena terjadi di Stadion Tenis Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang selama ini menjadi kebanggaan tim tenis Indonesia dan tempat angker bagi tim tamu. Dengan kekalahan pada pertandingan 14 – 16 Juli lalu itu maka Indonesia harus puas tetap berada di Grup II Zona Asia-Oceania yang merupakan level paling rendah jajaran Piala Davis. Hanya satu tingkat di atas kelas tarkam (pertandingan antar kampung).

            Langkah Indonesia terhenti di babak kedua  pertandingan kualifikasi Piala Davis zona Asia/Ocenia Grup II melawan Pakistan di Lapangan Tenis Senayan, Jakarta, Kamis (16/7). Dengan kekalahan dari Pakistan, Indonesia tidak beranjak dari Grup II Piala Davis Zona Asia-Ocenia untuk tahun depan. Sedangkan Pakistan akan menunggu pemenang antara Filipina melawan Taiwan guna memperebutkan satu slot promosi ke Grup 1.
    Berikut hasil lengkap pertandingan antara Indonesia melawan Pakistan : Pertandingan Selasa (14/7)
Aditya Hari Sasongko - Aqeel Khan 6-2, 3-6, 5-7, 0-6
David Agung Susanto - Samir Iftikhar 6-3, 7-6(3), 4-6, 5-7, 0-6
Pertandingan Rabu (15/7)
Sunu Wahyu Trijati/Christopher Rungkat -  Mohammad Abid Ali Khan Akbar/Aqeel Khan 4-6, 7-5, 6-3, 3-6, 6-3
Pertandingan Kamis (16/7)
David Agung Susanto - Mohammad Abid Ali Khan Akbar 0-6, 6-7(2), 6-0, 2-6.

            Kekalahan tersebut membuat Pengurus Pusat Pelti di bawah pimpinan Ketua Umum Maman Wiryawan kembali menghadirkan pil pahit bagi pecinta tenis Indonesia. Sebelumnya, tim tenis Indonesia gagal total pada SEA Games XXVIII/2015 di Singapura. Tidak mampu membawa pulang sekeping pun medali emas. Catatam buruk dalam pertenisan Indonesia di bawah kepengurusan Maman yang ketika diangkat sesumbar akan mengangkat prestasi tenis Indonesia ke tingkat dunia.
            Dengan dpermalukan oleh Pakistan di kandang sendiri maka sesumbar Maman bersama jajaran kepengurusannya yang tidak pernah menyesal atas kemunduran prestasi tenis nasional berubah menjadi bahan olok-olok. Mau di bawa kemana tenis Indonesia. Ternyata lebih enak di zaman Ketua Umum Martina Widjaja toh?
            Kepedihan demi kepedihan yang dihadirkan kepengurusan saat ini seharusnya sudah dijadikan momentum untuk melakukan pembenahan dari titik nol. Bukan hanya memperbaiki sistem dan kerja kepengurusan namun Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Pelti untuk mengganti kepengurusan. Suara Munaslub ini sudah lama terdengar lamat-lamat dan sudah ada calon Ketua Umum dari pengusaha yang benar-benar cinta tenis. Jadi seluruh pengurus provinsi (Pengprov) Pelti di Tanah Air tidak perlu lagi malu-malu untuk menggalang kekuatan mengadakan Munaslub.
            Tenis Indonesia harus segera diselamatkan. Bukan saja dari kemunduran prestasi namun juga kemunduran dalam keinerja kepengurusan. Bayangkan, kegiatan tenis Indonesia semakin menurun dan semakin jauh dari masyarakat. Turnamen semakin menurun dan bila ada maka asal digelar saja. Pengurus gontok-gontokan di dalam memperebutkan tempat empuk namun tidak mampu bekerja profesional setelah duduk.
            PP Pelti tidak lagi mampu menghadirkan kebanggaan.  Dalam menutupi ketidak mampuan itu berbagai alasan dilontarkan. Pemain kurang jam terbanglah, panitia pertandingan tidak siap lah. Padahal itu merupakan tugas dari PP Pelti sendiri. Jadi terbukti PP Pelti memang tidak mampu.
            Melihat kondisi itu maka basa-basi tidak perlu lagi. Tulisan atau ucapan asal bapak senang (ABS) harus diberantas. Tidak mampu katakan tidak mampu. Bermanis-manis karena menjadi pengurus dan dekat dengan pengurus sudah tidak waktunya lagi. Ini akan menambah penderitaan saja. Jurang kehancuran akan terjadi bila ini didiamkan.
            Munaslub amat mendesak karena tenis Indonesia membutuhkan perbaikan yang radikal. Bukan saja karena sudah terpuruk namun juga mengingat tugas penting ke depan. Apalagi kalau bukan menyiapkan tim untuk Asian Games XVIII tahun 2018 yang akan dilaksanakan di Indonesia. Bila PP Pelti tetap seperti sekarang maka hasilnya sudah bisa ditebak. Hancur. Jadi segeralah Munaslub!!!!
* Penulis adalah wartawan HU Suara Karya dan Ketua Harian Siwo PWI Pusat. E-mail: aagwaa@yahoo.com
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi