Sumber Asli -- C0I - Pelatih Tami Grende, Olivier Nicolas Grende, mengatakan Tami mempunyai potensi besar untuk mengembangkan prestasi di kancah internasional. Olivier yang juga ayah kandung Tami menuturkan anaknya mempunyai kualitas permainan yang masih bisa dikembangkan dan bisa bersaing dengan pemain internasional.
"Karakter dia kuat. Dia suka sekali berkompetisi," kata Olivier saat dihubungi, Selasa, 8 Juli 2014. Olivier pun mengaku bangga dengan prestasi Tami yang bisa menjuarai nomor ganda yunior Wimbledon 2014 bersama petenis Cina, Qiu Yu Ye, Ahad, 6 Juli 2014. Menurut dia, salah satu kunci kemenangan Tami karena bermain lepas dan tampil percaya diri, terutama setelah lolos babak kualifikasi.
Sebelum bermain di Wimbledon, dia melanjutkan, Tami sudah mengikuti turnamen di beberapa negara Eropa, misalnya Italia, Belgia, Prancis, dan Jerman. Meski prestasi tertingginya lolos ke babak tiga di Belgia, pengalaman bermain tersebut menjadi bekal ketika bermain di Wimbledon kemarin. "Dia menikmati sekali turnamennya," ujar Oliver. (Baca: Tami Grende, Petenis Indonesia Juara di Wimbledon)
Meski sudah mencicipi juara Wimbledon, Olivier belum memutuskan karier Tami ke depannya. Pasalnya, untuk menjadi pemain tenis yang profesional dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan proses panjang. "Setidaknya perlu dana sebesar US$ 100 ribu atau Rp 1,1 miliar per tahun untuk mengikuti sejumlah turnamen," katanya.
Dana memang menjadi persoalan yang tidak bisa diremehkan. Menurut Olivier, tidak mudah untuk berprestasi pada tenis karena olahraga ini membutuhkan biaya yang besar. Kendati demikian, Olivier mencoba terus memfasilitasi Tami. "Dia ingin serius mendalami tenis," katanya.
Perkenalan Tami dengan tenis, kata Olivier, bermula dari mengisi waktu luang. Tami yang memiliki ibu dari Bali menetap di Denpasar sejak 1995. Olivier meminta Tami agar mengisi waktu luangnya dengan beraktivitas di luar. Karena tidak banyak pilihan aktivitas, Tami pun memilih berlatih tenis. Kebiasaan ini ternyata berlanjut dan kian hari Tami semakin tertarik dengan tenis. (Baca: Pelti Apresiasi Prestasi Tami Grende di Wimbledon)
Olivier mengatakan Tami memang mempunyai bakat yang bagus. Ia pun berharap prestasi di Wimbledon bisa menjadi motivasi. "Tahun ini dia mau menikmati dulu setiap turnamen yang diikuti," ucapnya.
Sebelumnya petenis asal Indonesia, Tami Grende, sukses merebut gelar juara Wimbledon bersama petenis Cina, Qiu Yu Ye, pada Ahad lalu. Keduanya memenangi nomor ganda putri yunior setelah mengalahkan ganda Republik Cek, Marie Bouzkova/Dalma Galfi, 6-2, 7-6 (5).
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
"Karakter dia kuat. Dia suka sekali berkompetisi," kata Olivier saat dihubungi, Selasa, 8 Juli 2014. Olivier pun mengaku bangga dengan prestasi Tami yang bisa menjuarai nomor ganda yunior Wimbledon 2014 bersama petenis Cina, Qiu Yu Ye, Ahad, 6 Juli 2014. Menurut dia, salah satu kunci kemenangan Tami karena bermain lepas dan tampil percaya diri, terutama setelah lolos babak kualifikasi.
Sebelum bermain di Wimbledon, dia melanjutkan, Tami sudah mengikuti turnamen di beberapa negara Eropa, misalnya Italia, Belgia, Prancis, dan Jerman. Meski prestasi tertingginya lolos ke babak tiga di Belgia, pengalaman bermain tersebut menjadi bekal ketika bermain di Wimbledon kemarin. "Dia menikmati sekali turnamennya," ujar Oliver. (Baca: Tami Grende, Petenis Indonesia Juara di Wimbledon)
Meski sudah mencicipi juara Wimbledon, Olivier belum memutuskan karier Tami ke depannya. Pasalnya, untuk menjadi pemain tenis yang profesional dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan proses panjang. "Setidaknya perlu dana sebesar US$ 100 ribu atau Rp 1,1 miliar per tahun untuk mengikuti sejumlah turnamen," katanya.
Dana memang menjadi persoalan yang tidak bisa diremehkan. Menurut Olivier, tidak mudah untuk berprestasi pada tenis karena olahraga ini membutuhkan biaya yang besar. Kendati demikian, Olivier mencoba terus memfasilitasi Tami. "Dia ingin serius mendalami tenis," katanya.
Perkenalan Tami dengan tenis, kata Olivier, bermula dari mengisi waktu luang. Tami yang memiliki ibu dari Bali menetap di Denpasar sejak 1995. Olivier meminta Tami agar mengisi waktu luangnya dengan beraktivitas di luar. Karena tidak banyak pilihan aktivitas, Tami pun memilih berlatih tenis. Kebiasaan ini ternyata berlanjut dan kian hari Tami semakin tertarik dengan tenis. (Baca: Pelti Apresiasi Prestasi Tami Grende di Wimbledon)
Olivier mengatakan Tami memang mempunyai bakat yang bagus. Ia pun berharap prestasi di Wimbledon bisa menjadi motivasi. "Tahun ini dia mau menikmati dulu setiap turnamen yang diikuti," ucapnya.
Sebelumnya petenis asal Indonesia, Tami Grende, sukses merebut gelar juara Wimbledon bersama petenis Cina, Qiu Yu Ye, pada Ahad lalu. Keduanya memenangi nomor ganda putri yunior setelah mengalahkan ganda Republik Cek, Marie Bouzkova/Dalma Galfi, 6-2, 7-6 (5).
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar