Sumber Asli -- C0I - Pesepak bola Rusia, Sergey Litvinov, 27 tahun, Rabu, 2 Juli 2014, dideportasi dari Indonesia, melalui Bandara Adi Sumarmo. Kepala Kantor Imigrasi Surakarta Djarot Sutrisno mengatakan Sergey akan diterbangkan ke Jakarta dan berlanjut ke Rusia.
“Tidak mampir Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Transit di Bandara Soekarno-Hatta, lalu ke Seoul dan berlanjut ke Vladivostok, Rusia,” kata dia di sela proses deportasi, kemarin.
Sergey sempat menarik perhatian masyarakat. Yaitu, saat gajinya semasa bermain di PSLS Lhokseumawe, Maret hingga Desember 2013, sebesar Rp 124 juta, belum dibayar. Sergey yang pernah bermain di Solo FC lantas pergi ke Solo karena punya banyak kenalan. Kesehariannya, membantu temannya berjualan jus dan membuat kanopi.
Djarot mengaku mengetahui ihwal Sergey, setelah melihat pemberitaan tentang nasib Sergey. Pihaknya lantas mengecek data imigrasi. “Ternyata, yang bersangkutan melanggar aturan keimigrasian,” katanya.
Yaitu menggunakan visa kunjungan saat datang ke Solo, padahal dia bekerja sebagai pesepak bola profesional. Izin tinggal Sergey juga sudah lewat setahun. Dia mengatakan tidak ada perlawanan saat menangkap Sergey.
Sergey membantah menggunakan visa kunjungan saat datang ke Indonesia. Dia berkukuh memakai visa kerja. Soal izin tinggalnya kedaluwarsa setahun, dia menolak berkomentar. “Saya harus ke luar Indonesia dulu. Mungkin nanti balik lagi ke Indonesia,” katanya.
Dia mengaku trauma dengan sepak bola Indonesia, terutama karena gajinya belum dibayar. Jika kembali ke Indonesia, dia akan mencoba peruntungan di bidang lain.
Meski demikian Sergey akan terus menagih gajinya yang belum dibayar PSLS Lhokseumawe. Dia akan meminta bantuan Federasi Sepak Bola Rusia dan FIFA untuk menagih gaji itu. “Karena Menpora dan PSSI tidak membantu,” katanya.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
“Tidak mampir Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Transit di Bandara Soekarno-Hatta, lalu ke Seoul dan berlanjut ke Vladivostok, Rusia,” kata dia di sela proses deportasi, kemarin.
Sergey sempat menarik perhatian masyarakat. Yaitu, saat gajinya semasa bermain di PSLS Lhokseumawe, Maret hingga Desember 2013, sebesar Rp 124 juta, belum dibayar. Sergey yang pernah bermain di Solo FC lantas pergi ke Solo karena punya banyak kenalan. Kesehariannya, membantu temannya berjualan jus dan membuat kanopi.
Djarot mengaku mengetahui ihwal Sergey, setelah melihat pemberitaan tentang nasib Sergey. Pihaknya lantas mengecek data imigrasi. “Ternyata, yang bersangkutan melanggar aturan keimigrasian,” katanya.
Yaitu menggunakan visa kunjungan saat datang ke Solo, padahal dia bekerja sebagai pesepak bola profesional. Izin tinggal Sergey juga sudah lewat setahun. Dia mengatakan tidak ada perlawanan saat menangkap Sergey.
Sergey membantah menggunakan visa kunjungan saat datang ke Indonesia. Dia berkukuh memakai visa kerja. Soal izin tinggalnya kedaluwarsa setahun, dia menolak berkomentar. “Saya harus ke luar Indonesia dulu. Mungkin nanti balik lagi ke Indonesia,” katanya.
Dia mengaku trauma dengan sepak bola Indonesia, terutama karena gajinya belum dibayar. Jika kembali ke Indonesia, dia akan mencoba peruntungan di bidang lain.
Meski demikian Sergey akan terus menagih gajinya yang belum dibayar PSLS Lhokseumawe. Dia akan meminta bantuan Federasi Sepak Bola Rusia dan FIFA untuk menagih gaji itu. “Karena Menpora dan PSSI tidak membantu,” katanya.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar