Sumber Asli -- C0I - Dewan Olimpiade Asia (OCA) telah memilih Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, setelah Vietnam mengundurkan diri sebagai tuan rumah karena tak sanggup membiayai acara tersebut.
Sementara, ajang Asian Games 2014 telah memakan biaya hampir 2 miliar dollar AS (setara lebih dari Rp 23 triliun). Kota Incheon pun sekarang sudah menjadi kota paling terjerat utang se-Korea Selatan (Korsel). Sampai hari pembukaan, penjualan tiket masih jauh dari target.
"Memang benar beban keuangan kami telah meningkat karena Asian Games," "Namun, saya percaya hal itu akan meningkatkan nilai jual kota kami dan menarik investor asing," ujar Wali Kota Yoo Jeong-Bok, sebagaimana dilansir kantor berita nasional Yonhap, Jumat (19/9/2014)
Ada banyak infrastruktur baru dalam penyiapan acara ini. Blok baru menara, jalur kereta bawah tanah, dan deretan fasilitas olahraga yang mengkilap.
"Acara olahraga besar tak menarik perhatian publik lagi," keluh Park Song-Moo, seorang pekerja di Incheon.
Bila Olimpiade Seoul 1988 mendapat pujian luas dan menjadi titik balik kemajuan (Korsel), situasi sekarang sudah berbalik.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah ekonomi. Kaum muda punya kepentingan baru saat waktu luang dan kegiatan pribadi, seperti internet, bukan olahraga," lanjut Park.
Selain itu, Park berpendapat, masyarakat Korsel sekarang sudah sangat terdigitalisasi, sebagai alasan lain dari sepinya pembeli tiket Asian Games.
"Orang dapat menonton Asian Games secara real time menggunakan smartphone, tak perlu ke stadion," papar Park.
Sementara itu, Park Sung-Ae (33), seorang ibu rumah tangga di Incheon, mengaku ingin membeli tiket untuk laga yang menampilkan bintang olahraga (Korsel). Namun, sudah tak ada tiket tersisa untuk pertandingan semacam itu.
"Minat masyarakat untuk Asian Games tidak begitu kuat, dan orang-orang tidak akan mau mengeluarkan uang untuk olahraga yang tak popular. Kami lebih peduli tentang anggaran kami," ujar Park.
Menurutnya, beberapa warga negara bahkan berpendapat, Korea Selatan seharusnya tak perlu lagi membuang uang untuk ajang internasional yang mahal dari uang pajak.
"Ini karena ujungnya akan ada kenaikan pajak lagi (untuk menambal kekurangan biaya)."
Namun, optimisme masih terdengar di tengah nada-nada suram soal ajang ini.
"Asian Games akan membantu negara dan kota untuk membangun citra kami. Saya juga percaya, ini akan membantu mengaktifkan perekonomian daerah kami," kata Lee Jung-Ae (33).
Belitan utang senilai 32 miliar dollar AS juga sudah membelenggu Guangzhou, Tiongkok, setelah kota itu menjadi tuan rumah acara serupa
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Sementara, ajang Asian Games 2014 telah memakan biaya hampir 2 miliar dollar AS (setara lebih dari Rp 23 triliun). Kota Incheon pun sekarang sudah menjadi kota paling terjerat utang se-Korea Selatan (Korsel). Sampai hari pembukaan, penjualan tiket masih jauh dari target.
"Memang benar beban keuangan kami telah meningkat karena Asian Games," "Namun, saya percaya hal itu akan meningkatkan nilai jual kota kami dan menarik investor asing," ujar Wali Kota Yoo Jeong-Bok, sebagaimana dilansir kantor berita nasional Yonhap, Jumat (19/9/2014)
Ada banyak infrastruktur baru dalam penyiapan acara ini. Blok baru menara, jalur kereta bawah tanah, dan deretan fasilitas olahraga yang mengkilap.
"Acara olahraga besar tak menarik perhatian publik lagi," keluh Park Song-Moo, seorang pekerja di Incheon.
Bila Olimpiade Seoul 1988 mendapat pujian luas dan menjadi titik balik kemajuan (Korsel), situasi sekarang sudah berbalik.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah ekonomi. Kaum muda punya kepentingan baru saat waktu luang dan kegiatan pribadi, seperti internet, bukan olahraga," lanjut Park.
Selain itu, Park berpendapat, masyarakat Korsel sekarang sudah sangat terdigitalisasi, sebagai alasan lain dari sepinya pembeli tiket Asian Games.
"Orang dapat menonton Asian Games secara real time menggunakan smartphone, tak perlu ke stadion," papar Park.
Sementara itu, Park Sung-Ae (33), seorang ibu rumah tangga di Incheon, mengaku ingin membeli tiket untuk laga yang menampilkan bintang olahraga (Korsel). Namun, sudah tak ada tiket tersisa untuk pertandingan semacam itu.
"Minat masyarakat untuk Asian Games tidak begitu kuat, dan orang-orang tidak akan mau mengeluarkan uang untuk olahraga yang tak popular. Kami lebih peduli tentang anggaran kami," ujar Park.
Menurutnya, beberapa warga negara bahkan berpendapat, Korea Selatan seharusnya tak perlu lagi membuang uang untuk ajang internasional yang mahal dari uang pajak.
"Ini karena ujungnya akan ada kenaikan pajak lagi (untuk menambal kekurangan biaya)."
Namun, optimisme masih terdengar di tengah nada-nada suram soal ajang ini.
"Asian Games akan membantu negara dan kota untuk membangun citra kami. Saya juga percaya, ini akan membantu mengaktifkan perekonomian daerah kami," kata Lee Jung-Ae (33).
Belitan utang senilai 32 miliar dollar AS juga sudah membelenggu Guangzhou, Tiongkok, setelah kota itu menjadi tuan rumah acara serupa
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar