Sabtu, 20 September 2014

Belajar dari Asian Games 2014

Sumber Asli -- C0I - Asian Games XVII 2014, pesta olahraga terbesar se-Asia resmi dibuka di Incheon, Korea Selatan. Sebanyak 45 negara berpartisipasi mengikuti 38 cabang olahraga dengan 439 nomor yang dipertandingkan. Tak kurang dari 13 ribu atlet akan berebut 439 medali untuk mengharumkan nama negaranya.





Kontingen Indonesia datang ke Incheon dengan jumlah atlet cukup besar, 186 orang. Terdiri dari 115 atlet putra dan 71 atlet putri.



Jumlah itu masih ditambah lagi dengan 78 orang pelatih dan manajer. Para atlet Indonesia akan bertanding dalam 23 cabang olahraga. Kementerian Pemuda dan Olahraga mencanangkan tim Merah Putih meraih posisi 10 besar dari daftar perolehan medali.



Target ini lebih tinggi dibandingkan prestasi di Asian Games sebelumnya. Pada Asian Games XVI di Guangzhou, Cina, Indonesia hanya berada di peringkat ke-15 dengan mengumpulkan empat emas, sembilan perak, dan 14 perunggu.



Kali ini, paling tidak tim Merah Putih harus mampu meraih sembilan medali emas untuk bisa mencapai target 10 besar. Diharapkan medali akan diraih oleh atlet-atlet dari cabang bulu tangkis, angkat besi, soft tennis, wushu, bowling, rowing, balap sepeda, dan voli pantai. Melihat prestasi Asian Games sebelumnya dan prestasi atlet saat ini, cabang-cabang itulah yang paling memungkinkan menyumbang medali. Bulu tangkis misalnya, prestasi Indonesia di ajang multieventtingkat Asia relatif stabil, selalu jadi tumpuan lumbung medali. Kendati demikian tentu tak tertutup kemungkinan juga ada kejutan dari cabang olahraga yang lainnya. Semua ke mungkinan bisa terjadi.



Kita memberi dukungan penuh kepada para atlet yang berlaga di Asian Games kali ini. Kita yakin para atlet Indonesia akan mempersembahkan yang terbaik bagi negaranya. Kita sangat percaya putra-putri terbaik Indonesia akan berjuang sekuat tenaga agar Merah Putih berkibar lebih tinggi dibandingkan bendera negara lainnya di Korea Selatan.



Namun, perlu diingat pula bahwa dalam setiap pertandingan olahraga, persoalan kalah dan menang adalah hal yang lumrah.



Yang terpenting kemenangan itu diraih dengan cara-cara sportif dan kesatria. Jangan sampai kemenangan dicapai dengan menghalalkan segala cara. Jika pun kalah, bukan berarti akhir dari segalanya. Justru, itu bisa menjadi pelajaran dan pengalaman berharga demi prestasi lebih baik pada masa selanjutnya. Apalagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018 mendatang. Dengan bekal pengalaman pada Asian Games kali ini, Indonesia diharapkan akan lebih berprestasi saat menjadi tuan rumah nanti.



Tidak hanya meraih prestasi dengan mengumpulkan medali sebanyak-banyaknya, diharapkan juga tim Indonesia belajar banyak tentang penyelenggaraan Asian Games di Incheon, Korea Selatan.



Masa persiapan Indonesia sebagai tuan rumah hanya empat tahun lagi. Indonesia bisa belajar banyak dari Korea Selatan bagaimana menyelenggarakan pesta olahraga multieventterbesar di Asia pada era modern ini. Kelebihan-kelebihan Korea Selatan sebagai tuan rumah bisa diterapkan di Indonesia nantinya. Sebaliknya, keku rangan dalam Asian Games di Incheon jangan sampai terjadi di Tanah Air.



Dengan bekal pengalaman bertanding kali ini dan belajar dari tuan rumah soal penyelengaraan, diharapkan dalam Asian Games 2018 nanti Indonesia akan mampu meraih dua prestasi sekaligus.



Pertama, prestasi sebagai tuan rumah penyelenggara Asian Games yang sukses. Kedua, prestasi perolehan medali yang lebih baik dibandingkan keikutsertaan Indonesia dalam Asian Games sebelumnya. Selamat bertanding dan belajar

- ***

========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========

-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi