Sumber Asli -- C0I - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus puas dengan raihan medali perak di Asian Games 2014. Ganda campuran Indonesia yang akrab disapa Owi/Butet itu pun merasa seharusnya bisa meraih hasil lebih baik. Semangat membumbung tinggi sudah terpatri di hati pasangan ganda campuran Tontowi/Liliyana, tapi apa boleh buat kenyataan di lapangan mereka gagal menaklukan pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Mereka kalah 16-21, 14-21 sekaligus mengubur mimpi menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan.
Usai pertandingan yang berlangsung di Gyeyang Gymnasium, Senin (29/9), kedua pemain Merah Putih mengakui mereka banyak melakukan kesalahan. “Kami sudah tampil baik di babak pertama hingga semifinal. Di babak pertama laga final pun kami sudah bermain bagus, namun sayang kami membuat kesalahan-kesalahan sendiri. Lawan yang sudah under-pressure menjadi percaya diri. Kami kecewa dengan hasil ini karena seharusnya kami bisa menang,” kata Liliyana seperti dilansir badmintonindonesia.org, Selasa (30/9/2014). Tontowi pun tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kami sama sekali tidak puas dengan penampilan hari ini. Menurut kami, seharusnya kami bisa tampil lebih baik dari ini,” timpal Tontowi. Di awal laga, sebenarnya Tontowi/Liliyana sudah menguasai pertandingan dengan unggul 12-7. Namun mereka bisa dikejar hingga unggul satu angka, 13-12. Di sinilah malapetaka datang saat pasangan Indonesia melakukan kesalahan dan memberikan keunggulan lawan hingga unggul 18-15. Keunggulan ini terus bisa dipertahankan pasangan China dan memenangkan game pertama. Kesalahan ternyata belum bisa diperbaiki di game kedua. Tontowi terlihat melakukan kesalahan dengan gagal mematikan bola tanggung pengembalian lawan serta membuang bola jauh ke luar lapangan pertandingan, skor pun terus bertambah buat Zhang/Zhao. Sempat menyamakan kedudukan 8-8, pasangan Indonesia kembali bermain di bawah tekanan dan kembali tertinggal 8-14. Tertinggal jauh 10-18 membuat Tontowi/Liliyana semakin sulit mengembangkan permainan dan akhirnya harus merelakan game kedua kembali direbut Zhang/Zhao. “Saat posisi 13-7 di game pertama, Tontowi gagal mematikan dua bola tanggung, dan habis itu gagal lagi karena raketnya putus. Tontowi menyesali ini, saya sudah ingatkan dia jangan ingat-ingat kesalahan tadi. Ternyata dia masih belum bisa melupakan game pertama dan dia kecewa, permainannya langsung berubah,” ungkap pelatih Richard Mainaky. “Ditambah lagi pada game kedua Tontowi/Liliyana dapat lapangan yang melawan arah angin, jadi makin susah. Kalau berhadapan dengan pasangan China ini, Tontowi/Liliyana seharusnya menekan terus dari awal, jangan kasih kesempatan sama sekali,” imbuh Richard. Dengan hasil ini, cabang bulutangkis berhasil meraih total empat medali. Dua medali emas dipersembahkan oleh Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), medali perak dari Tontowi/Liliyana (ganda campuran) serta medali perunggu dari Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran).
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Usai pertandingan yang berlangsung di Gyeyang Gymnasium, Senin (29/9), kedua pemain Merah Putih mengakui mereka banyak melakukan kesalahan. “Kami sudah tampil baik di babak pertama hingga semifinal. Di babak pertama laga final pun kami sudah bermain bagus, namun sayang kami membuat kesalahan-kesalahan sendiri. Lawan yang sudah under-pressure menjadi percaya diri. Kami kecewa dengan hasil ini karena seharusnya kami bisa menang,” kata Liliyana seperti dilansir badmintonindonesia.org, Selasa (30/9/2014). Tontowi pun tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kami sama sekali tidak puas dengan penampilan hari ini. Menurut kami, seharusnya kami bisa tampil lebih baik dari ini,” timpal Tontowi. Di awal laga, sebenarnya Tontowi/Liliyana sudah menguasai pertandingan dengan unggul 12-7. Namun mereka bisa dikejar hingga unggul satu angka, 13-12. Di sinilah malapetaka datang saat pasangan Indonesia melakukan kesalahan dan memberikan keunggulan lawan hingga unggul 18-15. Keunggulan ini terus bisa dipertahankan pasangan China dan memenangkan game pertama. Kesalahan ternyata belum bisa diperbaiki di game kedua. Tontowi terlihat melakukan kesalahan dengan gagal mematikan bola tanggung pengembalian lawan serta membuang bola jauh ke luar lapangan pertandingan, skor pun terus bertambah buat Zhang/Zhao. Sempat menyamakan kedudukan 8-8, pasangan Indonesia kembali bermain di bawah tekanan dan kembali tertinggal 8-14. Tertinggal jauh 10-18 membuat Tontowi/Liliyana semakin sulit mengembangkan permainan dan akhirnya harus merelakan game kedua kembali direbut Zhang/Zhao. “Saat posisi 13-7 di game pertama, Tontowi gagal mematikan dua bola tanggung, dan habis itu gagal lagi karena raketnya putus. Tontowi menyesali ini, saya sudah ingatkan dia jangan ingat-ingat kesalahan tadi. Ternyata dia masih belum bisa melupakan game pertama dan dia kecewa, permainannya langsung berubah,” ungkap pelatih Richard Mainaky. “Ditambah lagi pada game kedua Tontowi/Liliyana dapat lapangan yang melawan arah angin, jadi makin susah. Kalau berhadapan dengan pasangan China ini, Tontowi/Liliyana seharusnya menekan terus dari awal, jangan kasih kesempatan sama sekali,” imbuh Richard. Dengan hasil ini, cabang bulutangkis berhasil meraih total empat medali. Dua medali emas dipersembahkan oleh Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), medali perak dari Tontowi/Liliyana (ganda campuran) serta medali perunggu dari Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran).
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar