Sumber Asli -- C0I - Sejarah tidak selalu berpengaruh terhadap hasil pertandingan sepakbola. Duel antara Arema Cronus dan Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan, Malang, (6/2) malam, menjadi contohnya. Arema yang selalu kesulitan mengalahkan Persik di liga level tertinggi, kini sudah tak berlaku.
Pada pertandingan itu, Arema tampil perkasa dan menghujani gawang Persik Kediri dengan 5 gol tanpa balas. Skor 5-0 mewakili bagaimana perbedaan kualitas tim di lapangan. Sangat kelihatan tim mana yang bernafsu memenangkan pertarungan dan tim yang sekadar berada di lapangan.
Duel derby yang diharapkan bakal berlangsung sengit dan alot, ternyata berat sebelah. Persik sekadar setor nyawa ke Kanjuruhan dan malah beruntung tidak menelan lebih banyak gol lagi. Eks pemain Persik Christian Gonzales membuktikan sesumbarnya dengan mencetak dua gol, menit 56 dan 67.
Sedangkan gol Arema lainnya dikreasi Thierry Gathuessy (30'), Beto Goncalves (39') dan tendangan bebas Gustavo Lopez (49). Hingga hampir setengah jam, penonton menduga Persik bakal sulit dikalahkan karena pertahanan mereka masih terlampau sulit ditembus pemain tuan rumah.
Persik yang menurunkan formasi 4-5-1 cenderung bermain aman walau sempat mengejutkan lewat gol Jean Boumsong yang terlanjur offside di menit 6. Setengah jam kemudian Macan Putih terlihat seperti sulit dikalahkan karena bertahan cukup rapat, baik di tengah maupun pertahanan.
Tapi gol Thierry Gathuessy menit 30 tak hanya membuat Persik drop, tapi sekaligus remuk mental. Disusul gol kedua Arema lewat Beto Goncalves sembilan menit kemudian, performa Persik semakin menurun dan kehilangan arah permainan.
Babak kedua menjadi lebih buruk. Persik tak terlihat sebagai tim yang mengejar ketertinggaan, tapi sebagai tim yang tak ingin lebih banyak kebobolan. Itu justru merusak segalanya. Tendangan bebas Gustavo Lopez menembus gawang Usman Pribadi, yang ditambah gol ganda Christian 'El Loco' Gonzales.
Kemenangan 5-0 bukan hanya bukti kekalahan permainan di lapangan. Tapi lebih dari itu, skor tersebut mewakili bagaimana perbedaan kedua tim dalam persiapan pra musim maupun bursa transfer. Arema menunjukkan bahwa prestasi tak hanya butuh keberuntungan, tapi juga persiapan dan uang.
Pelatih Arema Suharno sumringah dengan pencapaian timnya malam itu. Sebab Singo Edan tak hanya menang besar, tapi juga mencatat clean sheet seperti yang diinginkannya. "Kemenangan yang sedikit di luar dugaan. Tim melakukan semuanya dengan baik, menyerang maupun bertahan," ujar Suharno seusai laga.
"Setelah unggul dua gol di babak pertama, kami mengantisipasi kemungkinan bangkitnya Persik di babak kedua. Karena itulah kami tak memberikan mereka kesempatan untuk berkembang dan semua sesuai apa yang saya rencanakan," tambah Suharno.
Arema benar-benar merajalela di kandang sendiri pada dua laga awal Indonesia Super League (ISL) 2014. Dari dua kemenangan atas Persijap Jepara dan Persik Kediri, Arema telah mengoleksi sembilan gol dan hanya kemasukan sekali. Arema pun kokok di puncak klasemen wilayah barat.
Sementara, Asisten Pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo mengakui timnya tidak memiliki daya menghadapi kekuatan Arema. Hasrat untuk menahan tuan rumah agar tak mencetak gol, akhirnya gagal total dan malah motivasi pemain runtuh setelah gol demi gol kengalit ke gawang Persik.
"Sudah jelas kami bermain sangat tidak bagus malam ini. Kalah dengan lima gol sudah menunjukkan bagaimana buruknya permainan di lapangan. Harus diakui kami kalah segalanya dan tidak memiliki mental cukup untuk memghadapi Arema," ucap Aris Budi Sulistyo.
========= Dukungan ANDA amat kami butuhkan agar lebih semangat dan berprestasi. Berapa pun dukungan Anda akan membuat kami lebih mengenal Anda dan kami pun tambah semangat untuk berkarya dan meningkatkan prestasi. Semua demi Anda. Terimakasih Dukungan bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Pada pertandingan itu, Arema tampil perkasa dan menghujani gawang Persik Kediri dengan 5 gol tanpa balas. Skor 5-0 mewakili bagaimana perbedaan kualitas tim di lapangan. Sangat kelihatan tim mana yang bernafsu memenangkan pertarungan dan tim yang sekadar berada di lapangan.
Duel derby yang diharapkan bakal berlangsung sengit dan alot, ternyata berat sebelah. Persik sekadar setor nyawa ke Kanjuruhan dan malah beruntung tidak menelan lebih banyak gol lagi. Eks pemain Persik Christian Gonzales membuktikan sesumbarnya dengan mencetak dua gol, menit 56 dan 67.
Sedangkan gol Arema lainnya dikreasi Thierry Gathuessy (30'), Beto Goncalves (39') dan tendangan bebas Gustavo Lopez (49). Hingga hampir setengah jam, penonton menduga Persik bakal sulit dikalahkan karena pertahanan mereka masih terlampau sulit ditembus pemain tuan rumah.
Persik yang menurunkan formasi 4-5-1 cenderung bermain aman walau sempat mengejutkan lewat gol Jean Boumsong yang terlanjur offside di menit 6. Setengah jam kemudian Macan Putih terlihat seperti sulit dikalahkan karena bertahan cukup rapat, baik di tengah maupun pertahanan.
Tapi gol Thierry Gathuessy menit 30 tak hanya membuat Persik drop, tapi sekaligus remuk mental. Disusul gol kedua Arema lewat Beto Goncalves sembilan menit kemudian, performa Persik semakin menurun dan kehilangan arah permainan.
Babak kedua menjadi lebih buruk. Persik tak terlihat sebagai tim yang mengejar ketertinggaan, tapi sebagai tim yang tak ingin lebih banyak kebobolan. Itu justru merusak segalanya. Tendangan bebas Gustavo Lopez menembus gawang Usman Pribadi, yang ditambah gol ganda Christian 'El Loco' Gonzales.
Kemenangan 5-0 bukan hanya bukti kekalahan permainan di lapangan. Tapi lebih dari itu, skor tersebut mewakili bagaimana perbedaan kedua tim dalam persiapan pra musim maupun bursa transfer. Arema menunjukkan bahwa prestasi tak hanya butuh keberuntungan, tapi juga persiapan dan uang.
Pelatih Arema Suharno sumringah dengan pencapaian timnya malam itu. Sebab Singo Edan tak hanya menang besar, tapi juga mencatat clean sheet seperti yang diinginkannya. "Kemenangan yang sedikit di luar dugaan. Tim melakukan semuanya dengan baik, menyerang maupun bertahan," ujar Suharno seusai laga.
"Setelah unggul dua gol di babak pertama, kami mengantisipasi kemungkinan bangkitnya Persik di babak kedua. Karena itulah kami tak memberikan mereka kesempatan untuk berkembang dan semua sesuai apa yang saya rencanakan," tambah Suharno.
Arema benar-benar merajalela di kandang sendiri pada dua laga awal Indonesia Super League (ISL) 2014. Dari dua kemenangan atas Persijap Jepara dan Persik Kediri, Arema telah mengoleksi sembilan gol dan hanya kemasukan sekali. Arema pun kokok di puncak klasemen wilayah barat.
Sementara, Asisten Pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo mengakui timnya tidak memiliki daya menghadapi kekuatan Arema. Hasrat untuk menahan tuan rumah agar tak mencetak gol, akhirnya gagal total dan malah motivasi pemain runtuh setelah gol demi gol kengalit ke gawang Persik.
"Sudah jelas kami bermain sangat tidak bagus malam ini. Kalah dengan lima gol sudah menunjukkan bagaimana buruknya permainan di lapangan. Harus diakui kami kalah segalanya dan tidak memiliki mental cukup untuk memghadapi Arema," ucap Aris Budi Sulistyo.
- ***
========= Dukungan ANDA amat kami butuhkan agar lebih semangat dan berprestasi. Berapa pun dukungan Anda akan membuat kami lebih mengenal Anda dan kami pun tambah semangat untuk berkarya dan meningkatkan prestasi. Semua demi Anda. Terimakasih Dukungan bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar