Jumat, 11 Maret 2016

(Sudah Tidak Patuhi Hukum), Menpora Sebut Ketum PSSI Makar

>
--> Sumber Asli -- C0I -PERNYATAAN Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang sempat mengutip ide pemakzulan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dinilai terlalu berlebihan.

Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyebut pernyataan pengusaha asal Surabaya itu telah berindikasi perbuatan makar.

"Itu sudah makar itu," singkat Imam yang terburu-buru meninggalkan kantornya, Kamis (10/3).

Sebelumnya La Nyalla membenarkan akan menuntut ganti rugi kepada pemerintah dengan nilai besar, Rp5 triliun-Rp10 triliun, jika Kemenpora tidak segera mencabut SK pembekuan PSSI.

Ia pun menilai Presiden Jokowi bisa dimakzulkan jika berkeras tidak mengakhiri konflik di antara kedua pihak meski kasasi Mahkamah Agung (MA) telah menolak gugatan dari Kemenpora.

"Iyes (akan menuntutnya)," kata La Nyalla saat dihubungi melalui pesan singkat, kemarin. Saat ini La Nyalla tengah melakukan ibadah umrah di Mekah. Ia pun berjanji, Senin (14/3), akan mengirim surat ke Presiden agar perintahkan Menpora cabut SK pembekuan PSSI sesuai putusan MA.

Senin (7/3) lalu, MA melalui situs resminya mengeluarkan putusan resmi berupa penolakan kasasi yang diajukan Kemenpora terkait dengan kasus pembekuan PSSI.

Putusan penolakan kasasi itu pun memperkuat putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) dalam amar putusannya No 266/V/2015/PT.TUN/JKT tanggal 25 Oktober 2015 yang juga menguatkan keputusan PTUN No 91/G/2015/PTUN.JKT pada 14 Juli 2015 terkait gugatan PSSI mengenai SK Pembekuan Nomor 01307.

Sementara itu, CEO Surabaya United I Gede Widiade berharap semua pihak menahan diri untuk tidak memperparah perseteruan antara Kemenpora dan PSSI.

Menurutnya, saat ini yang terpenting bukan dalam penyelesaian hukumnya, melainkan kesadaran keduanya untuk melihat dampak yang ditinggalkan.

Ia pun berpesan sinergi pemerintah dan PSSI menggulirkan kompetisi sepak bola yang adil dan tertata seperti harapan masyarakat Indonesia.

Dualisme kompetisi
Di sisi lain, Tim Transisi berencana akan memperkenalkan kompetisi yang sesuai dengan tata kelola sepak bola nasional sesuai keinginan pemerintah saat pertemuan dengan klub-klub hari ini.

Kabar itu tentu menimbulkan kekhawatiran akan lahirnya kembali dualisme kompetisi di Indonesia antara Indonesia Super League dan Indonesian Primer League (IPL) pada 2011-2013 silam.

Kekhawatiran dualisme tersebut karena juga tengah disiapkan kompetisi Indonesia Super Champions (ISC), yang digagas PT Liga Indonesia.

Meskipun demikian, anggota Tim Transisi Cheppy T Wartono membantahnya.

"Tidak ada, kami punya minta satu dan kami yang resmi hari ini. Meskipun kami kalah di kasasi, kan rencana ada PK (peninjauan kembali) jadi artinya belum ada putusan in kracht van gewijsde belum final secara hukum. Kalau begitu kan kami masih berjalan," jelas Cheppy.

Rencana itu ditanggapi miring oleh I Gede Widiade.

Ia mengibaratkan hal tersebut dalam kehidupan berumah tangga dan memilih menunggu perkembangan selanjutnya.

"Punya dua bapak sangat tidak bagus karena membingungkan, punya dua ibu juga sama. Tunggu saja, wait and see saja."
PERNYATAAN Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang sempat mengutip ide pemakzulan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dinilai terlalu berlebihan.
Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyebut pernyataan pengusaha asal Surabaya itu telah berindikasi perbuatan makar.
"Itu sudah makar itu," singkat Imam yang terburu-buru meninggalkan kantornya, Kamis (10/3).
Sebelumnya La Nyalla membenarkan akan menuntut ganti rugi kepada pemerintah dengan nilai besar, Rp5 triliun-Rp10 triliun, jika Kemenpora tidak segera mencabut SK pembekuan PSSI.
Ia pun menilai Presiden Jokowi bisa dimakzulkan jika berkeras tidak mengakhiri konflik di antara kedua pihak meski kasasi Mahkamah Agung (MA) telah menolak gugatan dari Kemenpora.
"Iyes (akan menuntutnya)," kata La Nyalla saat dihubungi melalui pesan singkat, kemarin. Saat ini La Nyalla tengah melakukan ibadah umrah di Mekah. Ia pun berjanji, Senin (14/3), akan mengirim surat ke Presiden agar perintahkan Menpora cabut SK pembekuan PSSI sesuai putusan MA.
Senin (7/3) lalu, MA melalui situs resminya mengeluarkan putusan resmi berupa penolakan kasasi yang diajukan Kemenpora terkait dengan kasus pembekuan PSSI.
Putusan penolakan kasasi itu pun memperkuat putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) dalam amar putusannya No 266/V/2015/PT.TUN/JKT tanggal 25 Oktober 2015 yang juga menguatkan keputusan PTUN No 91/G/2015/PTUN.JKT pada 14 Juli 2015 terkait gugatan PSSI mengenai SK Pembekuan Nomor 01307.
Sementara itu, CEO Surabaya United I Gede Widiade berharap semua pihak menahan diri untuk tidak memperparah perseteruan antara Kemenpora dan PSSI.
Menurutnya, saat ini yang terpenting bukan dalam penyelesaian hukumnya, melainkan kesadaran keduanya untuk melihat dampak yang ditinggalkan.
Ia pun berpesan sinergi pemerintah dan PSSI menggulirkan kompetisi sepak bola yang adil dan tertata seperti harapan masyarakat Indonesia.
Dualisme kompetisi
Di sisi lain, Tim Transisi berencana akan memperkenalkan kompetisi yang sesuai dengan tata kelola sepak bola nasional sesuai keinginan pemerintah saat pertemuan dengan klub-klub hari ini.
Kabar itu tentu menimbulkan kekhawatiran akan lahirnya kembali dualisme kompetisi di Indonesia antara Indonesia Super League dan Indonesian Primer League (IPL) pada 2011-2013 silam.
Kekhawatiran dualisme tersebut karena juga tengah disiapkan kompetisi Indonesia Super Champions (ISC), yang digagas PT Liga Indonesia.
Meskipun demikian, anggota Tim Transisi Cheppy T Wartono membantahnya.
"Tidak ada, kami punya minta satu dan kami yang resmi hari ini. Meskipun kami kalah di kasasi, kan rencana ada PK (peninjauan kembali) jadi artinya belum ada putusan in kracht van gewijsde belum final secara hukum. Kalau begitu kan kami masih berjalan," jelas Cheppy.
Rencana itu ditanggapi miring oleh I Gede Widiade.
Ia mengibaratkan hal tersebut dalam kehidupan berumah tangga dan memilih menunggu perkembangan selanjutnya.
"Punya dua bapak sangat tidak bagus karena membingungkan, punya dua ibu juga sama. Tunggu saja, wait and see saja."
- See more at: http://ift.tt/1QNaIoL
***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi