Sumber Asli -- C0I - Legendaris bulu tangkis Susy Susanti kembali menggelar turnamen bulu tangkis Prima Astec Open 2013 dengan mempertandingkan 1300 atlet dari 15 provinsi Indonesia di GOR Bulu Tangkis Asia Afrika, Senayan, Jakarta 1-7 September 2013.
Kompetisi yang digelar untuk kesembilan kalinya itu mempertandingkan 1.146 pertandingkan dari lima kategori usia anak-anak, pemula, remaja, taruna, dan dewasa. Selain pemain dari Indonesia dan Pelatnas, pemain dari Vietnam dan Prancis juga turut bertarung untuk memperebutkan hadiah total Rp200 juta.
"Target Astec Open ini untuk pembinaan. Saya memang pemain tunggal tetapi turnamen ini tidak hanya untuk sektor tunggal saja, melainkan semua sektor. Dengan semakin banyak peserta, semakin menjaring dan lebih memantau bibit potensial," kata Susy yang juga pendiri Astec saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Susy bersama suaminya Alan Budikusuma merupakan pasangan Emas Olimpiade Barcelona 1992 yang legendaris. Mereka memprakarsai Astec Open sejak tahun 2005 untuk membantu PBSI membina dan menjaring bibit unggul yang nantinya bisa menjadi penerus.
Kejuaraan yang sudah masuk kalender turnamen PBSI ini diharapkan Susy akan masuk kalender Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Rencananya, Susy ingin merambah dari level Federasi Bulu Tangkis Asia terlebih dahulu.
"Harapan saya kualitas pertandingan akan terus meningkat. Ini sudah masuk kalender PBSI, semoga bisa masuk kalender BWF nantinya, " ujar Susy.
Alan menambahkan bahwa ia dan istrinya berencana menggelar pra turnamen di beberapa provinsi. Sehingga, pemenang dari turnamen tersebut bisa mengikuti turnamen puncak di Jakarta secara gratis guna meringankan beban dana peserta.
"Kami ingin membina bulu tangkis Indonesia secara berkesinambungan. Jangan sampai kejayaan bulu tangkis hilang. Semoga kejuaraan ini terus lebih baik dan bisa lebih mendunia. Kita mau mulai dari Asia Tenggara dulu," kata Alan.
Astec sendiri merupakan produk perangkat olahraga bulu tangkis yang diproduksi oleh Susy dan Alan.
Kompetisi yang digelar untuk kesembilan kalinya itu mempertandingkan 1.146 pertandingkan dari lima kategori usia anak-anak, pemula, remaja, taruna, dan dewasa. Selain pemain dari Indonesia dan Pelatnas, pemain dari Vietnam dan Prancis juga turut bertarung untuk memperebutkan hadiah total Rp200 juta.
"Target Astec Open ini untuk pembinaan. Saya memang pemain tunggal tetapi turnamen ini tidak hanya untuk sektor tunggal saja, melainkan semua sektor. Dengan semakin banyak peserta, semakin menjaring dan lebih memantau bibit potensial," kata Susy yang juga pendiri Astec saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Susy bersama suaminya Alan Budikusuma merupakan pasangan Emas Olimpiade Barcelona 1992 yang legendaris. Mereka memprakarsai Astec Open sejak tahun 2005 untuk membantu PBSI membina dan menjaring bibit unggul yang nantinya bisa menjadi penerus.
Kejuaraan yang sudah masuk kalender turnamen PBSI ini diharapkan Susy akan masuk kalender Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Rencananya, Susy ingin merambah dari level Federasi Bulu Tangkis Asia terlebih dahulu.
"Harapan saya kualitas pertandingan akan terus meningkat. Ini sudah masuk kalender PBSI, semoga bisa masuk kalender BWF nantinya, " ujar Susy.
Alan menambahkan bahwa ia dan istrinya berencana menggelar pra turnamen di beberapa provinsi. Sehingga, pemenang dari turnamen tersebut bisa mengikuti turnamen puncak di Jakarta secara gratis guna meringankan beban dana peserta.
"Kami ingin membina bulu tangkis Indonesia secara berkesinambungan. Jangan sampai kejayaan bulu tangkis hilang. Semoga kejuaraan ini terus lebih baik dan bisa lebih mendunia. Kita mau mulai dari Asia Tenggara dulu," kata Alan.
Astec sendiri merupakan produk perangkat olahraga bulu tangkis yang diproduksi oleh Susy dan Alan.
- ***
-->
0 komentar:
Posting Komentar