Sumber Asli -- C0I - Komisi Disiplin Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) menjatuhkan denda sebesar USD 12.000 atau Rp 134 juta kepada tim Persibo Bojonegoro.
Denda itu merupakan buntut dari sikap kubu Laskar Angling Dharma (julukan Persibo) yang beberapa kali tidak menghadiri konferensi pers pertandingan di Piala AFC. Mereka dinilai melanggar beberapa pasal dalam kode disiplin AFC, seperti Pasal 42 dan Pasal 54.
Menurut regulasi disiplin AFC, setiap tim yang berlaga di kompetisi resmi seperti Piala AFC, memang wajib menghadiri konferensi pers sebelum dan sesudah pertandingan. "Tapi pelatih kepala, Gusnul Yakin dan ofisial Persibo tidak menghadirinya," tulis AFC dalam laman resminya.
Dalam catatan AFC, konferensi pers yang tidak dihadiri kubu Persibo adalah sebelum dan sesudah pertandingan menghadapi klub Myanmar, Yangoon United pada 24 April, serta pertandingan menghadapi klub Maladewa, New Radiant pada 1 Mei. Bahkan untuk pertandingan menghadapi Yangoon, komisi juga turut mendenda manajer tim Nur Yahya, dan jurubicara Persibo Imam Nur Cahyo. Mereka didenda karena tidak menghadiri rapat manajerial sebelum pertandingan.
"Selain itu, mereka juga tidak membawa salah seorang pemain inti ketika konferensi pers sebelum pertandingan. Padahal hal itu diatur dalam kode disiplin Pasal 54 ayat d," terang AFC lagi.
Adapun Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) belum bisa memastikan siapa yang akan membayar sanksi denda tersebut, apakah akan dibayarkan oleh manajemen Persibo, atau justru dibayarkan PSSI. "Biasanya, jika tidak dibayarkan maka AFC akan memotong lewat subsidi yang diberikan Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) kepada Indonesia," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Pandjaitan.
"Tapi jika Persibo ingin punya kesempatan tampil di kompetisi AFC lagi di masa mendatang, mereka tentu harus membayarnya. Itu akan menjadi pertimbangan kami jika nanti suatu saat mereka kembali lolos ke kompetisi Asia."
Lebih lanjut, kata Hinca, sanksi denda bagi Persibo itu diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi klub Indonesia lain yang tampil di kompetisi Asia. "Jangan sepelekan kewajiban. Jika telah kalah, bukan berarti bisa langsung cabut begitu saja,' katanya.
Adapun manajemen Persibo belum bisa dikonfirmasi terkait sanksi tersebut. Manajer tim, Nur Yahya dan juru bicara Imam Nur Cahyo tidak merespon telepon dan pesan pendek yang dilayangkan.
Sanksi dari AFC itu sendiri sebenarnya bukan sanksi pertama yang diterima Persibo. Sebelumnya, Komdis PSSI telah menjatuhkan sanksi atas tindakan pura-pura cedera yang ditunjukkan para pemain Persibo di laga Piala AFC, ketika berhadapan dengan Sunray Cave JC Sunhei di Stadion Mongkok, Hong Kong pada 9 April lalu.
Pertandingan saat itu terhenti di menit ke-65, setelah Persibo hanya menyisakan enam pemain di lapangan. Lima pemain cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan, adapun mereka hanya membawa 12 pemain ke Hong Kong.
Dalam putusannya, Komdis PSSI melarang empat pemain Persibo: Wahyu Teguh, Tri Rahmad Priadi, Bayu Andra Cahyadi, dan Crah Eka Angger Iswanto, untuk aktif di sepak bola nasional selama dua tahun. Mereka dinilai terbukti berpura-pura cedera setelah mendapat instruksi dari ofisial tim. Adapun ofisial seperti pelatih, asisten pelatih, manajer dan juru bicara Persibo dilarang aktif di sepak bola seumur hidup.
Denda itu merupakan buntut dari sikap kubu Laskar Angling Dharma (julukan Persibo) yang beberapa kali tidak menghadiri konferensi pers pertandingan di Piala AFC. Mereka dinilai melanggar beberapa pasal dalam kode disiplin AFC, seperti Pasal 42 dan Pasal 54.
Menurut regulasi disiplin AFC, setiap tim yang berlaga di kompetisi resmi seperti Piala AFC, memang wajib menghadiri konferensi pers sebelum dan sesudah pertandingan. "Tapi pelatih kepala, Gusnul Yakin dan ofisial Persibo tidak menghadirinya," tulis AFC dalam laman resminya.
Dalam catatan AFC, konferensi pers yang tidak dihadiri kubu Persibo adalah sebelum dan sesudah pertandingan menghadapi klub Myanmar, Yangoon United pada 24 April, serta pertandingan menghadapi klub Maladewa, New Radiant pada 1 Mei. Bahkan untuk pertandingan menghadapi Yangoon, komisi juga turut mendenda manajer tim Nur Yahya, dan jurubicara Persibo Imam Nur Cahyo. Mereka didenda karena tidak menghadiri rapat manajerial sebelum pertandingan.
"Selain itu, mereka juga tidak membawa salah seorang pemain inti ketika konferensi pers sebelum pertandingan. Padahal hal itu diatur dalam kode disiplin Pasal 54 ayat d," terang AFC lagi.
Adapun Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) belum bisa memastikan siapa yang akan membayar sanksi denda tersebut, apakah akan dibayarkan oleh manajemen Persibo, atau justru dibayarkan PSSI. "Biasanya, jika tidak dibayarkan maka AFC akan memotong lewat subsidi yang diberikan Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) kepada Indonesia," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Pandjaitan.
"Tapi jika Persibo ingin punya kesempatan tampil di kompetisi AFC lagi di masa mendatang, mereka tentu harus membayarnya. Itu akan menjadi pertimbangan kami jika nanti suatu saat mereka kembali lolos ke kompetisi Asia."
Lebih lanjut, kata Hinca, sanksi denda bagi Persibo itu diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi klub Indonesia lain yang tampil di kompetisi Asia. "Jangan sepelekan kewajiban. Jika telah kalah, bukan berarti bisa langsung cabut begitu saja,' katanya.
Adapun manajemen Persibo belum bisa dikonfirmasi terkait sanksi tersebut. Manajer tim, Nur Yahya dan juru bicara Imam Nur Cahyo tidak merespon telepon dan pesan pendek yang dilayangkan.
Sanksi dari AFC itu sendiri sebenarnya bukan sanksi pertama yang diterima Persibo. Sebelumnya, Komdis PSSI telah menjatuhkan sanksi atas tindakan pura-pura cedera yang ditunjukkan para pemain Persibo di laga Piala AFC, ketika berhadapan dengan Sunray Cave JC Sunhei di Stadion Mongkok, Hong Kong pada 9 April lalu.
Pertandingan saat itu terhenti di menit ke-65, setelah Persibo hanya menyisakan enam pemain di lapangan. Lima pemain cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan, adapun mereka hanya membawa 12 pemain ke Hong Kong.
Dalam putusannya, Komdis PSSI melarang empat pemain Persibo: Wahyu Teguh, Tri Rahmad Priadi, Bayu Andra Cahyadi, dan Crah Eka Angger Iswanto, untuk aktif di sepak bola nasional selama dua tahun. Mereka dinilai terbukti berpura-pura cedera setelah mendapat instruksi dari ofisial tim. Adapun ofisial seperti pelatih, asisten pelatih, manajer dan juru bicara Persibo dilarang aktif di sepak bola seumur hidup.
- ***
-->
0 komentar:
Posting Komentar