Sumber Asli -- C0I - Sejumlah peralatan pertandingan Islamic Solidarity Games (ISG) III hingga kini belum tersedia meskipun pesta olahraga itu tinggal dua minggu lagi digelar di Palembang, Sumatera Selatan. Bahkan Panitia Pelaksana di Sumsel belum mendapat kucuran dana satu rupiah pun dari dana penyelenggaraan yang telah dijanikan pemerintah sebesar Rp 80 miliar.
Hal itu disampaikan secara terpisah oleh Ketua Panitia Pelaksana Daerah, Muddai Madang, dan Ketua Bidang Pertandingan ISG III, Joko Pramono, kepada Tempo, Jumat, 30 Agustus 2013. "Dana dari APBN satu rupiah pun belum turun, sementara biaya operasional hari per hari makin besar," kata Muddai.
Karena itulah, Muddai mengimbau Menpora Roy Suryo ikut membantu mengupayakan pencairan dana tersebut secepatnya. Muddai mengakui sejauh ini dia terpaksa mencari dana dari sumber lain untuk menalangi pembiayaan berbagai persiapan ISG III yang dijadwalkan dibuka resmi pada 22 September dan ditutup 1 Oktober mendatang.
Meskipun pesta olahraga negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) itu dijadwalkan berlangsung 22 September hingga 1 Oktober, namun pertandingan sejumlah cabang olahraga sudah bertanding mulai 15 September. Di antaranya sepak bola dan bola basket.
Ditambahkan oleh Muddai hampir seluruh kegiatatan dan rencana persiapan ISG III telah berjalan sesuai target. Ketika ditanya berapa dana yang telah dikeluarkan panitia dan dari mana sumbernya, Muddai mengatakan, "Pokoknya jangan ditanya sumber dananya, inilah resiko jadi tuan rumah dadakan."
Pada kesempatan terpisah Joko Pramono dengan terus terang menyatakan peralatan pertandingan yang diperlukan benar-benar belum tersedia. Joko mengaku tidak dapat mempercepat pengadaan berbagai peralatan pertandingan itu. Ia hanya berharap beberapa hari sebelum pertandingan dilaksanakan, perlengkapan itu sudah tersedia.
"Kami (hanya dapat berharap) peralatan bisa lebih awal diadakan," kata Joko dengan nada prihatin mendalam.
ISG III semula dijadwalkan berlangsung di Riau, pada Juni lalu. Namun rencana itu batal karena sejumlah kendala. Di antaranya tempat-tempat pertandingan yang dinilai tidak memenuhi syarat, semisal kolam renang yang hanya memiliki delapan lintasan dari yang semestinya sepuluh lintasan. Selain itu juga akibat penetapan Gubernur Riau sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Menpora kemudian merencanakan mengalihkan ISG III ke Jakarta, yang dinilai memiliki sarana yang lengkap. Namun rencana ini tidak disetujui Menko Kesra Agung Laksono yang menginginkan ISG III tetap digelar di Riau. Setelah melalui rapat yang melibatkan Menpora, Menko Kesra, dan semua pihak terkait, akhirnya Palembang dipilih sebagai tuan rumah penyelenggara.
Hingga kini sebanyak 38 dari 56 negara OKI telah menyatakan ambil bagian pada ISG III tersebut. Menurut Joko, panitia pelaksana menetapkan pendaftaran terakhir peserta ditutup Sabtu ini.
Di antara negara-negara peserta itu terdapat dua negara yang sedang diguncang krisis politik, Mesir dan Suriah. Menurut Joko, dua negara itu telah memastikan akan mengirimkan kontingen olahraga mereka.
Hal itu disampaikan secara terpisah oleh Ketua Panitia Pelaksana Daerah, Muddai Madang, dan Ketua Bidang Pertandingan ISG III, Joko Pramono, kepada Tempo, Jumat, 30 Agustus 2013. "Dana dari APBN satu rupiah pun belum turun, sementara biaya operasional hari per hari makin besar," kata Muddai.
Karena itulah, Muddai mengimbau Menpora Roy Suryo ikut membantu mengupayakan pencairan dana tersebut secepatnya. Muddai mengakui sejauh ini dia terpaksa mencari dana dari sumber lain untuk menalangi pembiayaan berbagai persiapan ISG III yang dijadwalkan dibuka resmi pada 22 September dan ditutup 1 Oktober mendatang.
Meskipun pesta olahraga negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) itu dijadwalkan berlangsung 22 September hingga 1 Oktober, namun pertandingan sejumlah cabang olahraga sudah bertanding mulai 15 September. Di antaranya sepak bola dan bola basket.
Ditambahkan oleh Muddai hampir seluruh kegiatatan dan rencana persiapan ISG III telah berjalan sesuai target. Ketika ditanya berapa dana yang telah dikeluarkan panitia dan dari mana sumbernya, Muddai mengatakan, "Pokoknya jangan ditanya sumber dananya, inilah resiko jadi tuan rumah dadakan."
Pada kesempatan terpisah Joko Pramono dengan terus terang menyatakan peralatan pertandingan yang diperlukan benar-benar belum tersedia. Joko mengaku tidak dapat mempercepat pengadaan berbagai peralatan pertandingan itu. Ia hanya berharap beberapa hari sebelum pertandingan dilaksanakan, perlengkapan itu sudah tersedia.
"Kami (hanya dapat berharap) peralatan bisa lebih awal diadakan," kata Joko dengan nada prihatin mendalam.
ISG III semula dijadwalkan berlangsung di Riau, pada Juni lalu. Namun rencana itu batal karena sejumlah kendala. Di antaranya tempat-tempat pertandingan yang dinilai tidak memenuhi syarat, semisal kolam renang yang hanya memiliki delapan lintasan dari yang semestinya sepuluh lintasan. Selain itu juga akibat penetapan Gubernur Riau sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Menpora kemudian merencanakan mengalihkan ISG III ke Jakarta, yang dinilai memiliki sarana yang lengkap. Namun rencana ini tidak disetujui Menko Kesra Agung Laksono yang menginginkan ISG III tetap digelar di Riau. Setelah melalui rapat yang melibatkan Menpora, Menko Kesra, dan semua pihak terkait, akhirnya Palembang dipilih sebagai tuan rumah penyelenggara.
Hingga kini sebanyak 38 dari 56 negara OKI telah menyatakan ambil bagian pada ISG III tersebut. Menurut Joko, panitia pelaksana menetapkan pendaftaran terakhir peserta ditutup Sabtu ini.
Di antara negara-negara peserta itu terdapat dua negara yang sedang diguncang krisis politik, Mesir dan Suriah. Menurut Joko, dua negara itu telah memastikan akan mengirimkan kontingen olahraga mereka.
- ***
-->
0 komentar:
Posting Komentar