Jumat, 11 Maret 2016

Waspadai, Rombongan “Sirkus” Dari Kantor Menpora Ke Olimpiade Brasil (Wah Pemimpin dan Pemain "Sirkusnya" Pasti Selalu Mempermainkan Hukum)

>
--> Sumber Asli -- C0I - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berjanji akan lebih ketat dalam menetapkan kategori ofisial kontingen yang bisa ikut ke Olimpiade 2016 di Brasil. Yang tidak berkepentingan dilarang ikut.
Selama ini, di hampir setiap event besar seperti SEA Games atau Asian Games, seringkali “rombongan sirkus”  yang harusnya tidak berkepentingan, tahu-tahu ada di lapangan.  rombongan sirkus adalah sebutan untuk orang-orang yang tidak memiliki kepentingan di multievent
Selain tidak efektif, keberadaan mereka juga bisa memboroskan biaya. Terlebih anggaran untuk kontingen pun sering pas-pasan.
Ironisnya, yang masuk kategori rombongan sirkus tersebut selama ini justru berasal dari lembaga resmi seperti KONI Pusat, KOI atau bahkan Kantor Menpora. Selidik punya selidik, jumlah peserta yang tidak juntrungan itu yang paling besar berasal dari Kantor Menpora.
Harap dimaklumi, sejak dahulu untuk urusan seperti itu ada saja pos anggaran yang bisa didapat dari Kantor Menpora. Apalagi sekarang ini Kantor Menpora termasuk lembaga pemerintah yang anggarannya paling besar. Menpora Imam Nahrawi memiliki anggaran yang luar biasa besar.
Jelas, karena mereka mengendalikan anggaran untuk berbagai multievent regional  dan internasional selama beberapa tahun kedepan, dari mulai Olimpiade 2016 Brasil, SEA Games 2017 Malaysia, Asian Games 2018 Jakarta-Jabar-Palembang, dan SEA Games 2019.
Penyelenggaraan event-event itu juga dipadankan dengan kegiatan serupa khusus penyandang cacat, baik paragames atau paralimpiade.
Belum lagi berbagai kegiatan internasional yang akan diadakan di Jakarta pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Ihwal besarnya jumlah rombongan sirkus pada berbagai multi-event ini dipermasalahkan oleh media saat Komite Olimpiade Indonesia (KPI) meluncurkan program kampanye Olimpiade 2016.
Sekretaris Jenderal KOI, Doddy Iswandi, menjamin kejadian seperti sebelumnya tidak akan terjadi. Dia mengatakan akan mempertimbangkan dan memilih ofisial tambahan, hanya yang benar-benar yang dibutuhkan kontingen.
“Setiap multievent tiba kami pasti selalu berdebat dengan cabang olahraga, karena mereka punya manajer, masseur, psikolog, dan dokter sendiri. Maka itu, kami harus memilih dan mempertimbangkannya. Yang jelas selama itu penting untuk kontingen kami akan memperjuangkannya,” kata Doddy Iswandi, yang sebelumnya lama bertugas di KONI Pusat, lalu di Kantor Menpora, dan kini masuk dalam kepengurusan KOI 2015-2019.
Doddy memang tidak ingin kejadian-kejadian seperti multiajang sebelumnya terulang di Olimpiade tahun ini, yakni kontingen Indonesia diisi dengan rombongan sirkus tersebut. Maka itu, untuk Olimpiade kali ini KOI akan bersikap ketat. Sebab, hal ini juga berkaitan dengan tempat tinggal saat di Brasil nanti.
“Mungkin kalau Paralimpiade bisa menambah orang, karena mereka berkebutuhan khusus, jadi harus ada pendukung sendiri. Tapi ini ‘kan Olimpiade, tidak bisa sembarangan orang bisa ikut. Semua tergantung akreditasi dari jumlah atlet yang lolos. Ya, mudah-mudahan yang berangkat nanti bukan rombongan tidak jelas,” ujarnya.
Tak hanya soal akreditasi — jatah yang telah ditetapkan untuk ofisial adalah setengah dari jumlah atlet — ofisial ekstra juga berpengaruh pada tempat penginapan yang akan digunakan di Brasil.
“Penginapan atlet sudah disiapkan oleh Organizing Committee Olimpiade di Brasil. Yang sekarang kami pikirkan adalah penginapan untuk extra official resmi seperti masseur, dokter, psikolog, dll. Untuk itu kami harus menyewa rumah yang akan kami gunakan untuk berbagai kepentingan,” terang Doddy Iswandi.*
***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi