>
--> Sumber Asli -- C0I - Persoalan yang terjadi antara PSSI dan Pemerintah sangat berpengaruh kepada pembinaan sepak bola di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Pasalnya, hanya klub yang bisa membuat KLB diselenggarakan, bukan pemerintah.“Saya yakin, dengan KLB, permasalahan ini akan cepat selesai,” kata Chief Executive Officer (CEO) Kwarta FC, Arif Fadillah, menanggapi mulai mencuatnya wacana KLB di PSSI.
Disebutkan Arif, kalau La Nyalla Mattalitti mundur sebagai Ketua Umum PSSI, maka KLB PSSI merupakan langkah tepat untuk mempermudah penyelesaian permasalahan. “Salah atau tidak La Nyalla dalam perkara itu, kami belum tahu karena masih proses. Namun, mundur jadi langkah paling baik mengingat La Nyalla harus fokus menghadapi masalah hukum,” ungkapnya, menambahkan jika La Nyalla mundur, hal ini membuat peluang KLB semakin besar.
“KLB dianggap menjadi terobosan baru mencairkan perseteruan PSSI dan pemerintah. “Ini tinggal kembali kepada klub, adakah keinginan menyuarakan agar KLB digelar. Selain itu, tentu ada syarat-syarat harus dipenuhi agar KLB bisa digelar,” kata Arif Fadillah.
Sementara itu, Ketua PS Gumarang, Hengky Ahmad mengemukakan, La Nyalla harus mengikuti proses hukum. Karena itu, selayaknya La Nyalla mundur dari kursi ketua umum PSSI. “Semua kembali kenurani La Nyalla, apa mau bertahan atau tidak. Tapi saya rasa baiknya mundur,” ucapnya, seraya mengemukakan, kalau La Nyalla, mundur maka 108 klub pemilik hak suara di PSSI bisa mengusulkan digelarnya KLB lalu sanksi FIFA terhadap Indonesia bisa dicabut.
Sementara ditempat terpisah, beberapa klub Anggota PSSI di Sumatera Utara mendesak Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, supaya legowo mundur dari jabatannya. Permintaan ini disampaikan PSMS Medan, klub pemilik suara di PSSI.
Sekretaris Umum PSMS Medan Azzam Nasution menilai, ngototnya La Nyalla bertahan sedikit banyak akan menghambat pembinaan sepak bola di Indonesia. La Nyalla sebelumnya dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Negeri Jawa Timur terkait penggunaan dana hibah untuk pembelian saham perdana Bank Jatim.
“Kalau gara-gara awak (La Nyalla) pembinaan sepak bola terhambat, ya sudah kasihkan saja jabatan itu. Berpikir dengan legowo saja, mundur,” kata Azzam Nasution kepada koran sindo, Kamis (17/3/2016). Pasalnya, dalam statuta PSSI, pilihan untuk mundur dari posisi jabatan sebagai ketua umum PSSI memang tidak ada kaitannya dengan hukum publik. Namun sekarang ini desakan mundur disampaikan dari segi moralitas.
Kata Azzam, dari permasalahan La Nyalla, klub pemilik suara bisa mengagendakan kongres luar biasa (KLB) dengan agenda memilih ketua umum PSSI yang baru. Namun yang perlu digaris bawahi juga, jika mengganti ketua umum apa dasarnya?. Dan kesalahan apa yang dibuat La Nyalla dalam hal pengelolaan PSSI. Itu harus dipikirkan bersama,” pungkasnya dengan nada bertanya
***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 ========= -->
0 komentar:
Posting Komentar