Jumat, 15 Januari 2016

Kinerja Satlak Prima Terancam Stagnan

Sumber Asli -- C0I - Sehebat apapun kinerja Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), kalau anggarannya tetap di bawah kendali Kemenpora akan sulit untuk maju. Kecuali bila kucuran dana blok grand seperti saat Sutjipto memimpin Program Andalan dulu, hasilnya akan berbeda.


Demikian ditegaskan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Provinsi DKI Jakarta Khaeroni kepada Suara Karya di Jakarta, Jumat (15/1). Menurut dia, soal kinerja Sutjipto tak perlu diragukan lagi. Karena Ketua Umum PB PODSI ini sangat total dalam bekerja dan tidak pandang bulu memilih orang-orang yang tepat untuk membantunya.
“Dari segi totalitas bekerja, Sutjipto orang yang tepat untuk memegang jabatan Ketua Satlak Prima. Tapi sayangnya dia dibelenggu oleh dana yang harus menunggu kucuran dari Kemenpora. Lain halnya kalau dana dikucurkan blok grand, kita bisa berharap banyak kepada Satlak Prima,” kata Khaeroni yang juga mantan anggota Satlak Prima di era kepemimpinan Tono Suratman dan Surya Dharma ini.
Semula Khaeroni juga menaruh harapan besar kepada Satlak Prima di bawah kepemimpinan Sutjipto. Tapi setelah melihat sistem keuangan yang masih dipegang oleh Kemenpora, hasilnya tidak akan berbeda dari Satlak Prima sebelumnya.
Menurut Khaeroni, sudah seharusnya Satlak Prima diberikan kucuran dana blok grand, sehingga sang pemimpin dapat mengatur keuangan itu sendiri untuk menggerakkan organisasi yang dipimpinnnya. Dengan sistem yang berlaku sekarang ini, program kerja yang sudah dibuat seringkali terbentur masalah dana.
“Ini kan masalah klasik yang sudah berulangkali terjadi. Tapi apa boleh buat, Kemenpora maunya begitu. Kita ikuti saja, sampai dimana hasilnya nanti,” ucap Khaeroni sedikit pesimis.
Dia mengatakan, menghadapi perhelatan besar Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Asian Games 2018, Kemenpora lebih lentur dengan memberikan dana yang cukup untuk pembinaan atlet di Pelatnas. Bila Soetjipto dipercaya mengurus sendiri keuangan dengan program-program yang dia buat, hasilnya tidak akan mengecewakan.
“Buktinya pada Asian Games 2010, kalau Soetjipto tidak ngotot mengirim atletnya tidak akan ada tiga medali emas dari cabang dayung. Padahal saat itu Rita Subowo selaku Ketua KONI dan KOI menolak mengirim atlet dayung dengan alasan pasukannya terlalu banyak,” ucapnya.
Sementara itu Pengurus besar (PB) cabang olahraga siap mengaplikasikan program terobosan yang akan dilakukan oleh Satlak Prima. "Program High Performance Programe (HPP) yang ditawarkan bagus. Namun, semuanya harus bisa diaplikasikan. Tapi harus dibutuhkan ahli untuk melaksanakan," kata perwakilan PB PABBSI Alamsyah Yunus  Wijaya.
Namun Alamsyah mengaku jika program tersebut belum bisa dilakukan secepatnya karena pihaknya masih menjalani tahapan untuk menghadapi Olimpiade 2016 di Brazil yang saat ini sedang berjalan.
Dukungan juga disampaikan oleh perwakilan PB Pelti Roy Therik. Menurut Roy Therik, program yang dipaparkan termasuk dari konsultan asing cukup bagus. Hanya saja pihaknya belum bisa memutuskan untuk menjalankan program yang ditawarkan karena harus dibicarakan dengan jajaran pengurus lainnya.
“Sebetulnya Pelti sudah punya program, tapi dengan workshop ini kita disadarkan jika harus menghargai sebuah proses,” katanya.
Rencana menggunakan direktur HPP asing juga akan dilakukan PB ISSI. Ada empat orang yang akan menduduki posisi tersebut sesuai dengan nomor yang ada yaitu road, BMX, XC dan Down Hill. Hanya saja, yang menggunakan jasa orang asing khusus untuk nomor BMX.
“Untuk nomor lainnya tidak ada masalah. Kita punya banyak sumber daya. Yang terpenting saat ini bagaimana melaksanakan program yang telah ada dengan sungguh-sungguh,” kata pembina balap sepeda yang juga pengurus Satlak Prima Denny Gumulya.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi