Sumber Asli -- C0I -Imam Tohari, mantan pemain ganda campuran Indonesia sudah menunjukkan totalitasnya dalam melatih di negeri Sakura Jepang dengan prestasi yang cukup membanggakan. Ia berhasil menjadikan Kento Momota juara dunia junior dan kini menempati rangking dua dunia tunggal putra BWF.
Bergabung di perkumpulan Tomioka Jepang, Imam dipercaya melatih sektor tunggal putra dan ganda putra pada 2002. Saat itu Imam dipercaya untuk melatih 16 pemain dan salah satunya adalah Kento Momota. Pada 2013 Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI menariknya ke Indonesia untuk melatih tunggal putra dan diterimanya.
Bagaimana perjalanan karir pelatih Imam Tohari hingga akhirnya kembali ke Indonesia, kami merangkum pernyataannya dalam bentuk tanya jawab. Berikut petikannya :
Bagaimana ceritanya setelah sukses melatih di Jepang kembali ke Tanah Air?
Saya melatih Kento Momota sejak Kento berada di kelas 2 SMP dan target saya pada saat itu adalah menjadikan Kento sebagai juara Dunia Junior. Target tersebut akhirnya bisa tercapai. Pada tahun 2012 Kento tampil sebagai Juara Dunia Junior.
Kenapa kembali ke Indonesia?
Setelah itu di awal tahun 2013, Rexy Mainaky memberikan tawaran kepada saya untuk melatih sektor tunggal putra di Pelatnas Cipayung Jakarta. Pada saat itu saya merasa target saya di Jepang sudah tercapai dan melatih di Pelatnas adalah suatu kebanggaan dan keinginan saya sejak dulu.
Ternyata proses untuk pindah dan melatih di Indonesia tidaklah mudah karena perkumpulan Tomioka masih sangat menginginkan dia menjadi pelatih mereka. Namun keinginan kuat untuk melatih dan menyumbangkan prestasi yang terbaik melalui anak Indonesia akhirnya membuat perkumpulan Tomioka mengabulkan keinginan saya.
Bagaimana hasilnya setelah Anda menangani atlet tunggal putra Indonesia?
Pada April 2013 saya resmi bergabung menjadi asisten pelatih Joko Supriyanto dan melatih sektor tunggal putra di Pelatnas Cipayung. Saya dipercaya memegang 8 pemain yaitu Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu, Fikri Ihsandi Hadmadi, Setyaldi Putra Wibowo, Thomi Azizan Mahbub, dan Rivan Fauzin Ivanudin.
Saya melihat skill para pemain tunggal Indonesia lebih baik dibandingkan para pemain tunggal putra negara lainnya, namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Di antaranya kedisiplinan, mental yang tidak mau kalah dan menyerah serta fighting spirit mereka di lapangan. Pola pikir tersebut sangat diperlukan, apalagi dengan sistim rally point seperti sekarang ini. Saya berharap untuk sektor tunggal putra di tahun 2016 ini sudah bisa masuk dalam jajaran elit dunia dan nantinya mereka bisa menyumbangkan medali di Olimpiade 2020.
Kini Anda dilepas untuk melatih di Djarum Kudus. Kenapa sampai begitu?
Dengan adanya keputusan PP PBSI untuk melebur sektor tunggal putra di bawah komando Hendry Saputra, maka pada saat yang sama saya mendapat tawaran melatih sektor tunggal putra di PB Djarum Kudus.
Ini merupakan tantangan baru bagi saya untuk melatih sekaligus mempersiapkan para pemain untuk bisa masuk pelatnas. Persiapan yang akan saya lakukan adalah meliputi teknik dasar, fisik dan mental bermain yang benar, sehingga nantinya ketika mereka masuk ke pelatnas dan prestasi mereka tidak terhambat oleh faktor non teknis dan juga cedera. ***
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar