Sabtu, 29 Agustus 2015

Wawancara > Suwarno: Penyatuan KONI dan KOI Idealnya Akhir Tahun 2015


Sumber Asli -- C0I -Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa konflik Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang berkepanjangan menjadi salah satu penyebab menurunnya prestasi olahraga Indonesia. Padahal, kedua organisasi olahraga amatir  ini sudah jelas tugas dan tanggung jawabnya.

Terakhir, konflik semakin meruncing tatkala Ketua Umum KONI Pusat sekaligus Ketua Dewan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima), Tono Suratman tidak difasilitasi KOI untuk mendapatkan ID card pada SEA Games Singapura 2015. Padahal, Tono sangat bertanggung jawab dalam penyiapan atlet yang berada dalam Prima.


Permasalah semakin melebar tatkala atlet tenis meja nasional, Yon Dariyono yang sudah mendapat Surat Keputusan dari Satlak Prima terdegradasi dari daftar kontingen Merah Putih yang bertarung pada pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara tersebut. Memang dalam Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN) Nomor 3 Tahun 2005, KONI dan KOI sudah terpisah.

Namun, desakan untuk kembali menyatukan KONI dan KOI semakin kencang. Bagaimana pandangan Wakil Ketua Umum KONI Pusat yang juga Komandan Satlak Prima, Suwarno dengan adanya desakan itu. Berikut petikan wawancara wartawan Suara Karya, Azhari Nasution dengannya di sela-sela Rapat Koordinasi (RRakor) Pembinaan Olahraga Nasional Mendukung Program Indonesia Emas Menuju Asian Games 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Apa dampak dari pemisahan KONI dan KOI?

Sejak KONI dan KOI dipisah 2011 lalu, prestasi olahraga Indonesia terus terpuruk. Buktinya, setahun setelah ada pemisahan, Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas di Olimpiade London 2012. Setelah itu, Indonesia hanya menempati posisi keempat di SEA Games 2013 Myanmar dan melorot lagi jadi posisi kelima di SEA Games 2015 Singapura.

Bagaimana dengan desakan penyatuan?

Ya, KONI dan KOI memang perlu disatukan kembali seperti sebelumnya dimana KONI dan KOI dipimpin satu orang. Apalagi, penyatuan tersebut telah direkomendasikan peserta Rakor Pembinaan Olahraga Nasional Mendukung Program Indonesia Emas Menuju Asian Games 2018 di JCC Senayan, Jakarta, 26-27 Agustus 2015.

Jalan keluarnya?
  
Pihak Kemenpora mesti turun tangan menjembatani penyatuan KONI dan KOI. Soal desainnya seperti apa, kita akan mengikuti.

Kapan batas waktu penyatuan?

Idealnya, penyatuan dilakukan pada akhir tahun ini. Sebab, kedua lembaga pembina olahraga tersebut akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) dengan agenda pemilihan ketua umum. KONI Pusat pimpinan Tono Suratman dan KOI yang dikendalikan Rita Subowo sudah berjalan sejak 2011 lalu dan akan berakhir pada Oktober serta November.

Bukankah UU SKN Nomor 3 Tahun 2005 sudah memisahkan KONI dan KOI?

Memang, pemisahan KONI dan KOI telah diamanatkan UU SKN Nomor 3 Tahun 2005. Kalau menunggu adanya revisi Undang-undang, pasti akan lama. Perlu solusi untuk segera menyatukan, itu bisa lewat Munas.


- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi