Sumber Asli -- C0I -Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dianggap hanya menghambur-hamburkan uang saja lantaran menggelontorkan dana Rp. 2 M hanya untuk tim 9 yang tugasnya cuma mengawasi PSSI.
Mantan Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Rosihan Arsyad, mengatakan dana sebanyak itu lebih baik dimanfaatkan untuk infrastruktur.
"Kalau Hanya sekedar mengevaluasi cabang olahraga sepakbola (PSSI), mengapa Kemenpora mengabiskan dana anggaran sampai Rp. 2 M cuma untuk Tim 9 yang berisi para pengamat yang hasilnya cuma mengamat-amati,"kata Arsyad.
Menpora dianggap menghamburkan uang rakyat jika dana sebanyak itu cuma untuk urusan satu cabang dan hanya untuk tim 9, bukan pembinaan. Padahal banyak cabang lain teriak minta bantuan dana pembinaan yang sulit diberikan Kemenpora.
"Ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi anggaran, kalau hanya ingin masukan tentang apa dan bagaimana PSSI, ambil saja: 1. Blue Print PSSI. 2. Renstra PSSI. 3. Analisis kekuatan, peluang, dan tantangan PSSI 10 tahun yang akan datang. 4. Mengganti dan Merombak Pola Manajemen PSSI serta SDM," kata Arsyad.
Jadi Menpora tidak perlu berkoar-koar ada penemuan baru untuk memperbaiki olahraga sepakbola. PSSI punya regulasi sendiri yang tidak perlu dicampuri seolah-olah Menpora sudah bekerja mengurus olahraga," tutur Arsyad.
Ditambahkan Arsyad masih banyak cabor yg perlu penanganan dan bantuan menunjang prestasi nya yg medali nya lebih banyak daripada sepakbola di kancah multievent.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Mantan Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Rosihan Arsyad, mengatakan dana sebanyak itu lebih baik dimanfaatkan untuk infrastruktur.
"Kalau Hanya sekedar mengevaluasi cabang olahraga sepakbola (PSSI), mengapa Kemenpora mengabiskan dana anggaran sampai Rp. 2 M cuma untuk Tim 9 yang berisi para pengamat yang hasilnya cuma mengamat-amati,"kata Arsyad.
Menpora dianggap menghamburkan uang rakyat jika dana sebanyak itu cuma untuk urusan satu cabang dan hanya untuk tim 9, bukan pembinaan. Padahal banyak cabang lain teriak minta bantuan dana pembinaan yang sulit diberikan Kemenpora.
"Ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi anggaran, kalau hanya ingin masukan tentang apa dan bagaimana PSSI, ambil saja: 1. Blue Print PSSI. 2. Renstra PSSI. 3. Analisis kekuatan, peluang, dan tantangan PSSI 10 tahun yang akan datang. 4. Mengganti dan Merombak Pola Manajemen PSSI serta SDM," kata Arsyad.
Jadi Menpora tidak perlu berkoar-koar ada penemuan baru untuk memperbaiki olahraga sepakbola. PSSI punya regulasi sendiri yang tidak perlu dicampuri seolah-olah Menpora sudah bekerja mengurus olahraga," tutur Arsyad.
Ditambahkan Arsyad masih banyak cabor yg perlu penanganan dan bantuan menunjang prestasi nya yg medali nya lebih banyak daripada sepakbola di kancah multievent.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dianggap hanya menghambur-hamburkan uang saja lantaran menggelontorkan dana Rp. 2 M hanya untuk tim 9 yang tugasnya cuma mengawasi PSSI.
Mantan Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Rosihan Arsyad, mengatakan dana sebanyak itu lebih baik dimanfaatkan untuk infrastruktur.
"Kalau Hanya sekedar mengevaluasi cabang olahraga sepakbola (PSSI), mengapa Kemenpora mengabiskan dana anggaran sampai Rp. 2 M cuma untuk Tim 9 yang berisi para pengamat yang hasilnya cuma mengamat-amati,"kata Arsyad.
Menpora dianggap menghamburkan uang rakyat jika dana sebanyak itu cuma untuk urusan satu cabang dan hanya untuk tim 9, bukan pembinaan. Padahal banyak cabang lain teriak minta bantuan dana pembinaan yang sulit diberikan Kemenpora.
"Ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi anggaran, kalau hanya ingin masukan tentang apa dan bagaimana PSSI, ambil saja: 1. Blue Print PSSI. 2. Renstra PSSI. 3. Analisis kekuatan, peluang, dan tantangan PSSI 10 tahun yang akan datang. 4. Mengganti dan Merombak Pola Manajemen PSSI serta SDM," kata Arsyad.
Jadi Menpora tidak perlu berkoar-koar ada penemuan baru untuk memperbaiki olahraga sepakbola. PSSI punya regulasi sendiri yang tidak perlu dicampuri seolah-olah Menpora sudah bekerja mengurus olahraga," tutur Arsyad.
Ditambahkan Arsyad masih banyak cabor yg perlu penanganan dan bantuan menunjang prestasi nya yg medali nya lebih banyak daripada sepakbola di kancah multievent. - See more at: http://ift.tt/1DgmG1j
Mantan Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Rosihan Arsyad, mengatakan dana sebanyak itu lebih baik dimanfaatkan untuk infrastruktur.
"Kalau Hanya sekedar mengevaluasi cabang olahraga sepakbola (PSSI), mengapa Kemenpora mengabiskan dana anggaran sampai Rp. 2 M cuma untuk Tim 9 yang berisi para pengamat yang hasilnya cuma mengamat-amati,"kata Arsyad.
Menpora dianggap menghamburkan uang rakyat jika dana sebanyak itu cuma untuk urusan satu cabang dan hanya untuk tim 9, bukan pembinaan. Padahal banyak cabang lain teriak minta bantuan dana pembinaan yang sulit diberikan Kemenpora.
"Ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi anggaran, kalau hanya ingin masukan tentang apa dan bagaimana PSSI, ambil saja: 1. Blue Print PSSI. 2. Renstra PSSI. 3. Analisis kekuatan, peluang, dan tantangan PSSI 10 tahun yang akan datang. 4. Mengganti dan Merombak Pola Manajemen PSSI serta SDM," kata Arsyad.
Jadi Menpora tidak perlu berkoar-koar ada penemuan baru untuk memperbaiki olahraga sepakbola. PSSI punya regulasi sendiri yang tidak perlu dicampuri seolah-olah Menpora sudah bekerja mengurus olahraga," tutur Arsyad.
Ditambahkan Arsyad masih banyak cabor yg perlu penanganan dan bantuan menunjang prestasi nya yg medali nya lebih banyak daripada sepakbola di kancah multievent. - See more at: http://ift.tt/1DgmG1j
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dianggap hanya menghambur-hamburkan uang saja lantaran menggelontorkan dana Rp. 2 M hanya untuk tim 9 yang tugasnya cuma mengawasi PSSI.
Mantan Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Rosihan Arsyad, mengatakan dana sebanyak itu lebih baik dimanfaatkan untuk infrastruktur.
"Kalau Hanya sekedar mengevaluasi cabang olahraga sepakbola (PSSI), mengapa Kemenpora mengabiskan dana anggaran sampai Rp. 2 M cuma untuk Tim 9 yang berisi para pengamat yang hasilnya cuma mengamat-amati,"kata Arsyad.
Menpora dianggap menghamburkan uang rakyat jika dana sebanyak itu cuma untuk urusan satu cabang dan hanya untuk tim 9, bukan pembinaan. Padahal banyak cabang lain teriak minta bantuan dana pembinaan yang sulit diberikan Kemenpora.
"Ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi anggaran, kalau hanya ingin masukan tentang apa dan bagaimana PSSI, ambil saja: 1. Blue Print PSSI. 2. Renstra PSSI. 3. Analisis kekuatan, peluang, dan tantangan PSSI 10 tahun yang akan datang. 4. Mengganti dan Merombak Pola Manajemen PSSI serta SDM," kata Arsyad.
Jadi Menpora tidak perlu berkoar-koar ada penemuan baru untuk memperbaiki olahraga sepakbola. PSSI punya regulasi sendiri yang tidak perlu dicampuri seolah-olah Menpora sudah bekerja mengurus olahraga," tutur Arsyad.
Ditambahkan Arsyad masih banyak cabor yg perlu penanganan dan bantuan menunjang prestasi nya yg medali nya lebih banyak daripada sepakbola di kancah multievent. - See more at: http://ift.tt/1DgmG1j
Mantan Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Rosihan Arsyad, mengatakan dana sebanyak itu lebih baik dimanfaatkan untuk infrastruktur.
"Kalau Hanya sekedar mengevaluasi cabang olahraga sepakbola (PSSI), mengapa Kemenpora mengabiskan dana anggaran sampai Rp. 2 M cuma untuk Tim 9 yang berisi para pengamat yang hasilnya cuma mengamat-amati,"kata Arsyad.
Menpora dianggap menghamburkan uang rakyat jika dana sebanyak itu cuma untuk urusan satu cabang dan hanya untuk tim 9, bukan pembinaan. Padahal banyak cabang lain teriak minta bantuan dana pembinaan yang sulit diberikan Kemenpora.
"Ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi anggaran, kalau hanya ingin masukan tentang apa dan bagaimana PSSI, ambil saja: 1. Blue Print PSSI. 2. Renstra PSSI. 3. Analisis kekuatan, peluang, dan tantangan PSSI 10 tahun yang akan datang. 4. Mengganti dan Merombak Pola Manajemen PSSI serta SDM," kata Arsyad.
Jadi Menpora tidak perlu berkoar-koar ada penemuan baru untuk memperbaiki olahraga sepakbola. PSSI punya regulasi sendiri yang tidak perlu dicampuri seolah-olah Menpora sudah bekerja mengurus olahraga," tutur Arsyad.
Ditambahkan Arsyad masih banyak cabor yg perlu penanganan dan bantuan menunjang prestasi nya yg medali nya lebih banyak daripada sepakbola di kancah multievent. - See more at: http://ift.tt/1DgmG1j
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar