Sumber Asli -- C0I - Dua atlet panjat tebing Jawa Tengah (Jateng), Harini dan Temi Teli Lasa, dijadwalkan berangkat ke Singapura untuk mengikuti kejuaraan Boulder Active Asia pada 2 hingga 4 Agustus 2013.
Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Tengah, Iik Suryati Azizah, kepada wartawan di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa keduanya diharapkan bisa meraih medali emas di Singapura.
"Mereka akan mewakili Indonesia pada kejuaraan tersebut, dan kalau melihat kemampuan mereka, kami yakin mereka bisa memberikan hasil yang maksimal. Mudah-mudahan target tersebut bisa tercapai," katanya.
Pada 2008, Harini juga pernah tampil pada kejuaraan serupa di China tetapi yang bersangkutan hanya sampai ke babak semifinal, tetapi melihat perkembangan prestasi yang diraihnya akhir-akhir ini diharapkan bisa meraih sukses di Singapura.
"Saat ini mereka menjalani latihan secara intensif. Meskipun mereka menjalani ibadah puasa, tetapi latihan yang dijalani sesuai dengan kondisi mereka. Misalnya, pagi hari hanya untuk latihan conditioning agar tidak kehilangan cairan kemudian sore hari latihan cukup berat karena tenaga yang terkuras segera diganti saat berbuka," katanya.
Di sisi lain, dia mengatakan, Jateng bersaing dengan Sumatera Selatan untuk menjadi tuan rumah kejuaraan nasional panjat tebing senior, menyusul mundurnya Jambi sebagai penyelenggara yang dijadwalkan berlangsung November 2013.
Menurut dia, dari sisi fasilitas yang dimiliki, terutama venue, Jateng tidak kalah dengan Sumatera Selatan yang pada 2011 menggelar cabang panjat tebing untuk SEA Games.
"Secara venue dan sumber daya manusia, kami siap. Memang kabarnya Sumsel menjadi pilihan utama, tetapi kamu akan berjuang untuk menawarkan diri sebagai tuan rumah kejurnas tahun ini," katanya.
Hanya, ia mengemukakan bahwa keunggula Sumsel memang pada pengalaman menggelar SEA Games 2011, dan mereka juga pernah menjadi tuan rumah PON 2004.
"Tapi, menurut saya, pada SEA Games 2011, panitia pelaksana mayoritas berasal dari PB FPTI. Jadi, dari sisi SDM, Jateng lebih siap untuk menggelar kejurnas," katanya.
Ia menambahkan, keuntungan sebagai tuan rumah kejurnas, Jateng bisa menurunkan tim atletnya secara penuh sehingga mereka memiliki kesempatan tampil pada ajang nasional dalam rangka mengasah mental atlet.
"Jika kita mengirim atlet ke Palembang, misalnya, maka praktis dananya terbatas dan pengiriman atletnya juga terbatas. Lebih baik anggaran untuk memberangkatkan atlet dialihkan untuk penyelenggaraan," katanya.
Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Tengah, Iik Suryati Azizah, kepada wartawan di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa keduanya diharapkan bisa meraih medali emas di Singapura.
"Mereka akan mewakili Indonesia pada kejuaraan tersebut, dan kalau melihat kemampuan mereka, kami yakin mereka bisa memberikan hasil yang maksimal. Mudah-mudahan target tersebut bisa tercapai," katanya.
Pada 2008, Harini juga pernah tampil pada kejuaraan serupa di China tetapi yang bersangkutan hanya sampai ke babak semifinal, tetapi melihat perkembangan prestasi yang diraihnya akhir-akhir ini diharapkan bisa meraih sukses di Singapura.
"Saat ini mereka menjalani latihan secara intensif. Meskipun mereka menjalani ibadah puasa, tetapi latihan yang dijalani sesuai dengan kondisi mereka. Misalnya, pagi hari hanya untuk latihan conditioning agar tidak kehilangan cairan kemudian sore hari latihan cukup berat karena tenaga yang terkuras segera diganti saat berbuka," katanya.
Di sisi lain, dia mengatakan, Jateng bersaing dengan Sumatera Selatan untuk menjadi tuan rumah kejuaraan nasional panjat tebing senior, menyusul mundurnya Jambi sebagai penyelenggara yang dijadwalkan berlangsung November 2013.
Menurut dia, dari sisi fasilitas yang dimiliki, terutama venue, Jateng tidak kalah dengan Sumatera Selatan yang pada 2011 menggelar cabang panjat tebing untuk SEA Games.
"Secara venue dan sumber daya manusia, kami siap. Memang kabarnya Sumsel menjadi pilihan utama, tetapi kamu akan berjuang untuk menawarkan diri sebagai tuan rumah kejurnas tahun ini," katanya.
Hanya, ia mengemukakan bahwa keunggula Sumsel memang pada pengalaman menggelar SEA Games 2011, dan mereka juga pernah menjadi tuan rumah PON 2004.
"Tapi, menurut saya, pada SEA Games 2011, panitia pelaksana mayoritas berasal dari PB FPTI. Jadi, dari sisi SDM, Jateng lebih siap untuk menggelar kejurnas," katanya.
Ia menambahkan, keuntungan sebagai tuan rumah kejurnas, Jateng bisa menurunkan tim atletnya secara penuh sehingga mereka memiliki kesempatan tampil pada ajang nasional dalam rangka mengasah mental atlet.
"Jika kita mengirim atlet ke Palembang, misalnya, maka praktis dananya terbatas dan pengiriman atletnya juga terbatas. Lebih baik anggaran untuk memberangkatkan atlet dialihkan untuk penyelenggaraan," katanya.
- ***
0 komentar:
Posting Komentar