Jumat, 14 November 2014

Kemenpora Bantah Minimnya Dana untuk Timnas Angkat Besi

Sumber Asli -- C0I - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tengah terusik. Pemberitaan di sebuah surat kabar nasional seolah memojokkan, terkait minimnya dana untuk tim nasional yang berlaga di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Kazakhstan lalu.



Tim angkat besi yang juga digawangi Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni, pulang ke Jakarta dengan membawa dua medali perak dan dua perunggu pada Selasa, (11/11/2014) lalu.

Namun dalam sebuah kesempatan wawancara, Wakil Ketua Umum PABBSI, Djoko Pramono mengumbar komentar bahwa prestasi mereka diraih di tengah dukungan dana yang “seret” dari Kemenpora.

Bantahan resmi pun dilayangkan Kemenpora oleh Gatot S. Dewa Broto, selaku Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, lewat situs Kemenpora.go.id dalam sebuah rilis:

Pada tanggal 14 November 2014 di sebuah harian, khususnya pada halaman yang memang setiap hari khusus memberitakan bidang olahraga terdapat suatu berita yang berjudul ‘Angkat Besi, Penuh Berkat Di Tengah Dana Yang Seret’.

Beritanya sesungguhnya sangat konstruktif dan Kemenpora harus menyampaikan apresiasi telah memberitakan prestasi beberapa atlet tim nasional angkat besi Indonesia yang baru saja pulang dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun 2014 di Almaty, Kazakhstan.

Sebagaimana diberitakan, tim nasional kloter pertama tersebut membawa pulang 2 perak yang direbut Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg, 1 perunggu dari Sri Wahyuni di kelas 48 kg dan 1 perunggu di kelas 62 kg. Beberapa lifter putra juga memperlihatkan peningkatan angkatan dan performa.

Atas prestasi tersebut, sangat wajar jika Djoko Pramono selaku Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Bina Raga dan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI) yang langsung menyambut kedatangan tim nasional tersebut di Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 11 November 2014 merasa sangat gembira.

Bukan hanya pengurus PB PABBSI yang merasa gembira, karena Kemenpora pun juga merasa sangat gembira dan memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas prestasi yang telah diperoleh tim nasional angkat besi Indonesia.

Namun demikian, di tengah kegembiraan tersebut, Kemenpora sangat terusik oleh pernyataan Djoko Pramono yang mengatakan, bahwa Kemenpora yang berwenang mengelola olahraga justru tidak memberikan dukungan semestinya.

Dalam berita tersebut juga disebutkan, bahwa Kemenpora hanya menyediakan tiket untuk 13 orang, padahal tim terdiri atas 17 orang. Uang saku baru diberikan menjelang keberangkatan. Itupun setelah pengurus PB PABBSI berkali-kali mendatangi Kemenpora. Ironisnya, proposal program sudah disampaikan PB PABSSI sebulan seusai Olimpiade London 2012. PB PABBSI mencoba mengingatkan lagi awal 2014 menjelang Pelatnas Asian Games 2014, tetapi tidak ada respons. Nyaris tidak berangkat, pengurus berinisiatif supaya tim bisa mengikuti kualifikasi. Bersyukurlah mereka mendapat bantuan dari PT KAI. Pengurus pun menyisihkan uang untuk menambak kekurangan dana.

Fakta sesungguhnya tidak seperti itu, karena:

1. Memang benar PB PABBSI telah meminta bantuan untuk dapat memberangkatkan 11 atlet dan 6 official dengan total anggaran permintaan Rp 800 juta. Kemudian Kemenpora melakukan verifikasi sesuai ketentuan yang ada sebelum bantuan tersebut diberikan dengan tujuan untuk memastikan, bahwa atlet yang dibantu adalah yang memang benar-benar potensial berpeluang memperoleh medali supaya tidak asal kirim.

2. Pada akhirnya Kemenpora membantu hingga total Rp600 juta dengan catatan, bahwa dari 17 orang yang diajukan tersebut ternyata setelah diverifikasi menjadi 12 orang (bukan 13 orang seperti yang diberitakan) karena ada yang sakit dan bahkan ada yang tidak terdaftar di Surat Keputusan Satlak Prima. Pengurangan jumlah anggota tim nasional tersebut sudah atas kesepakatan Satlak Prima dan pihak manager (dalam hal ini dengan Alamsyah dan Soni Kasiran).

3. Tiket juga sepenuhnya sudah disiapkan dan uang saku pun sampai saat ini belum satu pun yang dibayarkan. Sehingga tidak benar jika untuk masalah tiket pun Kemenpora juga tidak membantu.

4. Anggaran untuk pengiriman tim nasional ke Kazakstan ini sudah sepenuhnya dialokasikan melalui anggaran try out Satak Prima dan sesuai ketentuan akan dibayarkan melalui mekanisme reimburse dan ini juga atas kesepakatan Satlak Prima dan Manager PABBSI (Alamsyah dan Sony Kasiran).

5. Proses verifikasi ini tidak hanya berlaku untuk tim nasional tersebut, tetapi juga untuk pengiriman atlet dan official pada event-event internasional lainnya, dengan tujuan yang sangat accountable, sehingga pada suatu saat berlangsung audit atau pemeriksaan keuangan dari BPK tidak ditemukan temuan bermasalah.

6. Juga disebutkan bahwa Kemenpora tidak responsif, padahal faktanya Kemenpora melalui Deputi 4 Bidang Prestasi Olahraga selalu intens berkomunikasi dengan Sekjen PB PABBSI Sony Kasiran dan juga Alamsyah selaku team manager untuk verifikasi data guna pemberian bantuan yang dimaksud,”.

- ***

========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========

-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi