Presiden INASGOC, Erick Thohir mengikuti OCA Executive Board Meeting ke 69 di Hotel Grand Sapporo, Jepang, Minggu (19/2/2017). |
Sumber Asli -- C0I - SAPPORO – Tanggapan dan penilaian memuaskan dengan catatan Dewan Olimpiade Asia (OCA) atas paparan Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) pada OCA Executive Board Meeting ke 69 di Hotel Grand Sapporo, Jepang, Minggu (19/2/2017), memberikan pekerjaan rumah berat bagi Indonesia. Coordination Committee Meeting ke-6 yang akan berlangsung di Palembang dan Jakarta, 5-6 Maret menjadi krusial bagi Indonesia. Apalagi OCA akan kembali menanyakan soal cashflow.
Meskipun memberikan penilaian positif tentang kesiapan Indonesia menyelenggarakan Asian Games XVIII Tahun 2018, OCA memberikan beberapa catatan tentang masalah yang harus disikapi secara serius oleh INASGOC. Mulai dari kemacetan lalu lintas, cashflow, kepastian jaminan dari pemerintah serta soal doping.
Dalam relase dari Media dan PR INASGOC yang diterima COIPers, Minggu malam pukul 20.25, Presiden INASGOC, Erick Thohir menyatakan, Coordination Committee Meeting (Coorcom) ke-6 yang akan berlangsung di Palembang dan Jakarta, 5-6 Maret akan krusial karena pihak OCA akan kembali menanyakan soal cashflow. Meskipun pihak OCA sudah bertemu langsung dengan perwakilan pemerintah yang terkait hal itu.
“Soal anggaran 4,1 Trilyun untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 merupakan angka yang masuk akal, sehingga tidak jauh dibandingkan penyelenggaraan ajang serupa lainnya,” ungkap Erick.
Erick menyatakan, hal lain yang ditambahkan Gatot Dewabroto berkaitan dengan pencabutan sanksi WADA (Badan Doping Dunia) atas Indonesia yang dinilai kurang kondusif dalam mendukung masalah anti doping. “Kami berterima kasih kepada OCA dan WADA karena dua hari lalu sanksi itu dicabut, sehingga sungguh tidak etis jika saat executive board ini berlangsung, kita sebagai tuan rumah Asian Games 2018 masih terkena sanksi . Oleh sebab itu, ke depan kami akan membenahi hal doping demi mempersiapkan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games,” jelasnya.
Selain Erick, Delegasi Indonesia yang hadir di Sapporo terdiri dari Wakil Presiden INASGOC, Gatot D Dewabroto, Deputi I INASGOC/Games Operations, Raja Parlindungan Pane, Deputi II INASGOC/Games Administration, Francis Wanandi, Plt Sekjen INASGOC, Harry Warganegara, Direktur Marketing INASGOC, Helen Sarita de Lima, dan Wakil Bendahara Umum KOI, Adinda Yunita.
Disebutkan, Ketua Coordination Committee OCA, Tsunekatzu Takeda, yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasi perkembangan kemajuan Indonesia menantikan pelaksanaan Coocom ke-6 sebagai momen evaluasi atas kemajuan yang sudah dilakukan. “Coordination Committee di Palembang akan menentukan dalam mengukur kemajuan yang sudah dilakukan, meskipun hingga saat ini, saya menilai apa yang dilakukan Indonesia sudah baik,” tanggap Takeda.
Menurut Erick, peserta executive board meeting terpuaskan dengan presentasi yang disampaikan Indonesia. Tak hanya soal progress fisik, tapi juga konsep look for the games yang melibatkan Kementerian BUMN dan marketing the games dengan memanfaatkan dukungan digitalisasi tehnologi.
“Hal ini baru pertama kali dilakukan di Asian Games, sehingga presentasi tadi memuaskan peserta executive board. Pihak OCA sendiri puas akan upaya pemerintah Indonesia yang mengupayakan akan persiapan Asian Games berjalan maksimal, sebab Takeda juga melaporkan bahwa dirinya sudah bertemu dengan wakil Menteri Keuangan kita, sehingga sudah tidak ada masalah, karena pemerintah sudah menggaransi soal pendanaan” jelas Erick yang juga menjabat Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI)
Perhatian Dewan Olimpiade Asia (OCA) atas kesiapan Indonesia dalam menggelar Asian Games 2018 sangat besar. Hal itu terlihat saat OCA Executive Board Meeting ke 69 yang berlangsung di Hotel Grand Sapporo, Jepang, Minggu (19/2). Kegiatan itu berlangsung jelang upacara pembukaan Asian Winter Games 2018 yang berlangsung di Sapporo Dome, di kota pegunungan bagian utara Jepang.
Dalam pertemuan yang dipimpin Presiden OCA, Sheikh Fahad Al-Ahmed Al Sabah, pihaknya mengapresiasi kemajuan signifikan yang dilakukan Indonesia sejak pertemuan Executive Board ke 68 di Da Nang, Vietnam, September 2016. Terlebih, OCA sudah membuka kantor perwakilan di Jakarta, sejak Desember lalu, sehingga memudahkan koordinasi dan asistensi untuk kesiapan Indonesia.
“Kami memantau persiapan dan kemajuan yang dilakukan Indonesia. Baik secara teknis, maupun non teknis, terutama sejak OCA membuka kantor perwakilan khusus OCA di Jakarta, Desember lalu. Saya mendengar hal-hal yang positif, Oleh karena ini, saya mengapresiasi pemerintah Indonesia, INASGOC, dan juga ketua coordination committee atas usaha untuk memperlancar Asian Games 2018,” ujar Sheikh Fahad Al Ahmed kepada delegasi Indonesia yang dipimpin Erick Thohir.
Dalam penilaian kesiapan Indonesia, tanggapan positif juga diberikan oleh Rita Soebowo, honorary member Dewan Olimpiade Asia yang juga kepala kantor perwakilan OCA di Jakarta. “Saya menilai INASGOC dan pemerintah Indonesia, serta pemerintah daerah di kedua kota penyelenggara, sangat serius akan tanggung jawab ini, Pertemuan antar kedua pihak digelar setiap pekan, dengan mengevaluasi kerja setiap kuartal untuk menilai kemajuan yang dicapai,” ucap Rita. (COI-1)***
0 komentar:
Posting Komentar