Sumber Asli -- C0I -Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat terancam dibekukan Kemtrian pemuda Dan Olahraga (Kemenpora). Organisasi pimpinan Tono Suratman ini diminta mencopot ring lima yang menempel pada logo KONI. Bahkan, Kemenpora memberi tenggat hingga 10 Desember 2015. Jika ring lima dibiarkan menempel di logo KONI, maka nasib mereka akan seperti PSSI, yakni dibekukan.
Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat peringatan kepada Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman pada 1 Desember lalu. Surat yang ditandatangani Sesmenpora atas nama Menpora tersebut ditembuskan kepada Wakil Presiden RI, Menko PMK, Mensesneg, Mendagri, Kapolri, Ketua Komisi X DPR RI dan Ketua KOI. Isi dari surat tersebut, KONI Pusat secara sah dan terbukti tidak menunjukkan itikad baik karena tetap menggunakan ring lima yang merupakan simbol Olimpiade. Padahal yang berhak menggunakan ring lima adalah anggota Komite Olimpiade Indonesia (IOC). Di Indonesia, anggota IOC adalah KOI, bukan KONI.
"Atas pertimbangan tersebut, pemerintah melalui Menpora memberikan surat peringatan kepada KONI agar beritikad baik dan mematuhi untuk tidak menggunakan simbol Olimpiade berupa ring lima selambat-lambatnya 10 hari sejak diterima surat peringatan ini," ungkap Gatot di Jakarta,
Kamis (3/12).
Dia mengatakan, pihaknya tak akan segan-segan membekukan KONI Pusat seandainya mengabaikan peringatan Kemenpora. "Apabila KONI tidak melaksanakan surat peringatan ini, pemerintah melalui Menpora akan mengambil tindakan tegas berupa pengenaan sanksi administratif lebih berat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," tegas Gatot.
Langkah Kemenpora tersebut didukung penuh para mantan atlet Olimpiade, seperti Kresna Bayu (judo), Juwana Wangsa Putri (taekwondo), Suryo Agung (atletik), Hadi Wihardja (angkat besi), Liane Manurung (panahan) dan Nurfitriyana (panahan). Mereka bakal menemui Tono Suratman agar bersedia melepas ring lima yang menempel pada logo KONI Pusat.
Menurut Kresna Bayu, jika Tono bersikukuh pada pendiriannya, maka nasib Indonesia bisa terancam dibekukan IOC karena terjadi rebutan ring lima antara KONI dengan KOI. Apalagi, IOC juga sudah meminta KONI Pusat untuk mencopot ring lima pada Januari 2015.
"Apabila ketua umum KONI Pusat terpilih (Tono Suratman) tidak tanggap untuk menyelesaikan masalah ring lima sesuai permintaan IOC, maka akan merugikan atlet karena jika dibekukan, para atlet tidak bisa mengikuti multievent internasional. Kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 juga terancam. Hal ini tentunya akan mempermalukan bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional," kata Kresna Bayu.
Sebagai mantan atlet Olimpiade, dia bersama rekan-rekannya meminta Tono Suratman bersikap legawa dan bijak untuk memajukan olahraga Indonesia. Kresna juga menyesalkan sikap
Tono pada Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) KONI Pusat di Jayapura, 28-29 November lalu. Kala itu, Sidang Komisi I bidang organisasi memutuskan penggunaan dan pemakaian ring lima pada lambang KONI tidak digunakan lagi dan selanjutnya dikembalikan ke IOC. Namun, dia menilai keputusan itu dipelintir oleh Tono Suratman karena masih mengakui keberadaan ring lima.
Sementara itu, pengurus KONI Pusat demisioner, Bambang Rus Effendi meminta semua pihak untuk duduk bersama membahas penyelesaian ring lima. Apalagi, saat ini KONI Pusat sudah
bersedia bersinergi dengan KOI setelah sebelumnya bertikai. "Semua duduk bareng lah. Kalau mau copot ring lima, tidak masalah. Yang penting bertemu dulu dengan semua pemangku
kepentingan," jelas dia.
--> Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat peringatan kepada Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman pada 1 Desember lalu. Surat yang ditandatangani Sesmenpora atas nama Menpora tersebut ditembuskan kepada Wakil Presiden RI, Menko PMK, Mensesneg, Mendagri, Kapolri, Ketua Komisi X DPR RI dan Ketua KOI. Isi dari surat tersebut, KONI Pusat secara sah dan terbukti tidak menunjukkan itikad baik karena tetap menggunakan ring lima yang merupakan simbol Olimpiade. Padahal yang berhak menggunakan ring lima adalah anggota Komite Olimpiade Indonesia (IOC). Di Indonesia, anggota IOC adalah KOI, bukan KONI.
"Atas pertimbangan tersebut, pemerintah melalui Menpora memberikan surat peringatan kepada KONI agar beritikad baik dan mematuhi untuk tidak menggunakan simbol Olimpiade berupa ring lima selambat-lambatnya 10 hari sejak diterima surat peringatan ini," ungkap Gatot di Jakarta,
Kamis (3/12).
Dia mengatakan, pihaknya tak akan segan-segan membekukan KONI Pusat seandainya mengabaikan peringatan Kemenpora. "Apabila KONI tidak melaksanakan surat peringatan ini, pemerintah melalui Menpora akan mengambil tindakan tegas berupa pengenaan sanksi administratif lebih berat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," tegas Gatot.
Langkah Kemenpora tersebut didukung penuh para mantan atlet Olimpiade, seperti Kresna Bayu (judo), Juwana Wangsa Putri (taekwondo), Suryo Agung (atletik), Hadi Wihardja (angkat besi), Liane Manurung (panahan) dan Nurfitriyana (panahan). Mereka bakal menemui Tono Suratman agar bersedia melepas ring lima yang menempel pada logo KONI Pusat.
Menurut Kresna Bayu, jika Tono bersikukuh pada pendiriannya, maka nasib Indonesia bisa terancam dibekukan IOC karena terjadi rebutan ring lima antara KONI dengan KOI. Apalagi, IOC juga sudah meminta KONI Pusat untuk mencopot ring lima pada Januari 2015.
"Apabila ketua umum KONI Pusat terpilih (Tono Suratman) tidak tanggap untuk menyelesaikan masalah ring lima sesuai permintaan IOC, maka akan merugikan atlet karena jika dibekukan, para atlet tidak bisa mengikuti multievent internasional. Kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 juga terancam. Hal ini tentunya akan mempermalukan bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional," kata Kresna Bayu.
Sebagai mantan atlet Olimpiade, dia bersama rekan-rekannya meminta Tono Suratman bersikap legawa dan bijak untuk memajukan olahraga Indonesia. Kresna juga menyesalkan sikap
Tono pada Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) KONI Pusat di Jayapura, 28-29 November lalu. Kala itu, Sidang Komisi I bidang organisasi memutuskan penggunaan dan pemakaian ring lima pada lambang KONI tidak digunakan lagi dan selanjutnya dikembalikan ke IOC. Namun, dia menilai keputusan itu dipelintir oleh Tono Suratman karena masih mengakui keberadaan ring lima.
Sementara itu, pengurus KONI Pusat demisioner, Bambang Rus Effendi meminta semua pihak untuk duduk bersama membahas penyelesaian ring lima. Apalagi, saat ini KONI Pusat sudah
bersedia bersinergi dengan KOI setelah sebelumnya bertikai. "Semua duduk bareng lah. Kalau mau copot ring lima, tidak masalah. Yang penting bertemu dulu dengan semua pemangku
kepentingan," jelas dia.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar