Sumber Asli -- C0I - Pergulatan antara optimisme dan pesimisme seperti mengaduk perasaan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI), Robert Hermawan setelah menyaksikan Kejuaraan Nasional Kelompok Umur di Gedung Olahraga PTMS Jawa Timur, Jalan Kertajaya, Surabaya, 11-14 Desember 2015. Melihat potensi bakat pemain muda yang tampil dalam Kejurnas yang diikuti 186 atlet dari 14 provinsi di Tanah Air itu dia optimistis akan masa depan prestasi tenis meja Indonesia. Namun bersamaan dengan itu dia prihatin dan pesimistis petensi itu bisa ditangani dengan baik mengingat adanya permasalahan organisasi yang menaungi tenis meja nasional.
Bagaimana pandangan orang yang mendapat kepercayaan menangani pembinaan prestasi dalam kepengurusan PB PTMSI pinpinan Ketua Umum Marzuki Alie itu berikut petikan wawancara wartawan Suara Karya, Gungde Ariwangsa dengan Robert Hermawan di pesawat perjalanan kembali ke Jakarta dari Surabaya, Senin (13/12) malam.
Bagaimana kualitas para pemain muda dari tingkat pemula, kadet dan junior yang tampil dalam Kejurnas Kelompok Umur kali ini?
Begini ya, PB PTMSI mengapresiasi Pengurus Provinsi (Pengprov) PTMSI Jawa Timur yang telah melaksanakan Kejurnas Kelompok Umur ini dengan baik. Kerjurnas ini merupakan agenda PB PTMSI untuk memantau para pemain muda untuk disiapkan menjadi penerus para seniornya nanti dalam membela Indonesia. Kami ingin menyiapkan regenerasi dengan berjanjenjang.
Saya melihat banyak pemain muda yang bagus. Ada talenta-talenta yang berpotensi untuk menjadi pemain andalan masa depan Indonesia. Ada beberapa orang yang telah saya catat. Lebih menggembirakan lagi, pemain-pemain ini berasal dari berbagai daerah sehingga menunjukkan ada pemerataan pembinaan. Saya optimistis akan prestasi tenis meja Indonesia akan bangkit di masa depan bila mereka ditangani dengan berjanjang, konsisten dan serius.
Apakah itu termasuk para pemain dari Kalimantan Timur yang sukses menjadi juara umum dengan mengandalkan atlet-atlet asli daerah sendiri?
Memang tidak semua pemain Kalimantan Timur berasal dari daerah itu. Ada beberapa dari luar. Namun usaha mereka memunculkan lebih banyak pemain daerahnya sangat bagus. Sukses Kaltim tidak terlepas dari dukungan pengurus Pengprov Kaltim dan juga peran pelatih Deddy Dacosta dan Bambang Sudargo yang mantan pemain nasional. Dari polesan mereka Kaltim bisa memntuk tim dengan kekuatan pemain muda untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 nanti.
Apa program selanjutnya dari PB PTMSI untuk para pemain muda ini?
Kami sudah mempunyai program untuk membina 6 pemain pemula, 8 kadet dan 10 junior. Bila ini bisa direalisasikan maka saya yakin Indonesia bisa berjaya lagi. Namun ini tentu tidak mudah. Bukan saja butuh dana dan keseriusan namun juga ada hambatan lain yang mengganjal dalam urusan organisasi. Ini membuat saya prihatin dan pesimis. Karena itu saya berharap semua pihak taat aturan demi prestasi para atlet. Jangan hancurkan prestasi pemain tenis meja Indonesia.
Selain itu ada harapan lainnya?
PB PTMSI di bawah pimpinan Ketua Umum Marzuki Alie terus berupaya mengangkat kembali kejayaan tenis meja Indonesia dengan menggelar berbagai agenda kegiatan. Langkah PB PTMSI terhambat untuk melangkah ke jenjang lebih tinggi di tingkat internasional karena ada beberapa pihak yang tidak mau melihat permasalahan secara jernih dan sesuai dengan aturan organisasi. Masalah ini harus diselesaikan Kementrian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora). Kami siap menghadap Menteri Pemuda Dan Olahraga (Menpora) Bapak Imam Nahrawi kapan pun dan di mana pun untuk menjelaskan tenis meja kita.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar