Sumber Asli -- C0I - Masalah waktu yang semakin sempit patut mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk mensukseskan persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Apalagi, Presiden Jokowi sudah memberikan dukungan penuh untuk kesuksesan pelaksanaan pesta olahraga negara-negara Asia. Ini memang bukan yang pertama bagi Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi tuan rumah Asian Games 1962.
Memang Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018 empat tahun sebelum pelaksanaan karena Vietnam yang memenangkan bidding mundur. Namun, sejak adanya keputusan pada Rapat Umum Ke-33 OCA di Songdo Convensia, Incheon, Korea Selatan, 20 September 2014 itu, Indonesia belum berbuat apapun dalam memenuhi seluruh persyaratan sebagai tuan rumah.
Lantas apa saja yang perlu dilakukan Indonesia untuk bisa menjaga agar tuan rumah Asian Games 2018 tidak berpindah ke China yang sudah menyatakan kesediaan sebagai pengganti? Berikut petikan wawancara dengan mantan Anggota Komite Eksektif Sport for All Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Ade Lukman di Jakarta, Jumat (18/12).
Bagaimana anda melihat dukungan pemerintah untuk pelaksanaan Asian Games 2018?
Saya melihat pemerintah sangat serius mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Bahkan, Presiden Jokowi dalam rapat kabinet telah menginstruksikan seluruh menteri terkait memberikan dukungan agar persiapan dan pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang bisa sukses.
Empat tahun lalu tepatnya pada Asian Games Incheon, Korsel 2014, Indonesia sudah diputuskan menjadi tuan rumah. Apa yang harus dilakukan untuk meyakinkan Dewan Olimpiade Asia (OCA) bahwa Indonesia bisa menggelar Asian Games 2018?
Rapat Koordinasi Komite Asian Games 2018 yang dijadwalkan pertengahan Januari 2018, memang menjadi kunci bagi Indonesia untuk tetap mempertahankan pelaksanaan Asian Games 2018 tetap digelar di Jakarta dan Palembang. Jadi, dalam rapat itu, kita harus bisa meyakinkan bahwa Indonesia benar-benar bisa memenuhi seluruh persyaratan teknis sebagai tuan rumah seperti yang diinginkan OCA. Sebagai contoh, kita harus bisa meyakinkan bahwa venus-venus bakal bisa terpenuhi termasuk realisasi pembangunan kolam renang dan velodroom bertaraf internasional yang diwajibkan OCA.
Begitu juga dengan perbaikan sarana dan prasarana lainnya. Sedangkan masalah non teknis yakni kita harus bisa memastikan adanya pembangunan wisma atlet berikut sarana pendukungnya antara lain tempat latihan (fitness centre), penukaran uang, toko yang menyediakan kebutuhan atlet sehari-hari dan tempat ruangan selamat datang. Khusus lokasi wisma atlet, kita harus bisa memastikan waktu jarak tempuh tidak terlalu lama ke lokasi pertandingan mengingat kemacetan di Jakarta. Dengan demikian, para atlet tidak terlambat untuk mengikuti jadwal pertandingan.
Persyaratan lain?
Ya. Kita juga harus menunjukkan adanya kontrak dengan hotel-hotel berbintang yang bisa menampung peserta dan offisial. Dan, kita juga wajib menyediakan International Broadcast Centre (IPC) dan Main Press Centre (MPC).
Bukankah sampai saat ini belum dilakukan pembangunan kolam renang, velodroom dan wisma atlet di Jakarta?
Tidak ada masalah. Yang penting korntrak-kontrak pembangunan sudah ditandatangani.
Bagaimana dengan sepakbola yang terancam tidak dipertandingkan karena adanya sanksi FIFA?
Sepakbola itu adalah cabang olahraga olimpiade dan wajib dipertandingkan dalam Asian Games. Jadi, kita berharap Indonesia bisa terbebas dari sanksi FIFA dan sepakbola bisa dimainkan pada Asian Games 2018.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar