Kamis, 03 Desember 2015

Indonesia Masters > Pemain Muda China Paksa Tommy Sugiarto Kerja Keras


Sumber Asli -- C0I - Pemain nomor satu Indonesia Tommy Sugiarto mendapat perlawanan sengit dari pemain muda China, Lin Guipu di babak kedua Indonesia Masters 2015 yang berlangsung di Gedung Graha Cakrawala, Malang, Jawa Timur, Kamis (3/12). Tommy yang kini menempati peringkat 9 Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut dipaksa bermain rubber game 21 – 19, 22 – 24 dan 21 – 12.

    Jam terbang sebagai pemain senior membuat Tommy dapat mengatasi perlawanan Lin di babak ketiga dengan keunggulan skor cukup telak 21 – 12. Di babak ketiga dari 64 drawing tunggal putra, Tommy yang diunggulkan di tempat kedua akan berhadapan dengan pemain senior Indonesia Sony Dwi Kuncoro yang diunggulkan di tempat 13.
    Kejutan justru dibuat Muhammad Bayu Pangisthu yang telah memulangkan dua pemain Korea. Di babak pertama Bayu yang tidak diunggulkan ini mengalahkan unggukan 6 Jeon Hyeok Jin dengan 21 – 16 dan 21 – 16. Kemudian di babak kedua Bayu mengalahkan Seung Jae Seo 21 – 19, 17 – 21 dan 21 – 13.
    Hari ketiga turnamen Indonesian Masters 2015 dibuka dengan kemenangan manis pemain muda Ihsan Maulana Mustofa atas Ye Binghong (China) dengan skor 21-17, 21-13. Kemenangan ini membawa Ihsan ke babak 16 besar.
    Ihsan sempat tertinggal di akhir game pertama 14-17. Namun pemain jebolan klub Djarum ini tetap tampil tenang. Satu demi satu pukulan Ihsan membuahkan angka. Beberapa kali smash Ihsan menembus tembok pertahanan Ye, hingga akhirnya ia balik unggul 19-17. Satu pengembalian Ye yang menyangkut di net membuat Ihsan mengantongi kemenangan di game pertama. Tujuh poin berturut-turut direbut Ihsan, dan ia mengunci perolehan poin Ye di angka 17.
    Unggul 8-0 di game kedua, Ihsan semakin tak terbendung. Ye kelihatan kebingungan, seolah tak tahu lagi harus bermain seperti apa untuk mengatasi Ihsan. Pada interval game kedua, Ihsan masih unggul jauh 11-3. Ye semakin serba salah, bola-bola yang diarahkan ke atas, selalu dibalas Ihsan dengan smash tajam yang sulit dikembalikan. Permainan net pun diladeni Ihsan.
    “Saya memang bermain buru-buru di game pertama, maunya mematikan lawan. Saya belum ‘mengolah’ bola, padahal kan lawan tidak harus mati lewat smash saja, saya harus membuat dia lari-lari dan goyah dulu,” ujar Ihsan yang ditemui setelah pertandingan.
    Pada saat ketinggalan, Ihsan tidak panik dan tidak takut kalah. Ia mencoba untuk tenang, dan berpikir untuk dapat poin satu demi satu. “Saya lalu mengubak taktik permainan hingga bisa mengungguli Ye,” tambah runner-up Thailand Terbuka Grand Prix Gold 2015.
    “Di game kedua, saya sudah tahu bagaimana mengatasi Ye, saya sudah bisa membaca lawan. Ye pun banyak melakukan kesalahan sendiri di game kedua. Menurut saya, Ye agak berbeda dengan pemain Tiongkok lainnya. Dia sepertinya masih junior dan permainannya belum matang. Tetapi cukup lumayan, pukulannya ada yang menyulitkan,” ucap Ihsan.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi