Sumber Asli -- C0I -Mayjen (Purn) Tono Suratman terpilih kembali memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat periode 2015–2019. Dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) KONI 2015 di Hotel Aston Jayapura, Minggu (29/12), nakhoda KONI 2011 - 2015 itu terpilih secara aklamasi.
Sebagai ketua terpilih Tono diberi tugas selama 30 hari untuk menyusun kepengurusan KONI Pusat selamat empat tahun mendatang. Dalam menyelesaikan tugas, Tono dibantu dua formatur masing-masing John Asmadi Lubis dari KONI Sumatra Utara, serta Yohana Sri Ambarwati dari PP IODI yang mewakili pengurus cabor.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, baik KONI daerah, induk cabang olahraga, serta badan fungsional," kata Tono.
Dia bakal fokus pada regenerasi atlet. Utamanya, dilanjutkan Tono, menjelang pelaksaan Asian Games (AG) 2018. Dalam pandangannya, Indonesia harus memiliki atlet yang lebih muda dari yang ada saat ini. Hal tersebut diungkapkan Tono, setelah melakukan evaluasi dalam kepengurusan sebelumnya.
"Saya sudah siap untuk melengkapi dan membenahi program yang sudah ada. Satlak PRIMA (Satuan Tugas Program Indonesia Emas) memanfaatkan atlet nasional, maka dua hingga tiga tahun ke depan tidak akan ada lagi atlet andalan yang lebih muda dari mereka. Ke depan akan lakukan pemasalan, pembibitan dan pembinaan prestasi dengan perbanyak Pelatda di kabupaten dan kota. Bahkan, sampai tingkat klub untuk hasilkan atlet andal di usia dini," terangnya di Kantor KONI Pusat Senayan, Jakarta, Selasa (1/12)
Sementara itu berbagai harapan ditunjukan kepada Tono. Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berharap KONI Pusat ke depan bisa menyelesaikan kisruh sepak bola nasional. Harapan ini dilontarkan anggota Exco PSSI, Jamal Aziz.
"Kami mendukung Tono karena beliau konsisten menegakan aturan. Karena itu ke depannya Tono bisa tetap konsisten dan bisa lebih baik lagi. Kekurangan diperbaiki, yang sudah baik dipertahankan atau kalau bisa ditingkatkan," ujarnya.
Soal Pra PON sepak bola, Jamal berharap Tono juga konsisten menegakkan konstitusi. Dimana untuk PraPON yang menyelenggarakan adalah cabor yang bersangkutan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Jadi untuk sepak bola Pra PON yang menggelar adalah PSSI.
"Kita mendukung Tono kemarin salah satunya karena Tono berani menegakan aturan tersebut. Jadi ke depannya saya harap sikap Tono tidak berubah meski mendapat tekanan. Tekanan bisa datang dari siapa saja, termasuk pemerintah," kata Jamal Aziz.
Jamal berharap dengan terpilihnya kembali Tono Suratman Pra PON cabang sepak bola bisa berjalan lancar dengan penyelenggara dari PSSI sesuai aturan yang berlaku. "Tono harus istiqomah, membela kebenaran. Bukan membela orang atau lembaga," ujar Jamal.
Selain masalah PSSI, KONI juga diharapkan menuntaskan kistuh kepengurusan di cabang tenis meja dan berkuda. Untuk dualisme PB/PP yang paling menyita perhatian adalah tenis meja. Saat ini, ada dua PTMSI, masing-masing PTMSI pimpinan Marzuki Alie dan PTMSI yang dikendalikan Oegroseno.
Kepengurusan Oegroseno diakui secara internasional dan juga oleh KOI. Namun, Oegroseno tak diakui KONI karena mereka hanya mengakui PTMSI pimpinan Marzuki Alie.
Dalam bagian lain, KONI Kalimantan Timur meminta agar KONI Pusat dalam mengeluarkan SK susunan kepengurusan cabor di tingkat provinsi harus ada rekomendasi KONI provinsi. Hal itu dianggap penting untuk menghindari konflik di daerah seperti kasus IMI Kaltim. "Jadi rekomendasi sangat penting dan harus diutamakan," ujar Ketua KONI Kaltim Zuhdi Yahya Zuhdi.
Sedangkan KONI Sulawesi Selatan berharap agar ketua baru dapat mengangkat prestasi olahraga Indonesia. "Harapannya Koni Pusat bisa meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 di Indonesia," harap Pengurus KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir.
Sekretaris KONI NTT Lambert Tukan mengharapkan agar dengan terpilihnya Tono maka KONI Pusat bisa memfasilitasi pemeberian pembinaan bagi pelatih-pelatih atlet serta wasit dari semua cabang agar bisa memiliki sertifikat yang sah. "Sejauh ini ambil contoh di NTT saja, masih banyak pelatih yang dari semua cabang olahraga yang tidak memilki sertifikat resmi untuk bisa disebut layak menjadi pelatih atau atlet. Sehingga terkadang dalam berbagai kegiatan kita terpaksa meminta pelatih atau wasit siapa saja untuk terlibat," ujarnya.
Menurutnya selain NTT ada kemungkinan daerah lain juga memiliki kekurangan yang sama. Oleh karena itu lanjutnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) itu sangat diperlukan saat ini untuk mengembangkan olahraga Indonesia menuju yang lebih baik lagi.
Mantan atlet tinju Nasional Hermensen Ballo mengharapkan agar pemimpin KONI yang terpilih memiliki visi dan misi yang kuat untuk membangun dunia olahraga Indonesia yang lebih baik lagi.
"Sebagai mantan atlet saya berharap agar ketua KONI yang terpilih nanti bisa memperhatikan dan meningkatkan dunia olahraga Indonesia di semua cabang dengan cara memiliki visi misi yang bagus demi olahraga Indonesia ke depannya," katanya.
Lebih lanjut peraih medali emas tinju SEA Games XX 1997 Jakarta tersebut menambahkan bahwa, banyak atlet-atlet di daerah yang cukup terbilang berprestasi, namun kurang adanya pengembangan bakat dari pemerintah pusat. Perhatian tidak hanya kepada atlet-atlet berprestasi, namun dia juga mengharapkan pembangunan fasilitas yang bagus bagi para atlet juga harus di tingkatkan.
"Setidaknya perlengkapan saat latihan bisa difasilitasi oleh pihak KONI pusat sendiri guna mengembangkan stamina dari atlet-atlet kita," ujar raja tinju amatir di kelas layang pada era 1987-2004 itu.
--> Sebagai ketua terpilih Tono diberi tugas selama 30 hari untuk menyusun kepengurusan KONI Pusat selamat empat tahun mendatang. Dalam menyelesaikan tugas, Tono dibantu dua formatur masing-masing John Asmadi Lubis dari KONI Sumatra Utara, serta Yohana Sri Ambarwati dari PP IODI yang mewakili pengurus cabor.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, baik KONI daerah, induk cabang olahraga, serta badan fungsional," kata Tono.
Dia bakal fokus pada regenerasi atlet. Utamanya, dilanjutkan Tono, menjelang pelaksaan Asian Games (AG) 2018. Dalam pandangannya, Indonesia harus memiliki atlet yang lebih muda dari yang ada saat ini. Hal tersebut diungkapkan Tono, setelah melakukan evaluasi dalam kepengurusan sebelumnya.
"Saya sudah siap untuk melengkapi dan membenahi program yang sudah ada. Satlak PRIMA (Satuan Tugas Program Indonesia Emas) memanfaatkan atlet nasional, maka dua hingga tiga tahun ke depan tidak akan ada lagi atlet andalan yang lebih muda dari mereka. Ke depan akan lakukan pemasalan, pembibitan dan pembinaan prestasi dengan perbanyak Pelatda di kabupaten dan kota. Bahkan, sampai tingkat klub untuk hasilkan atlet andal di usia dini," terangnya di Kantor KONI Pusat Senayan, Jakarta, Selasa (1/12)
Sementara itu berbagai harapan ditunjukan kepada Tono. Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berharap KONI Pusat ke depan bisa menyelesaikan kisruh sepak bola nasional. Harapan ini dilontarkan anggota Exco PSSI, Jamal Aziz.
"Kami mendukung Tono karena beliau konsisten menegakan aturan. Karena itu ke depannya Tono bisa tetap konsisten dan bisa lebih baik lagi. Kekurangan diperbaiki, yang sudah baik dipertahankan atau kalau bisa ditingkatkan," ujarnya.
Soal Pra PON sepak bola, Jamal berharap Tono juga konsisten menegakkan konstitusi. Dimana untuk PraPON yang menyelenggarakan adalah cabor yang bersangkutan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Jadi untuk sepak bola Pra PON yang menggelar adalah PSSI.
"Kita mendukung Tono kemarin salah satunya karena Tono berani menegakan aturan tersebut. Jadi ke depannya saya harap sikap Tono tidak berubah meski mendapat tekanan. Tekanan bisa datang dari siapa saja, termasuk pemerintah," kata Jamal Aziz.
Jamal berharap dengan terpilihnya kembali Tono Suratman Pra PON cabang sepak bola bisa berjalan lancar dengan penyelenggara dari PSSI sesuai aturan yang berlaku. "Tono harus istiqomah, membela kebenaran. Bukan membela orang atau lembaga," ujar Jamal.
Selain masalah PSSI, KONI juga diharapkan menuntaskan kistuh kepengurusan di cabang tenis meja dan berkuda. Untuk dualisme PB/PP yang paling menyita perhatian adalah tenis meja. Saat ini, ada dua PTMSI, masing-masing PTMSI pimpinan Marzuki Alie dan PTMSI yang dikendalikan Oegroseno.
Kepengurusan Oegroseno diakui secara internasional dan juga oleh KOI. Namun, Oegroseno tak diakui KONI karena mereka hanya mengakui PTMSI pimpinan Marzuki Alie.
Dalam bagian lain, KONI Kalimantan Timur meminta agar KONI Pusat dalam mengeluarkan SK susunan kepengurusan cabor di tingkat provinsi harus ada rekomendasi KONI provinsi. Hal itu dianggap penting untuk menghindari konflik di daerah seperti kasus IMI Kaltim. "Jadi rekomendasi sangat penting dan harus diutamakan," ujar Ketua KONI Kaltim Zuhdi Yahya Zuhdi.
Sedangkan KONI Sulawesi Selatan berharap agar ketua baru dapat mengangkat prestasi olahraga Indonesia. "Harapannya Koni Pusat bisa meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 di Indonesia," harap Pengurus KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir.
Sekretaris KONI NTT Lambert Tukan mengharapkan agar dengan terpilihnya Tono maka KONI Pusat bisa memfasilitasi pemeberian pembinaan bagi pelatih-pelatih atlet serta wasit dari semua cabang agar bisa memiliki sertifikat yang sah. "Sejauh ini ambil contoh di NTT saja, masih banyak pelatih yang dari semua cabang olahraga yang tidak memilki sertifikat resmi untuk bisa disebut layak menjadi pelatih atau atlet. Sehingga terkadang dalam berbagai kegiatan kita terpaksa meminta pelatih atau wasit siapa saja untuk terlibat," ujarnya.
Menurutnya selain NTT ada kemungkinan daerah lain juga memiliki kekurangan yang sama. Oleh karena itu lanjutnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) itu sangat diperlukan saat ini untuk mengembangkan olahraga Indonesia menuju yang lebih baik lagi.
Mantan atlet tinju Nasional Hermensen Ballo mengharapkan agar pemimpin KONI yang terpilih memiliki visi dan misi yang kuat untuk membangun dunia olahraga Indonesia yang lebih baik lagi.
"Sebagai mantan atlet saya berharap agar ketua KONI yang terpilih nanti bisa memperhatikan dan meningkatkan dunia olahraga Indonesia di semua cabang dengan cara memiliki visi misi yang bagus demi olahraga Indonesia ke depannya," katanya.
Lebih lanjut peraih medali emas tinju SEA Games XX 1997 Jakarta tersebut menambahkan bahwa, banyak atlet-atlet di daerah yang cukup terbilang berprestasi, namun kurang adanya pengembangan bakat dari pemerintah pusat. Perhatian tidak hanya kepada atlet-atlet berprestasi, namun dia juga mengharapkan pembangunan fasilitas yang bagus bagi para atlet juga harus di tingkatkan.
"Setidaknya perlengkapan saat latihan bisa difasilitasi oleh pihak KONI pusat sendiri guna mengembangkan stamina dari atlet-atlet kita," ujar raja tinju amatir di kelas layang pada era 1987-2004 itu.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar