Sumber Asli -- C0I - Klub Bridge Pertamina mewujudkan ambisinya untuk menjuarai Pesta Sukan Singapura 2015. Pada turnamen dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Singapura itu Klub Pertamina memboyong dua gelar ke Tanah Air sekaligus mengukuhkan diri sebagai juara umum.
Manajer Tim Klub Bridge Pertamina, Veterano Sitompul yang dihubungi Selasa (11/8) menyatakan, dua gelar itu diraih dari nomor pasangan dan beregu putra. Raihan dua gelar ini menempatkan Klub Bridge Pertamina sebagai yang terbaik karena tdak mampu disamai oleh peserta lainnya yang berasal dari berbagai negara. Pretasi dalam turnamen yang berlangsung di Singapura dari 6 – 9 Agustus 2015 maka Klub Bridge Pertamina kembali mengibarkan Merah Putih di kancah internasional setelah pekan sebelumnya memborong tiga gelar pada kejuaraan inter city di Hongkong.
Veterano yang akrab dipanggil Nano mengutarakan, gelar pada nomor pasangan dipersembahkan oleh duet maut Robert Parasian/Taufik Gautama Asbi. Sedangkan Kristina Wahyu, David Parningotan Hutahaean, Noldy Yotam Nngantung, Kurniadi Jauhari dan Ferdy Waluyan yang turun atas nama Tim Pertamina Putih berjaya di nomor beregu.
“Hasil ini tentu pantas disyukuri karena Klub Bridge Pertamina kembali mengharumkan nama Indonesia setelah sebelumnya meraih tiga gelar di Hongkong. Prestasi juara ini diraih hanya dalam dua pekan secara beruntun. Kami berharap prestasi ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan dalam turnamen lainnya sehingga Klub Bridge Pertamina tidak terputus dalam menyumbangkan gelar juara untuk kebanggaan bridge Indonesia,” ujar Nano.
Lebih lanjut Nano menekankan, dengan dukungan PT Pertamina, para pemain Klub Bridge Pertamina tidak pernah terputus mengasah diri lewat latihan yang kontinyu. Selain itu klub juga memprogramkan tampil dalam turnamen di dalam dan luar negeri. Namun karena agenda turnamen di dalam negeri amat minim maka Klub Pertamina lebih banyak tampil di luar negeri.
“Para pemain kita memiliki potensi yang besar untuk bersaing di dunia internasional. Bahkan bridge sudah menjadi andalan Indonesia untuk bersaing di ajang dunia. Hanya saja, bila potensi ini tidak dikelola dengan baik maka bisa menurun dan bahkan hilang. Di sinilah PB Gabsi (Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia) dituntut keseriusannya membina dan menggelar turnamen. Jangan sepi begini,” katanya.
Kemudian, tambahnya, PB Gabsi juga harus menerapkan prinsip keadilan dalam memilih pemain yang dipanggil mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) dan masuk tim nasional. Dengan demikian tim nasional benar-benar diisi oleh pemain yang terbaik di Tanah Air. Bukan berdasarkan like and dislike yang muaranya hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
“Persiapan yang terbaik dan fair harus diterapkan sejak sekarang. Pasalnya, bridge sudah mendapat kepercayaan untuk dipertandingkan pada Asian Games 2018 yang dilaksanakan di Indonesia. Jangan sampai nanti kita kecewa karena penanganan yang tidak benar,” ucapnya.- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar