Sumber Asli -- C0I -Pemerintah dalam hal ini Kemenpora harus benar-benar mengawasi pembenahan di semua cabang olahraga sehingga tercipta iklim kondusif untuk mempersiapkan diri menggapai prestasi di kancah internasional.
Dunia olahraga bukan hanya melulu urusan prestasi namun ada hal yang penting yakni mempertahankan dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Hal itu disampaikan oleh anggota DPRI-RI, Zulfhadli.
"Masalah olahraga ini masalah serius. Bukan hanya prestasi tapi nasionalisme. Turunnya peringkat, itu harus menjadi masalah bagi kita. Bagaimana bangsa besar, olahraga kita bisa kalah dari Kamboja dan Vietnam," kata Zulfhadli dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Kemenpora, KOI, KONI dan Satlak Prima serta dua Cabor yakni Equestrian, ISSI di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
"Secara umum perkembangan olahraga memprihatinkan. Pemangku kepentingan semestinya membina bukan malah dibiarkan. Yang kita lihat dibiarkan dengan masalah-masalahnya seperti PSSI," ujarnya.
Menurut Zulfadhli kegagalan di SEA Games Singapura 2015 lalu harusnya menjadi cambuk bagi Kemenpora untuk memberikan perhatian serius bagi peningkatan prestasi olahraga.
"Harus jadi tamparan (kegagagalan di SEA Games 2015) bagi pemerintah (kemenpora). Ada di peringkat lima, padahal ada tambahan anggaran dua kali lipat, apa yang salah?," ujarnya.
"Seharusnya pemerintah menyatukan. Berikan anggaran yang benar. Saya pikir kalau seperti ini baik sikap atau komunikasi, dengan anggaran tambahan paling sukses juga penyelengaraan."
"Mohon ketua kedepanya, masukan agenda kegagalan Sea Games. Jangan sampai terulang lagi. Ini harus tanggung jawab, pemerintah membantu, bukan dibiarkan, atlet nanti yang jadi korban. Seperti PSSI , masih saja sidang-sidang. Pemerintah turun tangan harus menyelesaikan masalah jangan atlet jadi korban," pungkasnya.
--> Dunia olahraga bukan hanya melulu urusan prestasi namun ada hal yang penting yakni mempertahankan dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Hal itu disampaikan oleh anggota DPRI-RI, Zulfhadli.
"Masalah olahraga ini masalah serius. Bukan hanya prestasi tapi nasionalisme. Turunnya peringkat, itu harus menjadi masalah bagi kita. Bagaimana bangsa besar, olahraga kita bisa kalah dari Kamboja dan Vietnam," kata Zulfhadli dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Kemenpora, KOI, KONI dan Satlak Prima serta dua Cabor yakni Equestrian, ISSI di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
"Secara umum perkembangan olahraga memprihatinkan. Pemangku kepentingan semestinya membina bukan malah dibiarkan. Yang kita lihat dibiarkan dengan masalah-masalahnya seperti PSSI," ujarnya.
Menurut Zulfadhli kegagalan di SEA Games Singapura 2015 lalu harusnya menjadi cambuk bagi Kemenpora untuk memberikan perhatian serius bagi peningkatan prestasi olahraga.
"Harus jadi tamparan (kegagagalan di SEA Games 2015) bagi pemerintah (kemenpora). Ada di peringkat lima, padahal ada tambahan anggaran dua kali lipat, apa yang salah?," ujarnya.
"Seharusnya pemerintah menyatukan. Berikan anggaran yang benar. Saya pikir kalau seperti ini baik sikap atau komunikasi, dengan anggaran tambahan paling sukses juga penyelengaraan."
"Mohon ketua kedepanya, masukan agenda kegagalan Sea Games. Jangan sampai terulang lagi. Ini harus tanggung jawab, pemerintah membantu, bukan dibiarkan, atlet nanti yang jadi korban. Seperti PSSI , masih saja sidang-sidang. Pemerintah turun tangan harus menyelesaikan masalah jangan atlet jadi korban," pungkasnya.
Pemerintah dalam hal ini Kemenpora harus benar-benar mengawasi pembenahan di semua cabang olahraga sehingga tercipta iklim kondusif untuk mempersiapkan diri menggapai prestasi di kancah internasional.
Dunia olahraga bukan hanya melulu urusan prestasi namun ada hal yang penting yakni mempertahankan dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Hal itu disampaikan oleh anggota DPRI-RI, Zulfhadli.
"Masalah olahraga ini masalah serius. Bukan hanya prestasi tapi nasionalisme. Turunnya peringkat, itu harus menjadi masalah bagi kita. Bagaimana bangsa besar, olahraga kita bisa kalah dari Kamboja dan Vietnam," kata Zulfhadli dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Kemenpora, KOI, KONI dan Satlak Prima serta dua Cabor yakni Equestrian, ISSI di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
"Secara umum perkembangan olahraga memprihatinkan. Pemangku kepentingan semestinya membina bukan malah dibiarkan. Yang kita lihat dibiarkan dengan masalah-masalahnya seperti PSSI," ujarnya.
Menurut Zulfadhli kegagalan di SEA Games Singapura 2015 lalu harusnya menjadi cambuk bagi Kemenpora untuk memberikan perhatian serius bagi peningkatan prestasi olahraga.
"Harus jadi tamparan (kegagagalan di SEA Games 2015) bagi pemerintah (kemenpora). Ada di peringkat lima, padahal ada tambahan anggaran dua kali lipat, apa yang salah?," ujarnya.
"Seharusnya pemerintah menyatukan. Berikan anggaran yang benar. Saya pikir kalau seperti ini baik sikap atau komunikasi, dengan anggaran tambahan paling sukses juga penyelengaraan."
"Mohon ketua kedepanya, masukan agenda kegagalan Sea Games. Jangan sampai terulang lagi. Ini harus tanggung jawab, pemerintah membantu, bukan dibiarkan, atlet nanti yang jadi korban. Seperti PSSI , masih saja sidang-sidang. Pemerintah turun tangan harus menyelesaikan masalah jangan atlet jadi korban," pungkasnya. - See more at: http://ift.tt/1Igj67w
Dunia olahraga bukan hanya melulu urusan prestasi namun ada hal yang penting yakni mempertahankan dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Hal itu disampaikan oleh anggota DPRI-RI, Zulfhadli.
"Masalah olahraga ini masalah serius. Bukan hanya prestasi tapi nasionalisme. Turunnya peringkat, itu harus menjadi masalah bagi kita. Bagaimana bangsa besar, olahraga kita bisa kalah dari Kamboja dan Vietnam," kata Zulfhadli dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Kemenpora, KOI, KONI dan Satlak Prima serta dua Cabor yakni Equestrian, ISSI di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
"Secara umum perkembangan olahraga memprihatinkan. Pemangku kepentingan semestinya membina bukan malah dibiarkan. Yang kita lihat dibiarkan dengan masalah-masalahnya seperti PSSI," ujarnya.
Menurut Zulfadhli kegagalan di SEA Games Singapura 2015 lalu harusnya menjadi cambuk bagi Kemenpora untuk memberikan perhatian serius bagi peningkatan prestasi olahraga.
"Harus jadi tamparan (kegagagalan di SEA Games 2015) bagi pemerintah (kemenpora). Ada di peringkat lima, padahal ada tambahan anggaran dua kali lipat, apa yang salah?," ujarnya.
"Seharusnya pemerintah menyatukan. Berikan anggaran yang benar. Saya pikir kalau seperti ini baik sikap atau komunikasi, dengan anggaran tambahan paling sukses juga penyelengaraan."
"Mohon ketua kedepanya, masukan agenda kegagalan Sea Games. Jangan sampai terulang lagi. Ini harus tanggung jawab, pemerintah membantu, bukan dibiarkan, atlet nanti yang jadi korban. Seperti PSSI , masih saja sidang-sidang. Pemerintah turun tangan harus menyelesaikan masalah jangan atlet jadi korban," pungkasnya. - See more at: http://ift.tt/1Igj67w
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar