Sumber Asli -- C0I -KONI Pusat mencoba mengatasi kekurangan dana pembinaan dengan melakukan kerja sama dengan Singapura Estorms Tech.
"Kebutuhan dana olahraga itu cukup besar dan tak bisa hanya mengandalkan dana dari APBN yang dikucurkan melalui Kemenpora. Makanya, KONI Pusat melakukan kerja sama dengan pihak swasta untuk menghimpun dana," kata Wakil Ketua KONI Pusat, Inugroho yang ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Rencananya, kata Inugroho, penandatanganan kerja sama KONI Pusat dengan Singapura Estorms Tech akan dilakukan, Kamis (27/8).
Menurut Inugroho, melalui kerja sama ini pihak Singapura Estorms akan melibatkan dua perusahaan seluler yakni XL dan Telkomsel untuk merancang pesan singkat berupa sms donation untuk olahraga. "Setiap pengirim sms donation akan mendapat potongan harga di tempat-tempat tertentu atau mendapatkan kiriman foto atlet-atlet nasional yang diinginkannya," jelasnya.
Ketika ditanyakan bagaimana dengan upaya KONI Pusat yang menghimpun dana dari Corporate Social Responsibility (CSR) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Inugroho menyebut sudah tidak bisa diandalkan lagi. Pasalnya, kebijakan pemerintah tidak ada CSR BUMN untuk olahraga.
"BUMN tidak bisa mengeluarkan dana CSR karena terganjal kebijakan itu. Selain itu, ekonomi yang tidak stabil ikut mempengaruhi," jawabnya. "Yang konsisten hanya PT Pertamina menyumbang dana untuk peningkatan prestasi olahraga dayung dan bulutangkis," tambahnya.
Keluhan masalah dana CSR BUMN untuk olahraga yang belum terealisasi juga disampaikan Sekjen KONI Pusat AF Hamidy. "KONI mengalami kesulitan menghimpun dana CSR BUMN karena memang tidak ada kebijakan dari pemerintah," katanya.
Makanya, Hamidi sangat berharap Menpora Imam Nahrawi bisa mengupayakan adanya kebijakan tersebut mengingat dana APBN tidak mencukupi. "Menpora harusnya fokus dan pro aktif melakukan pertemuan dengan Menteri Negara BUMN sehingga ada kebijakan dana CSR untuk olahraga. Dan, kita juga berharap agar Presiden Jokowi ikut juga memperhatikan kepentingan olah raga," katanya.
Sebelumnya, Imam Nahrawi menyebutkan masalah bantuan dana CSR BUMN sudah ada "lampu hijau" karena Kementerian BUMN telah menyetujui perubahan atas Peraturan Menteri (Permen) terkait penambahan olahraga sebagai bagian dari sasaran dana CSR.
"BUMN sudah memberikan ‘'lampu hijau'' terkait penambahan olahraga dalam Permen BUMN Nomor Kep -236/MBU/2003 tentang Dana CSR BUMN," katanya.
Selama ini dana CSR tersebut hanya untuk program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PBL) tanpa menyinggung olahraga di dalamnya.
"Tinggal finalisasi. Kalau dulu kan sebatas MoU antara KONI, Kemenpora, dan BUMN. Namun, sekarang sudah berbentuk peraturan. Lebih-lebih jika nanti ada peraturan dari Presiden yang lebih kuat. Biar nanti (BUMN) tidak lagi hanya menjadi bapak asuh, tapi menjadi bapak asli," ujarnya.
Sebenarnya BUMN telah terlibat langsung di dunia olahraga sejak 2011 ketika Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games Ke-26. Saat itu lebih dari 50 BUMN ambil bagian dengan menjadi bapak angkat sejumlah induk olahraga melalui kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) antara Kemenpora dan KONI Pusat. Namun, keterbatasan Permen membuat pencairan dana CSR berlangsung lama.
Kondisinya pun berubah pada 2013 mengingat yang tersisa hanya 41 BUMN yang ambil bagian sebagai bapak angkat. Padahal, komitmen ini seharusnya diteruskan hingga Olimpiade 2016.- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar