Sumber Asli -- C0I -Sudah lama sektor tunggal putra dan putri absen mempersembahkan prestasi di ajang bulutangkis dunia. Legenda Indonesia, Hariyanto Arbi, memiliki padangan sendiri atas fenomena tersebut.
Sejak era Susi Susanti dan Mia Audina, sektor tunggal putri Indonesia tak mampu lagi bersaing di turnamen kelas dunia. Hal serupa terjadi di tunggal putra. Taufik Hidayat pensiun, tak ada lagi yang bisa diandalkan.
Jika patokannya kejuaraan All England, sudah lama tunggal putra dan putri absen membawa gelar juara. Terakhir, Hariyanto Arbi dan Susi Susanti yang menjadi juara turnamen tertua tersebut di tahun 1993 dan 1994. Bahkan, di ajang All England 2015, sektor tunggal putra dan putri sudah rontok di babak kedua.
Di tunggal putra, Taufik memang banyak mempersembahkan gelar juara untuk Indonesia. Tapi, ia belum pernah menjuarai All England meski mampu meraih emas di Olimpiade Athena 2004.
Indonesia sebenarnya tak kekurangan bakat di tunggal putra dan putri. Ada beberapa nama seperti Bellaetrix Manuputty, Lindaweni Fanetri. Di tunggal putra, ada Tommy Sugiarto, Simon Santoso, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Tapi, mereka belum mampu mengulangi prestasi senior-senior di masa lalu.
Menurut Arbi, merosotnya prestasi di nomor tunggal putra dan putri karena faktor terlambatnya regenerasi.
"Untuk menghasilkan pemain besar, dibutuhkan biaya besar pula. Dana yang dikeluarkan untuk mengirimkan atlet ke turnamen internasional tak sedikit," ujar Arbi, di sela-sela acara Flypower Single Badminton Championship 2015, Kamis (12/3/2015).
"Selain itu, pemain yang dikirim itu-itu saja. Jadi, pemain yang di bawah (junior) tak mendapatkan kesempatan mendapatkan pengalaman atau merasakan atmosfer pertandingan di luar negeri," ia melanjutkan.
Terlambatnya regenerasi diakui Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto. Tapi, kini mereka sudah menemukan beberapa pemain muda berbakat khususnya di tunggal putra.
"Kami memang sempat melupakan regenerasi dan yang dikirim pemainnya itu-itu saja, karena memang mereka itu yang menjadi tumpuan. Tapi, saat ini kami sudah menemukan bakat-bakat muda seperti Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustafa, Anthony Sinisuka Ginting, dan Firman Abdul Kholik," katanya.
"Saat ini kami juga sudah menggunakan sports science. Hal itu penting untuk mempersiapkan pemain agar lebih prima serta mempelajari kekuatan dan kelemahan lawan," ia menandaskan.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Sejak era Susi Susanti dan Mia Audina, sektor tunggal putri Indonesia tak mampu lagi bersaing di turnamen kelas dunia. Hal serupa terjadi di tunggal putra. Taufik Hidayat pensiun, tak ada lagi yang bisa diandalkan.
Jika patokannya kejuaraan All England, sudah lama tunggal putra dan putri absen membawa gelar juara. Terakhir, Hariyanto Arbi dan Susi Susanti yang menjadi juara turnamen tertua tersebut di tahun 1993 dan 1994. Bahkan, di ajang All England 2015, sektor tunggal putra dan putri sudah rontok di babak kedua.
Di tunggal putra, Taufik memang banyak mempersembahkan gelar juara untuk Indonesia. Tapi, ia belum pernah menjuarai All England meski mampu meraih emas di Olimpiade Athena 2004.
Indonesia sebenarnya tak kekurangan bakat di tunggal putra dan putri. Ada beberapa nama seperti Bellaetrix Manuputty, Lindaweni Fanetri. Di tunggal putra, ada Tommy Sugiarto, Simon Santoso, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Tapi, mereka belum mampu mengulangi prestasi senior-senior di masa lalu.
Menurut Arbi, merosotnya prestasi di nomor tunggal putra dan putri karena faktor terlambatnya regenerasi.
"Untuk menghasilkan pemain besar, dibutuhkan biaya besar pula. Dana yang dikeluarkan untuk mengirimkan atlet ke turnamen internasional tak sedikit," ujar Arbi, di sela-sela acara Flypower Single Badminton Championship 2015, Kamis (12/3/2015).
"Selain itu, pemain yang dikirim itu-itu saja. Jadi, pemain yang di bawah (junior) tak mendapatkan kesempatan mendapatkan pengalaman atau merasakan atmosfer pertandingan di luar negeri," ia melanjutkan.
Terlambatnya regenerasi diakui Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto. Tapi, kini mereka sudah menemukan beberapa pemain muda berbakat khususnya di tunggal putra.
"Kami memang sempat melupakan regenerasi dan yang dikirim pemainnya itu-itu saja, karena memang mereka itu yang menjadi tumpuan. Tapi, saat ini kami sudah menemukan bakat-bakat muda seperti Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustafa, Anthony Sinisuka Ginting, dan Firman Abdul Kholik," katanya.
"Saat ini kami juga sudah menggunakan sports science. Hal itu penting untuk mempersiapkan pemain agar lebih prima serta mempelajari kekuatan dan kelemahan lawan," ia menandaskan.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar