Sumber Asli -- C0I - Sore itu awan abu-abu pekat menggelantung di atas waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Gerimis turun perlahan dari belakang bukit seakan menyiratkan sisa-sisa badai pada hari sebelumnya.
Di sela keramba-keramba dan gubuk-gubuk yang mengapung, tampak sosok berperahu kecil menggunakan dayung menuju ke tepian.
Tidak lama, satu-per-satu sosok lainnya muncul belakangan. Warna-warni perahu mereka menyemarakkan kemuraman corak di atas perairan waduk karena mendung. Mereka para atlet putri pemusatan latihan nasional (pelatnas) perahu kano dan perahu kayak Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) yang berlatih sore.
Para atlet perahu kano dan perahu kayak PODSI berlatih dua kali setiap hari, kecuali Sabtu sore dan Minggu. Mereka memilih lokasi latihan di perairan dengan arus lebih tenang, yaitu di sisi barat daya Jatiluhur.
Sekitar pukul tujuh pagi setelah sarapan, para atlet itu meninggalkan wisma atlet menuju lokasi latihan di waduk hingga sekitar pukul sembilan pagi. Pada siang hari, mereka beristirahat dan akan melanjutkan latihan sesi sore sekitar pukul empat sore hingga pukul enam sore.
Di antara para atlet yang sedang mengarungi waduk Jatiluhur itu, Erny Sokoy ikut mengayuhkan dayung di atas perahu kayak beriringan atlet putri lain Since Litasofa Yom.
Erny merupakan atlet nasional peraih medali emas untuk nomor pertandingan K-1 200 meter putri dan K-1 500 meter putri dalam cabang Kano SEA Games 2013 di Myanmar. Atlet asal Jayapura Papua itu mengaku belum mendapat arahan dari pelatih apakah akan turun pada nomor pertandingan yang sama seperti saat SEA Games 2013 atau tidak.
"Saya berusaha meraih medali emas jika turun pada nomor pertandingan yang sama," kata Erny kepada Antara selepas latihan beban di ruang olahraga.
Erny meraih medali emas dengan catatan waktu 42,948 detik pada nomor K-1 200 meter dan dua menit 6,090 detik pada nomor K-1 500 meter pada SEA Games 2013.
Atlet kelahiran Sentani, Papua, 5 Desember 1989 itu mulai turun pada nomor kayak tunggal menjelang SEA Games ke-27. Sebelumnya, Erny sering bertanding pada nomor kayak beregu.
"Pelatih Yora Munim di Papua mengajak saya berlatih dayung saat saya duduk di bangku SMP. Saya langsung ikut tes karena kebetulan ada kekosongan atlet Papua. Saya juga sempat ditolak pelatih kepala ketika itu dengan alasan hasil tes lari saya paling lambat," kata pegawai negeri sipil di Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Jayapura itu.
Sejak bergabung dalam pelatnas PODSI pada 2005, Erny mengawali perjuangannya sebagai atlet perahu naga dan nomor ganda perahu kayak.
Namun, perjuangan Erny bukan hanya soal mendayung dan memenuhi target medali bagi kontingen Indonesia dalam turnamen-turnamen internasional khusus perahu kayak atau turnamen multi-olahraga.
Erny yang tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih juga harus mengurusi dua anak perempuannya yang berusia sembilan tahun dan enam tahun.
Ketika datang hari libur berlatih, Erny meluangkan waktu bagi anak-anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar. Paling tidak, istri Vines Kambay itu mengajak kedua putrinya bermain ke Purwakarta ataupun ke Bandung.
"Jika libur, saya mengajak mereka jalan-jalan ke Purwakarta atau Bandung. Saat hari latihan, mereka diasuh oleh neneknya," ujarnya.
Vines yang juga pelatih perahu kano dan perahu kayak PODSI setiap hari membantu sang istri menyiapkan peralatan dan perbekalan sekolah anak-anak mereka.
"Oleh karena itu, saya tidak ada beban untuk membagi waktu bagi keluarga. Suami juga sering memberikan motivasi misalnya saat saya kelelahan karena latihan," kata Erny.
Atlet putri yang pernah bercita-cita sebagai polisi wanita itu mengaku bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari keluarga di Papua maupun dari keluarga kecilnya bersama Vines.
"Anak saya sering bilang, Mama kalau lelah istirahat saja, tidak usah latihan," katanya mengenang ocehan anak-anaknya.
Kenangan itu pula yang sering dirasakan Erny saat akan bertanding, terutama pada turnamen internasional dan membawa nama Indonesia.
"Sebelum bertanding, seringkali ingin mendengar suara anak-anak saya. Itu saja, sebagai motivasi bagi saya," ujarnya.
Sembari berjuang sebagai atlet dan sebagai ibu, Erny berharap akan muncul atlet-atlet dayung dari tanah Papua yang menjadi bibit muda atlet pelatnas PODSI dan membawa nama Indonesia dalam turnamen internasional.
"Fasilitas berlatih dayung di Papua sangat kurang. Perahu dibuat dari papan dan hampir tidak ada alas untuk duduk," katanya.
Erny tidak menyinggung soal jumlah pelatih olahraga dayung di Papua. Tapi, atlet yang juga menggemari olahraga voli itu mengaku pelatih kepala olahraga dayung di Papua sempat memintanya untuk menjadi pelatih di Papua sehingga membantu pembinaan atlet-atlet daerah.
Pelatnas PODSISebanyak 19 atlet putra dan 10 atlet putri menjalani pemusatan pelatihan nasional di Jatiluhur dengan empat pelatih nasional dan satu pelatih asing.
Pelatih nasional perahu kano selain Vines yaitu Suryadi, Masyhur, dan Dian Kurniawan. Sedangkan satu pelatih asing berasal dari Hongaria adalah mantan peraih medali emas perahu kano dalam Olimpiade 2000, Novak Ferenc.
Tim perahu kano Indonesia, menurut Suryadi, akan menghadapi persaingan ketat dengan tim tuan rumah Singapura, tim Thailand, dan tim Myanmar.
"Cabang perahu kano membutuhkan pelatihan berkelanjutan dengan mengoptimalkan atlet-atlet daerah," katanya.
Selain latihan fisik dan teknik, pelatnas perahu kano di Jatiluhur juga melatih mental para atlet dengan menjalani berbagai percobaan pelatihan.
"Para atlet membutuhkan banyak uji coba atau kompetisi untuk membentuk mental mereka," katanya.
Tim nasional perahu kano akan mengikuti uji coba dan pemusatan latihan di Portugal pada 28 Maret hingga 2 Mei.
Pada SEA Games 2015 akan mempertandingan 17 nomor pertandingan perahu kano dengan 12 nomor pertandingan sesuai standar pertandingan Olimpiade.
Sore semakin larut di Purwakarta. Sinar matahari usai menampakan sinar cerahnya di perairan waduk Jatiluhur seiring dengan gerimis yang menjadi lebat.
Satu per satu atlet-atlet putri mengayuhkan dayung, mengarahkan perahu-perahu kecil mereka ke tepian. Latihan teknik individu itu berlanjut dengan latihan fisik di ruang beban sebelum latihan hari itu benar-benar berakhir.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Di sela keramba-keramba dan gubuk-gubuk yang mengapung, tampak sosok berperahu kecil menggunakan dayung menuju ke tepian.
Tidak lama, satu-per-satu sosok lainnya muncul belakangan. Warna-warni perahu mereka menyemarakkan kemuraman corak di atas perairan waduk karena mendung. Mereka para atlet putri pemusatan latihan nasional (pelatnas) perahu kano dan perahu kayak Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) yang berlatih sore.
Para atlet perahu kano dan perahu kayak PODSI berlatih dua kali setiap hari, kecuali Sabtu sore dan Minggu. Mereka memilih lokasi latihan di perairan dengan arus lebih tenang, yaitu di sisi barat daya Jatiluhur.
Sekitar pukul tujuh pagi setelah sarapan, para atlet itu meninggalkan wisma atlet menuju lokasi latihan di waduk hingga sekitar pukul sembilan pagi. Pada siang hari, mereka beristirahat dan akan melanjutkan latihan sesi sore sekitar pukul empat sore hingga pukul enam sore.
Di antara para atlet yang sedang mengarungi waduk Jatiluhur itu, Erny Sokoy ikut mengayuhkan dayung di atas perahu kayak beriringan atlet putri lain Since Litasofa Yom.
Erny merupakan atlet nasional peraih medali emas untuk nomor pertandingan K-1 200 meter putri dan K-1 500 meter putri dalam cabang Kano SEA Games 2013 di Myanmar. Atlet asal Jayapura Papua itu mengaku belum mendapat arahan dari pelatih apakah akan turun pada nomor pertandingan yang sama seperti saat SEA Games 2013 atau tidak.
"Saya berusaha meraih medali emas jika turun pada nomor pertandingan yang sama," kata Erny kepada Antara selepas latihan beban di ruang olahraga.
Erny meraih medali emas dengan catatan waktu 42,948 detik pada nomor K-1 200 meter dan dua menit 6,090 detik pada nomor K-1 500 meter pada SEA Games 2013.
Atlet kelahiran Sentani, Papua, 5 Desember 1989 itu mulai turun pada nomor kayak tunggal menjelang SEA Games ke-27. Sebelumnya, Erny sering bertanding pada nomor kayak beregu.
"Pelatih Yora Munim di Papua mengajak saya berlatih dayung saat saya duduk di bangku SMP. Saya langsung ikut tes karena kebetulan ada kekosongan atlet Papua. Saya juga sempat ditolak pelatih kepala ketika itu dengan alasan hasil tes lari saya paling lambat," kata pegawai negeri sipil di Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Jayapura itu.
Sejak bergabung dalam pelatnas PODSI pada 2005, Erny mengawali perjuangannya sebagai atlet perahu naga dan nomor ganda perahu kayak.
Namun, perjuangan Erny bukan hanya soal mendayung dan memenuhi target medali bagi kontingen Indonesia dalam turnamen-turnamen internasional khusus perahu kayak atau turnamen multi-olahraga.
Erny yang tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih juga harus mengurusi dua anak perempuannya yang berusia sembilan tahun dan enam tahun.
Ketika datang hari libur berlatih, Erny meluangkan waktu bagi anak-anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar. Paling tidak, istri Vines Kambay itu mengajak kedua putrinya bermain ke Purwakarta ataupun ke Bandung.
"Jika libur, saya mengajak mereka jalan-jalan ke Purwakarta atau Bandung. Saat hari latihan, mereka diasuh oleh neneknya," ujarnya.
Vines yang juga pelatih perahu kano dan perahu kayak PODSI setiap hari membantu sang istri menyiapkan peralatan dan perbekalan sekolah anak-anak mereka.
"Oleh karena itu, saya tidak ada beban untuk membagi waktu bagi keluarga. Suami juga sering memberikan motivasi misalnya saat saya kelelahan karena latihan," kata Erny.
Atlet putri yang pernah bercita-cita sebagai polisi wanita itu mengaku bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari keluarga di Papua maupun dari keluarga kecilnya bersama Vines.
"Anak saya sering bilang, Mama kalau lelah istirahat saja, tidak usah latihan," katanya mengenang ocehan anak-anaknya.
Kenangan itu pula yang sering dirasakan Erny saat akan bertanding, terutama pada turnamen internasional dan membawa nama Indonesia.
"Sebelum bertanding, seringkali ingin mendengar suara anak-anak saya. Itu saja, sebagai motivasi bagi saya," ujarnya.
Sembari berjuang sebagai atlet dan sebagai ibu, Erny berharap akan muncul atlet-atlet dayung dari tanah Papua yang menjadi bibit muda atlet pelatnas PODSI dan membawa nama Indonesia dalam turnamen internasional.
"Fasilitas berlatih dayung di Papua sangat kurang. Perahu dibuat dari papan dan hampir tidak ada alas untuk duduk," katanya.
Erny tidak menyinggung soal jumlah pelatih olahraga dayung di Papua. Tapi, atlet yang juga menggemari olahraga voli itu mengaku pelatih kepala olahraga dayung di Papua sempat memintanya untuk menjadi pelatih di Papua sehingga membantu pembinaan atlet-atlet daerah.
Pelatnas PODSISebanyak 19 atlet putra dan 10 atlet putri menjalani pemusatan pelatihan nasional di Jatiluhur dengan empat pelatih nasional dan satu pelatih asing.
Pelatih nasional perahu kano selain Vines yaitu Suryadi, Masyhur, dan Dian Kurniawan. Sedangkan satu pelatih asing berasal dari Hongaria adalah mantan peraih medali emas perahu kano dalam Olimpiade 2000, Novak Ferenc.
Tim perahu kano Indonesia, menurut Suryadi, akan menghadapi persaingan ketat dengan tim tuan rumah Singapura, tim Thailand, dan tim Myanmar.
"Cabang perahu kano membutuhkan pelatihan berkelanjutan dengan mengoptimalkan atlet-atlet daerah," katanya.
Selain latihan fisik dan teknik, pelatnas perahu kano di Jatiluhur juga melatih mental para atlet dengan menjalani berbagai percobaan pelatihan.
"Para atlet membutuhkan banyak uji coba atau kompetisi untuk membentuk mental mereka," katanya.
Tim nasional perahu kano akan mengikuti uji coba dan pemusatan latihan di Portugal pada 28 Maret hingga 2 Mei.
Pada SEA Games 2015 akan mempertandingan 17 nomor pertandingan perahu kano dengan 12 nomor pertandingan sesuai standar pertandingan Olimpiade.
Sore semakin larut di Purwakarta. Sinar matahari usai menampakan sinar cerahnya di perairan waduk Jatiluhur seiring dengan gerimis yang menjadi lebat.
Satu per satu atlet-atlet putri mengayuhkan dayung, mengarahkan perahu-perahu kecil mereka ke tepian. Latihan teknik individu itu berlanjut dengan latihan fisik di ruang beban sebelum latihan hari itu benar-benar berakhir.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar