Sumber Asli -- C0I - Meninggalnya atlet legendaris Indonesia, Mohammad Sarengat, menyisakan kepedihan mendalam bagi juniornya, Purnomo Muhammad Yudi. Sosok atlet lari yang pernah mengharumkan Indonesia dengan meraih dua medali emas di Asian Games IV 1962 itu merupakan idola baginya.
"Dia idola saya. Setelah berhasil memecahkan rekor lari yang dia pegang, saya termotivasi untuk bisa sukses seperti dia," kata Purnomo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin malam, 13 Oktober 2014.
Purnomo mengaku tidak akan pernah melupakan momen saat ia berhasil memecahkan rekor lari yang sebelumnya dipegang oleh Sarengat pada saat bertanding di Olimpiade Los Angeles 1984. "Saat itu dia memeluk saya sambil nangis, dia bilang, 'Aku bangga sama kamu'," kenang dia. Waktu itu, catatan rekor 10,40 detik yang dibuat Sarengat dilibas Purnomo yang mencatatkan waktu 10,30 detik.
Di mata Purnomo, Sarengat adalah atlet pekerja keras dan tekun. Anak seorang guru di Banyumas itu berhasil menjadi atlet berpretasi sekaligus menyelesaikan kuliah dokter setelah sepuluh tahun berkuliah di Universitas Indonesia berkat ketekunannya. Bahkan, setelah pensiun dari atletik, Sarengat menjadi dokter khusus Wakil Presiden Adam Malik.
Sayang, pretasinya yang membanggakan di cabang atletik tidak mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah. Pada masa tuanya, Sarengat harus menjalani perawatan intensif akibat berulang kali mengalami serangan stroke. Bahkan, dua tahun terakhir ini, menurut Purnomo, dia makan melalui hidung. (Baca: Legenda Atletik Indonesia Meninggal Dunia)
"Saya bersama keluarganya baru mau bikin gerakan peduli Sarengat, tetapi itu belum terlaksana, ia sudah meninggal," ujar Purnomo. Kejadian yang dialami Sarengat, menurut Purnomo, seharusnya menjadi bahan pelajaran bagi pemerintah. "Bagi atlet yang berhasil menjadi juara, sudah seharusnya ada jaminan asuransi kesehatan, jangan bonus saja," katanya.
Sarengat sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah selama seminggu sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Senin sore, 13 Oktober 2014. Jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Pemakamannya akan dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Oktober 2014, pukul 10.00 WIB.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
"Dia idola saya. Setelah berhasil memecahkan rekor lari yang dia pegang, saya termotivasi untuk bisa sukses seperti dia," kata Purnomo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin malam, 13 Oktober 2014.
Purnomo mengaku tidak akan pernah melupakan momen saat ia berhasil memecahkan rekor lari yang sebelumnya dipegang oleh Sarengat pada saat bertanding di Olimpiade Los Angeles 1984. "Saat itu dia memeluk saya sambil nangis, dia bilang, 'Aku bangga sama kamu'," kenang dia. Waktu itu, catatan rekor 10,40 detik yang dibuat Sarengat dilibas Purnomo yang mencatatkan waktu 10,30 detik.
Di mata Purnomo, Sarengat adalah atlet pekerja keras dan tekun. Anak seorang guru di Banyumas itu berhasil menjadi atlet berpretasi sekaligus menyelesaikan kuliah dokter setelah sepuluh tahun berkuliah di Universitas Indonesia berkat ketekunannya. Bahkan, setelah pensiun dari atletik, Sarengat menjadi dokter khusus Wakil Presiden Adam Malik.
Sayang, pretasinya yang membanggakan di cabang atletik tidak mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah. Pada masa tuanya, Sarengat harus menjalani perawatan intensif akibat berulang kali mengalami serangan stroke. Bahkan, dua tahun terakhir ini, menurut Purnomo, dia makan melalui hidung. (Baca: Legenda Atletik Indonesia Meninggal Dunia)
"Saya bersama keluarganya baru mau bikin gerakan peduli Sarengat, tetapi itu belum terlaksana, ia sudah meninggal," ujar Purnomo. Kejadian yang dialami Sarengat, menurut Purnomo, seharusnya menjadi bahan pelajaran bagi pemerintah. "Bagi atlet yang berhasil menjadi juara, sudah seharusnya ada jaminan asuransi kesehatan, jangan bonus saja," katanya.
Sarengat sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah selama seminggu sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Senin sore, 13 Oktober 2014. Jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Pemakamannya akan dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Oktober 2014, pukul 10.00 WIB.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar