Sumber Asli -- C0I -Pasangan muda ganda putri PON Remaja DKI Jakarta Apriani Rahayu/Jauza Fadhilla Sugiarto berhasil keluar sebagai juara Djarum Sirkuit Nasional Sumatera Barat Terbuka yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Semen Padang, Indarung, Sumatera Barat 20 – 25 Oktober 2014.
Di final pasangan remaja berusia 15 tahun ini mengalahkan pasangan senior unggulan 2 Ery Octaviani/Aris Budiarti dari Jayaraya Jakarta dengan 21 – 13, 12 – 21, 21 – 17. Kunci kemenangan Jauza/Apriani adalah menampilkan pola permainan cepat dan menyerang.
Kejutan terbesar sebenarnya terjadi pada babak semifinal, dimana pasangan Jauza/Apriani mengalahkan unggulan pertama dari SGS Bandung, Devi Tika Permatasari/Keysa Nurvita Hanadia lewat pertarungan ketat 14 – 21, 21 – 19, 21 – 18.
Selama ini, pasangan Devi/Keysa menjadi momok bagi pasangan remaja ini lantaran dalam empat pertemuan sebelumnya mereka selalu kalah. Namun pada pertemuan kelima ini Jauza/Apriani mencatat sejarah sebagai pasangan termuda yang mengalahkan Devi/Keysa.
Selain itu, Jauza/Apriani juga membuat sejarah baru sebagai pemain remaja berusia 15 tahun pertama yang menjuarai Sirkuit Nasional tingkat senior. Mereka menunjukkan bahwa pemain muda tidak boleh dianggap remeh di turnamen sekelas Sirnas ini.
“Selama ini lawan-lawan yang saya hadapi selalu mendominasi podium juara setiap berlangsung Sirnas. Tapi beruntung kali ini kami berhasil menembus dominasi itu dengan merebut gelar untuk pertama kalinya,” kata Jauza yang dihubungi lewat telepon selularnya, Minggu (26/10).
Putri bungsu juara dunia bulutangkis 1983 Icuk Sugiarto ini menambahkan, kunci kemenangan mereka di semifinal dan final adalah semangat bertanding yang tinggi. Bermain tanpa beban sebagai underdog, justru membuat lawan-lawan mereka yang terlihat grogi menghadapi mereka.
“Kami bermain lepas, tanpa beban. Mungkin ini yang membuat kali bisa menang. Sementara lawan yang sudah punya pengalaman juara justru terlihat grogi ketika kami unggul dalam pengumpulan angka,” lanjut Jauza.
Pasangan Jauza/Apriani sebenarnya berada dalam kelompok remaja pada Sirkuit Nasional Sumatera Barat ini. Namun karena mereka ingin mendapatkan lawan yang lebih berat dalam rangka persiapan PON Remaja I/Surabaya, maka mereka memilih masuk kategori senior.
Hasilnya memang tidak sia-sia, pasangan yang dipersiapkan untuk PON Remaja ini membuat kejutan sekaligus mencatat sejarah sebagai pasangan termuda yang menjuarai Sirkuit Nasional untuk kategori senior.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Di final pasangan remaja berusia 15 tahun ini mengalahkan pasangan senior unggulan 2 Ery Octaviani/Aris Budiarti dari Jayaraya Jakarta dengan 21 – 13, 12 – 21, 21 – 17. Kunci kemenangan Jauza/Apriani adalah menampilkan pola permainan cepat dan menyerang.
Kejutan terbesar sebenarnya terjadi pada babak semifinal, dimana pasangan Jauza/Apriani mengalahkan unggulan pertama dari SGS Bandung, Devi Tika Permatasari/Keysa Nurvita Hanadia lewat pertarungan ketat 14 – 21, 21 – 19, 21 – 18.
Selama ini, pasangan Devi/Keysa menjadi momok bagi pasangan remaja ini lantaran dalam empat pertemuan sebelumnya mereka selalu kalah. Namun pada pertemuan kelima ini Jauza/Apriani mencatat sejarah sebagai pasangan termuda yang mengalahkan Devi/Keysa.
Selain itu, Jauza/Apriani juga membuat sejarah baru sebagai pemain remaja berusia 15 tahun pertama yang menjuarai Sirkuit Nasional tingkat senior. Mereka menunjukkan bahwa pemain muda tidak boleh dianggap remeh di turnamen sekelas Sirnas ini.
“Selama ini lawan-lawan yang saya hadapi selalu mendominasi podium juara setiap berlangsung Sirnas. Tapi beruntung kali ini kami berhasil menembus dominasi itu dengan merebut gelar untuk pertama kalinya,” kata Jauza yang dihubungi lewat telepon selularnya, Minggu (26/10).
Putri bungsu juara dunia bulutangkis 1983 Icuk Sugiarto ini menambahkan, kunci kemenangan mereka di semifinal dan final adalah semangat bertanding yang tinggi. Bermain tanpa beban sebagai underdog, justru membuat lawan-lawan mereka yang terlihat grogi menghadapi mereka.
“Kami bermain lepas, tanpa beban. Mungkin ini yang membuat kali bisa menang. Sementara lawan yang sudah punya pengalaman juara justru terlihat grogi ketika kami unggul dalam pengumpulan angka,” lanjut Jauza.
Pasangan Jauza/Apriani sebenarnya berada dalam kelompok remaja pada Sirkuit Nasional Sumatera Barat ini. Namun karena mereka ingin mendapatkan lawan yang lebih berat dalam rangka persiapan PON Remaja I/Surabaya, maka mereka memilih masuk kategori senior.
Hasilnya memang tidak sia-sia, pasangan yang dipersiapkan untuk PON Remaja ini membuat kejutan sekaligus mencatat sejarah sebagai pasangan termuda yang menjuarai Sirkuit Nasional untuk kategori senior.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar