Sumber Asli -- C0I -Suasana dingin menjelang pemilihan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) masa bakti 2015 - 2019 karena para calon yang muncul didominasi wajah-wajah lama tiba-tiba saja menghangat. Secara tak terduga, para mantan atlet Indonesia yang pernah turun di olimpiade atau biasa disebut olimpian, mengusulkan Menpora Imam Nahrawi menjadi Ketua KOI.
Munculnya nama Imam membuat perebutan Ketum KOI bergolak sehari menjelang Kongres KOI di Jakarta, Sabtu (31/10). Kubu tiga calon yang sebelumnya sudah mendaftar ke Tim Penjaringan Ketum KOI, EF Hamidy, Muddai Madang dan Erick Thohir menjadi resah. Apalagi mereka sudah menyusun skenario untuk memenangkan pemilihan di Hotel Sheraton, Gandaria City, Jakarta Selatan.
Kubu Erick dan Muddai misalnya dikabarkan menyusun koalisi bersama Anton Subowo, anak dari Ketum KOI dua peride sebelumnya, Rita Subowo. Kompromi untuk mengamankan kepentingan kekuatan lama kubu Rita itu memunculkan formasi, Erick Ketum, Muddai Wakil Ketum dan Anton Sekjen. Sebagai imbalan dari kompromi ini, Rita disebutkan tidak maju mencalonkan diri.
Sedangkan kubu Hamidy yang Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat meningkatkan konsolidasi. Dukungan 39 Pengurus Besar dan Pengurus Pusat Cabang Olahraga anggota KOI diperkuat. Ada yang menyebutkan, karena kubu penerus kepentingan Rita sudah membuat koalisi maka bisa saja pihak Hamidy memperkuat dukungan ke Imam Nahrawi.
Koordinator Olimpian, Richard Sam Bera di Jakarta, Jumat menyatakan, pihaknya mengusulkan nama Imam dengan alasan untuk menyelamatkan organisasi KOI dan Asian Games 2018. "Saat ini dibutuhkan figur tengah dan diharapkan mampu bertanggung jawab, terutama untuk menghadapi Asian Games 2018. Kami menilai Menpora cukup tepat," kata Richard.
Menurut dia, munculnya nama Menpora diakhir masa pendaftaran ini berkaitan dengan keprihatian olimpian terkait dengan situasi manajemen olahraga nasional belakangan ini, terutama kekisruhan menjelang Kongres KOI. Demi perbaikan olahraga nasional ke depan, dia mengaku akan segera melakukan komunikasi dengan menpora.
"Tidak hanya melakukan komunikasi dengan Menpora. Kami juga akan melakukan komunikasi dengan pemilik suara, terutama pengurus besar cabang olahraga juga mencantumkan nama Menpora sebagai salah satu calon," kata Richard, menegaskan.
Sebelum manuver olimpian itu muncul hanya ada tiga calon Ketum KOI yakni, Sekjen KONI EF Hamidy, Ketua Umum KONI Sumsel, Muddai Madang, dan Erick Thohir. EF Hamidy calon pertama yang mengembalikan formulir pendaftaran, Rabu lalu. Sedangkan, Muddai Madang dan Erick Thohir mengembalikan formulir di hari terakhir batas pengembalian formulir, Jumat (30/10).
Persaingan antara ketiga caketum ini diperkirakan akan ketat. Ketiganya, bukan orang baru di dunia olahraga Indonesia. Juru bicara EF Hamidy, Rinaldi Duyoh mengatakan, mantan Sekjen KONI Pusat itu sudah mengantongi 39 suara dari induk-induk organisasi (PB/PP) anggota KOI. Bahkan, katanya, beberapa PB/PP lain sudah menyatakan diri untuk bergabung.
"Tim pendukung EF Hamidy cukup solid. Dan, kita bertekad untuk menjadikannya sebagai Ketua KOI periode 2015-2019," katanya.
Ketika ditanyakan mengenai adanya sanksi IOC/OCA mengenai pemakaian logo lima ring KONI Pusat, Rinaldi meminta panitia Kongres KOI agar sportif. "Kita minta panitia kongres harus sportif karena tampilnya EF Hamidy itu diinginkan anggota KOI," tegasnya.
Melihat kekisruhan dan upaya memlintir ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga KOI untuk menguatkan posisi dan menjegal lawan maka diperlukan kekuatan penengah dan pembaharu. Kekuatan yang berani mendobrak sumber kisruh dan kegaduhan olahraga nasional selama ini. Tokoh dengan semangat mementingkan bangsa dan negara. Bukan kepentingan pribadi, kelompaok apalagi proyek.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar