Sumber Asli -- C0I - Persiapan Asian Games kembali menjadi sorotan dalam rapat kerja (raker) antara Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kamis (17/9).
Setelah dalam raker sebelumnya Kemenpora diminta menjelaskan perihal kontrak penyelenggaraan Asian Games, dalam raker kali ini Komisi X kembali menyinggung soal pengadaan dana penyelenggaraan pesta olahraga multi event tersebut.
"Idealnya ketuanya (Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games) adalah seorang wirausahawan, sehingga meminimalisir beban APBN (Anggaran Perencanaan Belanja Negara)," ujar salah satu anggota Komisi X dari fraksi PDIP, Utut Adianto, ketika rapat berlangsung.
Pasalnya, Utut dan beberapa anggota Komisi X yang lain merasa anggaran yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan Asian Games sangatlah besar.
Utut bahkan mengambil contoh penyelenggaraan Asian Games sebelumnya di Incheon, Korea Selatan, yang mencapai US$ 1,62 miliar (Rp 23,166 triliun).
Meski terbilang besar, pemerintah Korea Selatan hanya menanggung 19 persen dari total biaya, sedangkan sisanya ditanggung oleh pemerintah kota Incheon (78,9 persen), swasta/sponsor (2 persen), dan pemerintah kota sekitar Incheon (0.1 persen).
Oleh karena itu dalam kesimpulan raker tersebut, Komisi X berharap Kemenpora dapat mengkaji lebih mendalam terkait penyelenggaraan Asian Games 2018 dengan memperhatikan situasi dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini hingga 2018 mendatang.
'Tidak Akan Ada Kesulitan'
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, yang baru saja kembali dari lawatannya ke Turkmenistan untuk menemui OCA (Komite Olimpiade Asia), optimistis persiapan menjelang Asian Games akan berjalan mulus.
Apalagi, Imam juga mengabarkan bahwa OCA telah menyatakan Indonesia tak perlu menambah venue lagi karena bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, kecuali velodrome (balap sepeda) dan akuatik.
"Sebisa mungkin memanfaatkan venue yang ada sehingga tak perlu membangun yang baru, kecuali pembangunan velodrome di Rawamangun dan Akuatik di GBK," ujar Imam seusai raker dengan Komisi X.
"Kami juga sudah mendapatkan dukungan dari Komisi X, agar akuatik ini mendapatkan perhatian di 2016. Artinya tidak akan ada lah hambatan dalam melakukan persiapan menuju Asian Games."
Asian Games 2018 mendatang, direncanakan akan diselenggarakan di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang.
Hingga saat ini, pihak Kemenpora masih berusaha dan optimistis dapat memuat dua nama kota itu di logo resmi Asian Games. Pasalnya, penyebutan dua kota dalam logo ajang multi-event itu akan menjadi yang pertama sepanjang sejarah Asian Games.
--> Setelah dalam raker sebelumnya Kemenpora diminta menjelaskan perihal kontrak penyelenggaraan Asian Games, dalam raker kali ini Komisi X kembali menyinggung soal pengadaan dana penyelenggaraan pesta olahraga multi event tersebut.
"Idealnya ketuanya (Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games) adalah seorang wirausahawan, sehingga meminimalisir beban APBN (Anggaran Perencanaan Belanja Negara)," ujar salah satu anggota Komisi X dari fraksi PDIP, Utut Adianto, ketika rapat berlangsung.
Pasalnya, Utut dan beberapa anggota Komisi X yang lain merasa anggaran yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan Asian Games sangatlah besar.
Utut bahkan mengambil contoh penyelenggaraan Asian Games sebelumnya di Incheon, Korea Selatan, yang mencapai US$ 1,62 miliar (Rp 23,166 triliun).
Meski terbilang besar, pemerintah Korea Selatan hanya menanggung 19 persen dari total biaya, sedangkan sisanya ditanggung oleh pemerintah kota Incheon (78,9 persen), swasta/sponsor (2 persen), dan pemerintah kota sekitar Incheon (0.1 persen).
Oleh karena itu dalam kesimpulan raker tersebut, Komisi X berharap Kemenpora dapat mengkaji lebih mendalam terkait penyelenggaraan Asian Games 2018 dengan memperhatikan situasi dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini hingga 2018 mendatang.
'Tidak Akan Ada Kesulitan'
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, yang baru saja kembali dari lawatannya ke Turkmenistan untuk menemui OCA (Komite Olimpiade Asia), optimistis persiapan menjelang Asian Games akan berjalan mulus.
Apalagi, Imam juga mengabarkan bahwa OCA telah menyatakan Indonesia tak perlu menambah venue lagi karena bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, kecuali velodrome (balap sepeda) dan akuatik.
"Sebisa mungkin memanfaatkan venue yang ada sehingga tak perlu membangun yang baru, kecuali pembangunan velodrome di Rawamangun dan Akuatik di GBK," ujar Imam seusai raker dengan Komisi X.
"Kami juga sudah mendapatkan dukungan dari Komisi X, agar akuatik ini mendapatkan perhatian di 2016. Artinya tidak akan ada lah hambatan dalam melakukan persiapan menuju Asian Games."
Asian Games 2018 mendatang, direncanakan akan diselenggarakan di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang.
Hingga saat ini, pihak Kemenpora masih berusaha dan optimistis dapat memuat dua nama kota itu di logo resmi Asian Games. Pasalnya, penyebutan dua kota dalam logo ajang multi-event itu akan menjadi yang pertama sepanjang sejarah Asian Games.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar