Sumber Asli -- C0I -Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat, tinggal menyisakan waktu setahun lagi. Berbagai kontingen olahraga sedang sibuk mengikuti ajang Pra-PON. Ajang tersebut merupakan kualifikasi untuk bisa masuk putaran utama tahun depan.
Salah satu yang tengah mempersiapkan para atletnya untuk mengikuti PON XIX 2016 adalah kontingen DKI Jakarta.
Sejak digelar kali pertama pada 1948, DKI Jakarta jadi kontingen yang paling banyak mengoleksi gelar juara umum. 11 gelar juara umum jadi bukti betapa tangguhnya kontingen ini di ajang PON.
DKI Jakarta juga berstatus sebagai juara bertahan, setelah berhasil keluar menjadi juara umum di ajang PON XVIII 2012 Riau. Jakarta keluar sebagai juara dengan perolehan medali, 110 emas, 101 perak, dan 112 perunggu.
DKI berambisi besar mengulang sukses empat tahun lalu, meskipun bakal bertandang ke Jawa Barat yang notabene adalah salah satu kompetitor paling berat.
Persiapan yang dilakukan kontingen DKI tak main-main. 14 cabang olahraga (cabor) yang bakal dipertandingkan nanti, bahkan sudah mendatangkan pelatih asing. Beberapa cabor yang mendatangkan pelatih asing di antaranya bisbol, wushu, dan gulat.
Hal ini diungkap oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian. Dalam wawancara khusus dengan VIVA.co.id, tengah pekan ini, pria yang akrab disapa Eyi ini mengungkap banyak hal terkait persiapan kontingen DKI menuju PON XIX 2016.
Berikut wawancara VIVA.co.id dengan Ketua Umum KONI DKI Jakarta, yang juga merupakan mantan atlet karate nasional:
Sudah sejauh mana Persiapan kontingen DKI untuk menghadapi PON XIX di Jawa Barat tahun depan?
Tahun ini kita masih fokus ke pra-PON. Pra-PON ini masih berjalan hingga bulan Desember. Hasil dari Pra-PON ini akan menentukan masuk atau tidaknya atlet ke PON. Ada 3 program utama yang kami sedang siapkan dalam pra-PON, yakni pelatihan daerah (pelatda) jangka panjang, training center terpadu, dan mendatangkan pelatih asing serta mengirim atlet try out ke luar negeri untuk mengikuti event internasional, baik di Asia atau Eropa.
Hasilnya akan dimaksimalkan di pra-PON dulu, baru kita berbicara PON. Karena, kalau pra-PON nya tidak lolos, bagaimana mau bermain di PON.
Apa target kontingen DKI di PON XIX 2016? Siapa prediksi pesaing kuat untuk jadi juara umum?
Alhamdulillah, di semua cabor yang kita ikuti semuanya lolos (pra-PON). Sampai Desember ini masih banyak cabor yang belum masuk pra-PON. Estimasi target baru bisa kelihatan jika pra-PON sudah selesai semua.
Jika di pra-PON cabor-cabor andalan kita ada di peringkat atas baru kita bisa prediksi peluang kita bagaimana. Harapan kami semua pengadil, wasit dan juri bisa bertindak seadil-adilnya. Karena, sekali lagi saya katakan ajang ini adalah pesta silaturahmi para atlet Indonesia.
Kita lihat dari komposisi Timnas Indonesia di semua cabor, yang paling banyak kan masih DKI. Kita enggak usah berbicara soal saingan yang lain-lain, kita lihat komposisi timnas terbanyak kan dari DKI.
Jawa Barat dan Jawa Timur pembinaannya bagus, tapi lihat atlet yang masuk ke standar multievent internasional itu dari mana. Jadi kita lihat jangan hanya untuk di dalam negeri saja, tapi harus dilihat standar internasional (SEA Games dan Asian Games).
Adakah kendala yang hingga saat ini menjadi masalah serius?
Ada kendala yang sangat serius, terkait sarana. Sarana-sarana yang ada di Jakarta yang nantinya akan dipakai di Asian Games akan direnovasi. Begitu renovasi dilakukan, ada beberapa cabor yang terancam enggak punya tempat latihan. Contohnya, loncat indah dan balap sepeda.
Dua cabor ini kan tempat latihannya sedang akan direnovasi. Jika renovasi dilakukan, k emana para atlet loncat indah dan balap sepeda bisa latihan dengan sarana yang sesuai dengan karakter mereka? Tidak mungkin disuruh latihan loncat indah di lapangan sepakbola.
Kemarin kami sudah membahas ini dengan Kadisorda DKI, sebenarnya ada sarana lain yang bisa digunakan tapi kurang layak pakai. Jadi kami minta sarana itu diperbaiki dulu, jadi selama renovasi untuk Asian Games, atlet bisa latihan di sana.
Jika sarana latihan di Jakarta tidak bisa dipakai, maka saya akan kirim atlet untuk latihan di luar Jakarta atau ke luar negeri.
Berapa besar anggaran dana yang terkait persiapan ini? Apakah ada sponsor, jika ada dari mana saja?
Untuk masalah dana ya kita ada lah. Kalau cuma 1 sampai 2 miliar kita ada. Alhamdulillah dana kita cukup. Kita pegang anggaran untuk tahun ini sekitar Rp265 miliar. Kalau PON belum turun dananya, kan baru tahun depan.
Dana yang sudah ada saat ini, diperuntukkan bagi banyak cabor yang mengikuti atau menyelenggarakan kegiatan seperti kejurnas. Selain itu, juga ada untuk gaji para atlet dan pelatih. Untuk gaji saja bisa menghabiskan sekitar 7 sampai 8 miliar.
Enggak perlu kita bekerjasama dengan pihak lain untuk sponsor. Kadang dana yang sudah ada tidak tepakai semua. Sekarang begini, dana yang ada di setiap tahun itu kadang lebih, tahun lalu saja masih tersisa hingga Rp65 miliar.
Sekarang tinggal kita optimalisasi penggunaan dana itu dan pertanggungjawaban penggunaannya jelas. Berapa yang kita terima dari APBD, berapa yang kita keluarkan dari cabor harus jelas pertanggungjawabannya.
Pertanggung jawaban dari cabor ke kita, dan dari kita ke BPK juga harus jelas. Tidak bisa kita memakai dana itu sesuka kita, setiap kegiatan cabor harus jelas laporannya.
Bagaimana fasilitas yang diberikan untuk para atlet?
Fasilitas yang diberikan kepada atlet, yang jelas mereka setiap bulan menerima gaji, baik atlet maupun pelatih. Paling rendah itu sekitar Rp4 juta, itu gaji lapis dua. Untuk gaji lapis satu itu sekitar 8 juta per bulan.
Penentuan lapisan gaji itu berdasarkan prioritas atlet. Lapis satu itu biasanya untuk atlet yang akan diturunkan di PON dan diproyeksi mendapatkan medali emas. Bisanya yang menentukan lapisan itu dari cabor (Pengprov) yang memprioritaskan atlet tersebut.
Selain gaji, tentu kita juga kasih bonus untuk para atlet yang berhasil dapat emas. Kemarin saja untuk beberapa atlet yang dapat emas di SEA Games, kita kasih bonus Rp200 juta.
Cabor apa saja yang jadi andalan dan diprediksi bakal mendulang medali emas?
Golf, wushu, bisbol, sofbol, karate, biliar, dan taekwondo.
DKI dikenal sebagai provinsi yang sangat berani mendatangkan atlet luar daerah dengan gaji besar. Apakah hal ini akan kembali terjadi, dan bagaimana komentar Anda?
Masalah 'caplok' pemain buat kami itu tidak masalah. Dan perpindahan atlet itu hal yang lazim, selama memang yang diprioritaskan itu adalah keinginan atlet itu sendiri. Banyak faktor seorang atlet bisa pindah ke daerah lain.
Bisa saja atlet tersebut ikut keluarga yang pindah ke kota lain, dan melakukan latihan di daerah lain. Atau bisa saja karena ada yang melanjutkan pendidikan di daerah lain.
Jadi kita harus memandang perpindahan atlet sebagai hal yang positif. Soal regulasinya, sebenarnya perpindahan itu banyak terjadi di level cabor (Pengprov). Mereka sepakat pindah dulu baru mereka laporan ke KONI. Ini juga kan bagian dinamika di PON.
Jawa Barat khususnya Bandung dikenal rival kuat Jakarta. Apakah ada ketakutan hadapi tekanan dari suporter tuan rumah? Apakah ada pengamanan khusus?
Ah enggak lah, mereka semua baik kok. Kita kemarin meninjau venue didampingi oleh kawan-kawan KONI Jawa Barat. Kami juga membahas persoalan penertiban suporter. Soal pengamanan khusus itu ya tuan rumah. Jawa Barat kan tuan rumah, kita kan tamu. Kita serahkan semua kepada mereka, sebagai tuan rumah mereka harus memberikan keamanan dan kenyamanan buat kita.
--> Salah satu yang tengah mempersiapkan para atletnya untuk mengikuti PON XIX 2016 adalah kontingen DKI Jakarta.
Sejak digelar kali pertama pada 1948, DKI Jakarta jadi kontingen yang paling banyak mengoleksi gelar juara umum. 11 gelar juara umum jadi bukti betapa tangguhnya kontingen ini di ajang PON.
DKI Jakarta juga berstatus sebagai juara bertahan, setelah berhasil keluar menjadi juara umum di ajang PON XVIII 2012 Riau. Jakarta keluar sebagai juara dengan perolehan medali, 110 emas, 101 perak, dan 112 perunggu.
DKI berambisi besar mengulang sukses empat tahun lalu, meskipun bakal bertandang ke Jawa Barat yang notabene adalah salah satu kompetitor paling berat.
Persiapan yang dilakukan kontingen DKI tak main-main. 14 cabang olahraga (cabor) yang bakal dipertandingkan nanti, bahkan sudah mendatangkan pelatih asing. Beberapa cabor yang mendatangkan pelatih asing di antaranya bisbol, wushu, dan gulat.
Hal ini diungkap oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian. Dalam wawancara khusus dengan VIVA.co.id, tengah pekan ini, pria yang akrab disapa Eyi ini mengungkap banyak hal terkait persiapan kontingen DKI menuju PON XIX 2016.
Berikut wawancara VIVA.co.id dengan Ketua Umum KONI DKI Jakarta, yang juga merupakan mantan atlet karate nasional:
Sudah sejauh mana Persiapan kontingen DKI untuk menghadapi PON XIX di Jawa Barat tahun depan?
Tahun ini kita masih fokus ke pra-PON. Pra-PON ini masih berjalan hingga bulan Desember. Hasil dari Pra-PON ini akan menentukan masuk atau tidaknya atlet ke PON. Ada 3 program utama yang kami sedang siapkan dalam pra-PON, yakni pelatihan daerah (pelatda) jangka panjang, training center terpadu, dan mendatangkan pelatih asing serta mengirim atlet try out ke luar negeri untuk mengikuti event internasional, baik di Asia atau Eropa.
Hasilnya akan dimaksimalkan di pra-PON dulu, baru kita berbicara PON. Karena, kalau pra-PON nya tidak lolos, bagaimana mau bermain di PON.
Apa target kontingen DKI di PON XIX 2016? Siapa prediksi pesaing kuat untuk jadi juara umum?
Alhamdulillah, di semua cabor yang kita ikuti semuanya lolos (pra-PON). Sampai Desember ini masih banyak cabor yang belum masuk pra-PON. Estimasi target baru bisa kelihatan jika pra-PON sudah selesai semua.
Jika di pra-PON cabor-cabor andalan kita ada di peringkat atas baru kita bisa prediksi peluang kita bagaimana. Harapan kami semua pengadil, wasit dan juri bisa bertindak seadil-adilnya. Karena, sekali lagi saya katakan ajang ini adalah pesta silaturahmi para atlet Indonesia.
Kita lihat dari komposisi Timnas Indonesia di semua cabor, yang paling banyak kan masih DKI. Kita enggak usah berbicara soal saingan yang lain-lain, kita lihat komposisi timnas terbanyak kan dari DKI.
Jawa Barat dan Jawa Timur pembinaannya bagus, tapi lihat atlet yang masuk ke standar multievent internasional itu dari mana. Jadi kita lihat jangan hanya untuk di dalam negeri saja, tapi harus dilihat standar internasional (SEA Games dan Asian Games).
Adakah kendala yang hingga saat ini menjadi masalah serius?
Ada kendala yang sangat serius, terkait sarana. Sarana-sarana yang ada di Jakarta yang nantinya akan dipakai di Asian Games akan direnovasi. Begitu renovasi dilakukan, ada beberapa cabor yang terancam enggak punya tempat latihan. Contohnya, loncat indah dan balap sepeda.
Dua cabor ini kan tempat latihannya sedang akan direnovasi. Jika renovasi dilakukan, k emana para atlet loncat indah dan balap sepeda bisa latihan dengan sarana yang sesuai dengan karakter mereka? Tidak mungkin disuruh latihan loncat indah di lapangan sepakbola.
Kemarin kami sudah membahas ini dengan Kadisorda DKI, sebenarnya ada sarana lain yang bisa digunakan tapi kurang layak pakai. Jadi kami minta sarana itu diperbaiki dulu, jadi selama renovasi untuk Asian Games, atlet bisa latihan di sana.
Jika sarana latihan di Jakarta tidak bisa dipakai, maka saya akan kirim atlet untuk latihan di luar Jakarta atau ke luar negeri.
Berapa besar anggaran dana yang terkait persiapan ini? Apakah ada sponsor, jika ada dari mana saja?
Untuk masalah dana ya kita ada lah. Kalau cuma 1 sampai 2 miliar kita ada. Alhamdulillah dana kita cukup. Kita pegang anggaran untuk tahun ini sekitar Rp265 miliar. Kalau PON belum turun dananya, kan baru tahun depan.
Dana yang sudah ada saat ini, diperuntukkan bagi banyak cabor yang mengikuti atau menyelenggarakan kegiatan seperti kejurnas. Selain itu, juga ada untuk gaji para atlet dan pelatih. Untuk gaji saja bisa menghabiskan sekitar 7 sampai 8 miliar.
Enggak perlu kita bekerjasama dengan pihak lain untuk sponsor. Kadang dana yang sudah ada tidak tepakai semua. Sekarang begini, dana yang ada di setiap tahun itu kadang lebih, tahun lalu saja masih tersisa hingga Rp65 miliar.
Sekarang tinggal kita optimalisasi penggunaan dana itu dan pertanggungjawaban penggunaannya jelas. Berapa yang kita terima dari APBD, berapa yang kita keluarkan dari cabor harus jelas pertanggungjawabannya.
Pertanggung jawaban dari cabor ke kita, dan dari kita ke BPK juga harus jelas. Tidak bisa kita memakai dana itu sesuka kita, setiap kegiatan cabor harus jelas laporannya.
Bagaimana fasilitas yang diberikan untuk para atlet?
Fasilitas yang diberikan kepada atlet, yang jelas mereka setiap bulan menerima gaji, baik atlet maupun pelatih. Paling rendah itu sekitar Rp4 juta, itu gaji lapis dua. Untuk gaji lapis satu itu sekitar 8 juta per bulan.
Penentuan lapisan gaji itu berdasarkan prioritas atlet. Lapis satu itu biasanya untuk atlet yang akan diturunkan di PON dan diproyeksi mendapatkan medali emas. Bisanya yang menentukan lapisan itu dari cabor (Pengprov) yang memprioritaskan atlet tersebut.
Selain gaji, tentu kita juga kasih bonus untuk para atlet yang berhasil dapat emas. Kemarin saja untuk beberapa atlet yang dapat emas di SEA Games, kita kasih bonus Rp200 juta.
Cabor apa saja yang jadi andalan dan diprediksi bakal mendulang medali emas?
Golf, wushu, bisbol, sofbol, karate, biliar, dan taekwondo.
DKI dikenal sebagai provinsi yang sangat berani mendatangkan atlet luar daerah dengan gaji besar. Apakah hal ini akan kembali terjadi, dan bagaimana komentar Anda?
Masalah 'caplok' pemain buat kami itu tidak masalah. Dan perpindahan atlet itu hal yang lazim, selama memang yang diprioritaskan itu adalah keinginan atlet itu sendiri. Banyak faktor seorang atlet bisa pindah ke daerah lain.
Bisa saja atlet tersebut ikut keluarga yang pindah ke kota lain, dan melakukan latihan di daerah lain. Atau bisa saja karena ada yang melanjutkan pendidikan di daerah lain.
Jadi kita harus memandang perpindahan atlet sebagai hal yang positif. Soal regulasinya, sebenarnya perpindahan itu banyak terjadi di level cabor (Pengprov). Mereka sepakat pindah dulu baru mereka laporan ke KONI. Ini juga kan bagian dinamika di PON.
Jawa Barat khususnya Bandung dikenal rival kuat Jakarta. Apakah ada ketakutan hadapi tekanan dari suporter tuan rumah? Apakah ada pengamanan khusus?
Ah enggak lah, mereka semua baik kok. Kita kemarin meninjau venue didampingi oleh kawan-kawan KONI Jawa Barat. Kami juga membahas persoalan penertiban suporter. Soal pengamanan khusus itu ya tuan rumah. Jawa Barat kan tuan rumah, kita kan tamu. Kita serahkan semua kepada mereka, sebagai tuan rumah mereka harus memberikan keamanan dan kenyamanan buat kita.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar