Sumber Asli -- C0I - Apa peran data dalam pembinaan dan pengembangan prestasi bulutangkis Indonesia? Bagi legenda bulu tangkis Indonesia era '50-an, Tan Joe Hok, yang pelaku sejarah keolahragaan nasional, data sangat penting.
"Jika Indonesia disebut sebagai negara bulutangkis, berapa jumlah klub bulu tangkis dan atlet bulu tangkis yang ada di Indonesia? Itu dulu...," kata Tan, selepas menerima penghargaan Prestasi Seumur Hidup dalam Kejuaraan Flypower 2015, di Jakarta, Jumat.
Pria yang mempunyai nama lain Hendra Kartanegara itu mengatakan, data tentang jumlah klub dan pemain aktif itu berperan untuk menentukan regenerasi atlet-atlet bulu tangkis Indonesia.
"Kita juga harus memantau kekuatan atlet negara-negara lain, seperti tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin. Dia punya mental bermain yang bagus," kata mantan atlet peraih juara Piala Thomas pada 1958, 1961, dan 1964 itu. Artinya data tentang peta kekuatan lawan harus dikuasai baik.
Legenda bulu tangkis berusia 77 tahun itu mengatakan, perkembangan bulutangkis Indonesia harus dimulai dengan menggerakkan pihak swasta yaitu klub-klub bulutangkis sebagai pembinaan atlet di Indonesia.
Namun, perebut medali emas bulutangkis dalam Asian Games 1962 itu juga tidak memungkiri peranan dana yang juga menjadi faktor pendukung kemajuan bulu tangkis Indonesia.
"Selama ini bulutangkis masih abu-abu untuk mencari sponsor terutama dari sektor swasta. Para pengusaha harus diberikan pengurangan pajak sebagai mana di Amerika Serikat agar mau menjadi sponsor," katanya.
Tan Joe Hok merupakan satu dari tujuh atlet lain yang membawa Indonesia menjadi juara dalam Piala Thomas 1958.
Enam rekan Tan saat itu adalah Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin.
Mereka dikenal dengan julukan "tujuh pendekar" bulu tangkis karena menjadi perintis perolehan Piala Thomas bagi Indonesia. Sejak itu nama Indonesia masuk hitungan penting perbulutangkisan dunia.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
"Jika Indonesia disebut sebagai negara bulutangkis, berapa jumlah klub bulu tangkis dan atlet bulu tangkis yang ada di Indonesia? Itu dulu...," kata Tan, selepas menerima penghargaan Prestasi Seumur Hidup dalam Kejuaraan Flypower 2015, di Jakarta, Jumat.
Pria yang mempunyai nama lain Hendra Kartanegara itu mengatakan, data tentang jumlah klub dan pemain aktif itu berperan untuk menentukan regenerasi atlet-atlet bulu tangkis Indonesia.
"Kita juga harus memantau kekuatan atlet negara-negara lain, seperti tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin. Dia punya mental bermain yang bagus," kata mantan atlet peraih juara Piala Thomas pada 1958, 1961, dan 1964 itu. Artinya data tentang peta kekuatan lawan harus dikuasai baik.
Legenda bulu tangkis berusia 77 tahun itu mengatakan, perkembangan bulutangkis Indonesia harus dimulai dengan menggerakkan pihak swasta yaitu klub-klub bulutangkis sebagai pembinaan atlet di Indonesia.
Namun, perebut medali emas bulutangkis dalam Asian Games 1962 itu juga tidak memungkiri peranan dana yang juga menjadi faktor pendukung kemajuan bulu tangkis Indonesia.
"Selama ini bulutangkis masih abu-abu untuk mencari sponsor terutama dari sektor swasta. Para pengusaha harus diberikan pengurangan pajak sebagai mana di Amerika Serikat agar mau menjadi sponsor," katanya.
Tan Joe Hok merupakan satu dari tujuh atlet lain yang membawa Indonesia menjadi juara dalam Piala Thomas 1958.
Enam rekan Tan saat itu adalah Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin.
Mereka dikenal dengan julukan "tujuh pendekar" bulu tangkis karena menjadi perintis perolehan Piala Thomas bagi Indonesia. Sejak itu nama Indonesia masuk hitungan penting perbulutangkisan dunia.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar