Sumber Asli -- C0I - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berharap segera dapat menyelesaikan konflik antara Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) dengan Equestrian yang telah berlangsung sejak 2002.
Menpora meminta dicarikan waktu untuk mempertemukan Pordasi dan Equestrian.
"Sebelum munas tahun ini, harus sudah dijadwalkan bertemu karena banyak sekali yang harus diurus. Satu per satu cabang olahraga yang berkonflik nanti kami urai," kata Imam, seperti dilansir tim media Kemenpora di Jakarta, Senin.
Ketua Umum Pordasi M. Chaidir Saddak mengatakan awal mula konflik tersebut terjadi pada 2002.
"Pada saat munas, sudah ada teman dari Equestrian yang bersuara berbeda," katanya.
Kemudian, kata Chaidir, pada 2009 terjadi konflik yang sesungguhnya karena ada anggapan Pordasi lebih condong ke pacuan dibanding Equestrian.
"Pak Irfan Ginting dari Equestrian menyebut kami tidak membina, padahal mereka ketuanya. Polo saja yang diketuai Pak Prabowo tidak ada masalah," tuturnya.
Ia juga menyatakan bahwa di Pordasi anggota Pengurus Provinsi (Pengprov) punyak hak suara sedangkan Equestrian dalam perjalanannya tidak pernah melaksanakan munas dan AD/RT juga diganti.
"Yang munas hanya pengurusnya tanpa melibatkan Pengprov" ujarnya.
Chaidir juga menjelaskan apabila Equestrian ingin berpisah dari Pordasi maka harus melalui munas.
"Klub-klub Equestrian harus hadir dan diputarkan di munas maka masalahnya akan selesai. Kalau Polo dan pacuan tidak ada masalah, hanya Equestrian saja. Persyaratannya, setiap Pengurus Besar (PB) minimal mempunyai 10 Pengprov sedangkan Equestrian tidak punya," ujarnya.
Selain menceritakan masalah Pordasi dan Equestrian, kedatangan pengurus Pordasi juga dimaksudkan untuk mengundang Menpora untuk hadir dalam pertandingan Minang Derby di Pacuan Kuda Pulo Mas, Jakarta pada 5 Mei 2015.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Menpora meminta dicarikan waktu untuk mempertemukan Pordasi dan Equestrian.
"Sebelum munas tahun ini, harus sudah dijadwalkan bertemu karena banyak sekali yang harus diurus. Satu per satu cabang olahraga yang berkonflik nanti kami urai," kata Imam, seperti dilansir tim media Kemenpora di Jakarta, Senin.
Ketua Umum Pordasi M. Chaidir Saddak mengatakan awal mula konflik tersebut terjadi pada 2002.
"Pada saat munas, sudah ada teman dari Equestrian yang bersuara berbeda," katanya.
Kemudian, kata Chaidir, pada 2009 terjadi konflik yang sesungguhnya karena ada anggapan Pordasi lebih condong ke pacuan dibanding Equestrian.
"Pak Irfan Ginting dari Equestrian menyebut kami tidak membina, padahal mereka ketuanya. Polo saja yang diketuai Pak Prabowo tidak ada masalah," tuturnya.
Ia juga menyatakan bahwa di Pordasi anggota Pengurus Provinsi (Pengprov) punyak hak suara sedangkan Equestrian dalam perjalanannya tidak pernah melaksanakan munas dan AD/RT juga diganti.
"Yang munas hanya pengurusnya tanpa melibatkan Pengprov" ujarnya.
Chaidir juga menjelaskan apabila Equestrian ingin berpisah dari Pordasi maka harus melalui munas.
"Klub-klub Equestrian harus hadir dan diputarkan di munas maka masalahnya akan selesai. Kalau Polo dan pacuan tidak ada masalah, hanya Equestrian saja. Persyaratannya, setiap Pengurus Besar (PB) minimal mempunyai 10 Pengprov sedangkan Equestrian tidak punya," ujarnya.
Selain menceritakan masalah Pordasi dan Equestrian, kedatangan pengurus Pordasi juga dimaksudkan untuk mengundang Menpora untuk hadir dalam pertandingan Minang Derby di Pacuan Kuda Pulo Mas, Jakarta pada 5 Mei 2015.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar