Kamis, 03 September 2015

HAORNAS 2015 > Jangan Seremonial, Harus Jadi Tonggak Kebangkitan Olahraga Indonesia

Sumber Asli -- C0I -Hari Olahraga Nasional (Haornas) semakin tergerus sehingga hampir terlupakan. Bahkan untuk peringatan Haornas 2015 nyaris tidak terdengar gaungnya. Padahal banyak yang berharap Haornas kali ini menjadi tonggak kebangkitan olahraga Indonesia setelah mengalami penurunan prestasi yang tajam.

    Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate Indonesia (PB Forki), Zulkarnaen Purba  mengakui, gema Haornas kali ini tidak menyentuh masyarakat. Dia menilai, seharusnya Haornas bisa menggerakan masyarakat untuk berolahraga demi kebangkitan prestasi Indonesia.
     "Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa prestasi olahraga Indonesia sudah mengalami penurunan dan perlu dilakukan terobosan agar bisa kembali meningkat. Jadi, Kemenpora harus menjadikan Peringatan Haornas kali ini sebagai tonggak kebangkitan olahraga Indonesia dan bukan hanya jadi tradisi peringatan tahunan dengan hanya memberikan kertas penghargaan," kata Zulkarnaen Purba yang ditemui  di Sekretariat PB Forki Jakarta, Rabu (3/9).
    Puncak peringatan Haornas bakal digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Istana Olahraga  Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2015. Peringatan yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo itu dilaksanakan di tengah kemerosotan prestasi Indonesia.
    Pada Olimpiade London 2012, kontingen Indonesia gagal mempertahankan tradisi medali emas, lalu tidak mampu memenuhi target 9 emas pada Asian Games Incheon, Korsel 2014 dan merosot ke peringkat kelima SEA Games Singapura 2015.
    Di era modern ini, kata Zulkarnaen Purba, perlu diterapkan pola pembinaan modern dengan melibatkan sport science, menyediakan nutrisi yang cukup dan meningkatkan tingkat kesejahteraan bagi atlet berprestasi. "Komitmen pemerintah sangat dibutuhkan dalam menerapkan pola pembinaan olahraga modern. Tanpa dukungan pemerintah tidak mungkin bisa terwujud," katanya.
    Berbicara masalah pola pembinaan olahraga modern, kata Zulkarnaen, dipastikan menyangkut masalah dana. Makanya, dia berharap masalah klasik tentang dana ini bisa segera diatasi.
"Masalah dana pembinaan prestasi olahraga Indonesia ini patut menjadi perhatian khusus. Jangan sampai terjadi lagi program tidak bisa berjalan hanya terkendala dana belum turunnya anggaran APBN," jelasnya.
    Selain itu, kata Zulkarnaen, Kemenpora harus bisa memetakan cabang-cabang olahraga unggulan. "Pemetaan cabang olahraga ini penting sehingga pembinaan lebih fokus," tegasnya.
    Yang lebih penting lagi, kata Zulkarnaen, masalah sarana latihan cabang unggulan perlu mendapat perhatian khusus. Sebagai contoh, cabang karate yang tidak punya padepokan seperti cabang bulutangkis hanya bisa menggunakan tempat latihan di Pintu Merah Stadion Utama dengan fasilitas seadanya.
    "Karate itu sudah mengukir prestasi membanggakan di Asian Games dan SEA Games. Harusnya, Kemenpora membangun tempat latihan karate yang standar internasional agar prestasi bisa lebih ditingatkan," tegasnya.
    Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI), Khairul Azmi mengharapkan Haornas kali ini mennjadi awal kebangkitan olahraga Indonesia ke depan. "Dan,  Kemenpora harus melakukan pembenahan secara menyeluruh sehingga permasalahan olahraga bisa teratasi," katanya.
    Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Provinsi DKI Jakarta Hidayat Humaid menegaskan, dulu pada Era kepemimpinan Presiden Soeharto selalu ada topik yang diangkat pada Haornas untuk menggairahkan dunia olahraga. Misalnya dengan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Kini setelah masyarakat banyak yang berolahraga dan ternyata prestasi Indonesia sedang menurun.
    "Zaman Soeharto dulu Indonesia sukses di berbagai ajang olahraga termasuk Olimpiade. Namun sejak  akhir 2011, medali emas olimpiade hilang. Jangankan emas, perunggu pun tidak," lanjut Hidayat.
    Di kalangan pelaku sepak bola Haornas menjadi tak berarti apa-apa selain dengan kematian sepak bola Indonesia. Konflik antara PSSI dan Menpora benar-benar sudah membuat sepakbola Indonesia seperti mati suri dalam lima bulan terakhir.
    Hal itu  yang dirasakan pelatih Persija Jakarta Rahmad Darmawan. Menurutnya, saat ini lebih banyak polemik yang tercipta dibandingkan pembinaan ataupun pembangunan sepakbola itu sendiri, yang digaungkan oleh kedua pihak selama berseteru. Hal ini menjadi bertentangan dengan makna dan harapan Haornas itu sendiri.
    Dalam bagian lain, Ketua Panitia Haornas, Prof Faisal Abdullah yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan peringatan Haornas akan dihadiri Presiden Jokowi. Menurut Faisal yang juga Deputi III Kemenpora, peringatan Haornas kali ini akan dijadikan sebagai tonggak untuk kebangkitan olahraga Indonesia dimana Kemenpora akan menjalin kerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dan Departemen Agama (Depag).
    Puncak acara Haornas, kata Faisal, akan diisi dengan pertunjukan musikal dan tarian olahraga serta memperkenalkan SBPI (Senam Bugar pelajr Indonesia) yang akan menjadi senam nasional bagi siswa SD, SMP dan SMA. "Kita juga akan menampilkan drama perjalanan keolahragaan Indonesia meraih prestasi," ujarnya.
    Selain itu, katanya, Kemenpora juga akan launching logo Asian Games 2018 dan sosialisasi pelaksanaan Tafisa 2016.
    Seperti biasanya, peringatan Haornas juga ditandai dengan pemberian penghargaan bagi mantan atlet, atlet, pelatih, dan atlet soina yang meraih 9 emas di Olimpiade Soina 2015.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi