Sabtu, 04 April 2015

ISL 2015 > Manajemen Arema Cronus Rangkul Tokoh-tokoh Penting Arema


Sumber Asli -- C0I - Keputusan final Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang tidak merekomendasikan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia—kini Qatar National Bank League (QNB League)—karena masalah dualisme kepengurusan yang belum beres memberikan dampak positif.





Manajemen Arema Cronus, misalnya, kini sedang berusaha merangkul tokoh-tokoh yang berperan besar pada masa peralihan pengelolaan Arema dari era Bentoel Prima ke konsorsium, 3 Agustus 2009. Konsorsium ini terdiri atas sejumlah orang penting Malang.



"Berkaitan dengan apa yang disebut BOPI sebagai perselisihan, dalam empat hari terakhir ini saya mewakili manajemen sudah sowan ke empat tokoh itu, dan keempatnya berkomitmen untuk bersama-sama mencari solusi terbaik soal legalitas Arema yang paling benar," kata Iwan Budianto, Ketua Eksekutif Arema Cronus, dalam jumpa pers di kantor Arema Cronus di Jalan Kertanegara 7, Kota Malang, Jumat sore, 3 April 2015.



Secara berurutan, empat tokoh yang dijumpai Iwan Budianto adalah Andi Darussalam Tabusalla atau sering disebut ADT, Darjoto Setyawan, Satrija Budi Wibawa, dan Gunadi Handoko. Andi adalah bekas Ketua Badan Liga Indonesia yang saat itu jadi Presiden Direktur PT Liga Indonesia. Darjoto bekas Pembina Yayasan Arema. Satrija bekas Sekretaris Yayasan Arema. Sedangkan Gunadi bekas Direktur Utama PT Arema Indonesia.



Iwan menganggap ADT tahu betul proses pembagian 14 saham PT Arema Indonesia, yakni 13 saham (93 persen) dimiliki Yayasan Arema dan satu saham (7 persen) diberikan kepada Lucky Adrianda Zainal sebagai penghormatan karena Lucky pendiri Arema. ADT pula yang mengajak Muhamad Nur masuk ke dalam Yayasan Arema sebagai ketua. ADT waktu itu sudah menjadi Pembina Yayasan Arema, menggantikan Darjoto yang mengundurkan diri pada 8 September 2009.



Tentu saja Darjoto, Satrija, dan Gunadi pun dianggap sangat mengetahui perihal pembagian saham Arema tersebut. Ia menegaskan bahwa Yayasan Arema masih menjadi pemilik sah Arema karena menguasai saham mayoritas. "Semua sudah siap, termasuk Pak Nur. Semua bertekad memperbaiki legalitas demi menyelamatkan eksistensi Arema," kata Iwan.



Bekas Manajer Persik Kediri itu pun memastikan bahwa Arema telah dijual oleh Lucky kepada Bentoel Prima dan akta serah-terima kepemilikan sudah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Iwan menyampaikan hal ini berdasarkan masukan dari ADT.



Catatan Tempo, kepemilikan Arema diserahterimakan dari Lucky kepada Bentoel di Hotel Regents Park, Kota Malang, pada 29 Januari 2003. Lalu dikukuhkan dalam Akta Nomor 213 Tanggal 29 Juni yang dikeluarkan notaris Eko Handoko Widjaja.



Praktis sejak itu terjadi perubahan organ Yayasan Arema. Dalam akta disebutkan bahwa Dewan Pendiri diisi oleh Lucky. Pembina Yayasan Arema diisi Yaya Winarto Yunardy. Darjoto jadi ketua. Satrija jadi sekretaris. Nicolaas Tirtadinata jadi bendahara. Sedangkan dosen sekaligus pakar hukum Universitas Brawijaya, Bambang Winarno, jadi pengawas.



Yayasan Arema kemudian membentuk PT Arema Indonesia pada 2004, dengan Akta Notaris Nomor 43 Tanggal 3 September 2004. Notarisnya adalah Eko Handoko Widjaja.



Lalu Bentoel menyerahkan pengelolaan Arema kepada konsorsium yang terdiri atas sejumlah tokoh Malang, antara lain Iwan Kurniawan, bos PT Anugerah Citra Abadi; dan Dewanti Rumpoko, istri Wali Kota Batu Eddy Rumpoko. Acara penyerahannya dilakukan di Hotel Santika, Kota Malang, 3 Agustus 2009.



Menurut Iwan, selaku operator klub, PT Arema Indonesia kemudian menerbitkan 14 saham tersebut. Sebanyak 13 saham dimiliki yayasan dan sisa satu saham dimiliki Lucky sebagai “saham kehormatan”. Iwan mengaku tidak mengetahui bahwa satu lembar saham tersebut diperjualbelikan.



Namun, Iwan menambahkan, satu saham itu bernilai 7 persen dan tak mengurangi 93 persen yang dimiliki yayasan. Yang tercatat di Kementerian Hukum dan HAM masih Bapak Darjoto sebagai pembina, pengawas Bambang Winarno, ketua yayasan Muhammad Nur, sekretaris Pak Mudjiono Moejito, dan bendahara Rendra Kresna.



Iwan menegaskan dia dan empat tokoh tersebut kembali bertemu untuk memberesi persoalan legalitas Arema. "Nanti detailnya seperti apa, sekitar hari Selasa atau Rabu depan kami akan bahas lagi, dan mungkin akan langsung diresmikan. Mohon dukungannya," ujarnya.

- ***

========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========

-->


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi