Sumber Asli -- C0I - Tak jarang pemain yang tengah dilanda tekanan, gagal comeback untuk membalikkan keadaan. Lindaweni Fanetri mengaku hal demikian ketika gagal “membuka jalan” buat rekan-rekannya di perempatfinal Uber Cup, Kamis malam lalu.
Tampil di partai pertama laga tunggal, Lindaweni dihadapkan unggulan tuan rumah, India – Saina Nehwal. Walau sempat unggul untuk mengunci game pertama di angka 15-7, Lindaweni akhirnya malah menyerah 17-21. Di game kedua, Saina lebih leluasa mendominasi untuk kemudian kembali menang, 21-10.
Lindaweni mengaku tertekan, terutama di set kedua, lebih kepada “termakan” gaya bermain Saina, bukan menyoal tekanan dari luar lapangan yang disebabkan dukungan suporter tuan rumah untuk Saina.
"Saina merupakan pemain menyerang, saya banyak sekali diserang oleh lewat smes-smesnya. Banyak juga pukulan-pukulan Saina yang arah jatuhnya sulit ditebak. Saya juga sudah mencoba untuk melancarkan serangan, namun dia sudah siap dan mampu mengembalikan dengan baik,” beber Lindaweni.
“Saya bermain dibawah tekanan di game kedua karena masuk di irama permainan Saina. Saya tak terpengaruh dengan dukungan supporter pada Saina, kami juga banyak suporter kok," imbuhnya.
Sayangnya, Bellaetrix Manuputty yang turun di tunggal kedua gagal menyamakan skor dan akhirnya, perjalanan tim Uber Indonesia berakhir saat ganda Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, keok dari Jwala/Gutta/Ashwini Ponappa via straight-set 18-21 dan 18-21.
“Semua pemain pasti maunya menang, tetapi kami sudah bermain maksimal. Inilah yang dapat kami berikan. Meskipun belum bisa mencapai target, namun kami sudah memberikan yang terbaik," timpal Nitya menyesali kegagalan tim Uber mencapai semifinal.
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Tampil di partai pertama laga tunggal, Lindaweni dihadapkan unggulan tuan rumah, India – Saina Nehwal. Walau sempat unggul untuk mengunci game pertama di angka 15-7, Lindaweni akhirnya malah menyerah 17-21. Di game kedua, Saina lebih leluasa mendominasi untuk kemudian kembali menang, 21-10.
Lindaweni mengaku tertekan, terutama di set kedua, lebih kepada “termakan” gaya bermain Saina, bukan menyoal tekanan dari luar lapangan yang disebabkan dukungan suporter tuan rumah untuk Saina.
"Saina merupakan pemain menyerang, saya banyak sekali diserang oleh lewat smes-smesnya. Banyak juga pukulan-pukulan Saina yang arah jatuhnya sulit ditebak. Saya juga sudah mencoba untuk melancarkan serangan, namun dia sudah siap dan mampu mengembalikan dengan baik,” beber Lindaweni.
“Saya bermain dibawah tekanan di game kedua karena masuk di irama permainan Saina. Saya tak terpengaruh dengan dukungan supporter pada Saina, kami juga banyak suporter kok," imbuhnya.
Sayangnya, Bellaetrix Manuputty yang turun di tunggal kedua gagal menyamakan skor dan akhirnya, perjalanan tim Uber Indonesia berakhir saat ganda Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, keok dari Jwala/Gutta/Ashwini Ponappa via straight-set 18-21 dan 18-21.
“Semua pemain pasti maunya menang, tetapi kami sudah bermain maksimal. Inilah yang dapat kami berikan. Meskipun belum bisa mencapai target, namun kami sudah memberikan yang terbaik," timpal Nitya menyesali kegagalan tim Uber mencapai semifinal.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->
0 komentar:
Posting Komentar