Senin, 21 September 2015

Piala Kemerdekaan 2015 > Juara Tapi PSMS Medan Malah Tekor

Sumber Asli -- C0I - PSMS Medan boleh saja keluar sebagai juara Piala Kemerdekaan 2015. Namun bukan berarti tim berjuluk Ayam Kinantan itu sudah bisa bernapas lega. Sebaliknya, sejumlah tunggakan pembayaran membuat manajemen tim asal Kota Medan itu merasa was-was.


Sebagai juara, PSMS sejatinya berhak atas hadiah sebesar Rp1,5 Miliar. Namun Tim Transisi selaku penggagas turnamen tersebut belum bisa dinikmati. Pasalnya, tim transisi baru bisa membayarkannya dua sampai tiga pekan setelah turnamen usai.
”Soal hadiah memang saat ini kami masih menunggu. Sesuai janji mereka (tim transisi), pembayaran akan dirampungkan dalam dua sampai tiga minggu setelah laga final digelar,” ujar Manajer PSMS Medan Andry Mahyar.
PSMS sebenarnya sudah mendapat uang tampil sebesar Rp325 juta. Namun Tim Transisi ternyata belum juga melunasi biaya yang dikeluarkan oleh panitia pelaksana (Panpel) Ayam Kinantan.
”Match fee memang sudah lunas, tapi jika dibandingkan dengan pengeluaran tentu akan jauh berbeda. Total kita terima Rp 325 juta untuk match fee, tapi itu tentu tidak cukup,” ungkap Andry.
PSMS memang menjadi tuan rumah untuk babak penyisihan Grup A dan babak perempat final Piala Presiden 2015. Total 15 hari Stadion Teladan, Medan menjadi tuan rumah. Namun dana yang telah dijanjikan Tim Transisi belum sepenuhnya dibayarkan.
”Hak Panpel juga belum sepenuhnya dilunasi, total 15 hari pertandingan digelar di Medan. Sebagian sudah dibayarkan, tapi sisanya belum, Mereka berjanji akan menyelesaikannya pada pekan ini. Kita tunggu saja karena itu kan hak orang banyak” beber Andry.
Tim Transisi yang diketuai Bibit Samad Rianto sendiri pun belum melunasi sewa stadion tempat penyelenggaraan babak penyisihan lalu.
”Ada 15 pertandingan yang digelar di Stadion Wilis. Tim Transisi belum membayar biaya sewa stadion. Soal besarnya, saya tak etis mengungkapnya. Karena itu urusan Tim Transisi dengan Pemkot Madiun selaku pemilik Wilis. Namun, saya yang ditanya pihak Pemkot. Karena selama ini yang terlibat penyelenggaraan di Madiun,” ungkap Harminto, Wakil Ketua Madiun Putra FC.
Menurut Harminto harga sewa stadion bervariasi. Biaya akan makin besar bila pertandingan digelar malam hari. Karena ada ongkos tambahan untuk sewa lampu penerangan.
”Kalau main malam jelas harus membayar biaya lampu. Karena generator memakai solar. Saya sempat tanya panpel di Solo dan Bantul, katanya mereka juga belum menerima uang sewa stadion babak penyisihan grup. Jadi kami sama-sama menunggu kabar dari Tim Transisi,” ucap Harminto.
Namun Harminto tetap berpikiran positif terhadap kinerja Tim Transisi. Fakta pembayaran match fee yang te­lah dilunasi jadi acuan bagi Har­minto.
”Jika match fee yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah saja dibayar. Maka kami yakin sewa stadion juga pasti dilunasi Tim Transisi. Kami menyadari posisi Tim Transisi yang se­jak awal memang terkendala soal proses pencairan dana dari sponsor,” ujar Har­minto.
Kendati begitu, Harminto berharap Tim Transisi segera berkomunikasi dengan pihak Pemkot Madiun agar ada kejelasan waktu pembayaran sewa stadion di Piala Kemerdekaan.
”Saya masih menganggap ini wajar. Karena Tim Transisi belum pengalam­an menggelar ajang sepak bola resmi. Tapi saya yakin ke depan akan lebih ba­ik lagi. Namanya orang belajar, pasti ma­sih ada kekurangannya,” katanya.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi