Sumber Asli -- C0I - Ketua Panitia lokal Asian Games di Palembang Muddai Madang berhati-hati menanggapi ibu kota Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut tidak masuk menjadi penyelenggara upacara pesta pembukaan (opening) dan penutupan (closing) pesta olahraga Asian Games 2018.
"Untuk masalah itu biarkan pemerintah yang mengurus," ujar Muddai, Kamis (17/9). Sebelumnya, Sumsel percaya pemerintah pusat akan memberikan jatah closing ceremony dihelat di Palembang.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga pernah mengeluarkan pernyataan akan bersikap adil, membagi secara terpisah antara opening dan closing ceremony.
Namun, pada 34th General Assembly OCA, meskipun Presiden Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah mengabulkan penggunaan dua kota Jakarta-Palembang untuk Asian Games tiga tahun mendatang, upacara pembukaan dan penutupan hanya bisa dilaksanakan di ibu kota negara yakni DKI Jakarta. Hal ini merujuk pada Host City Contract (HCC) di mana capital city bertindak sebagai leader.
"Kami bukan melunak, namun kami memilih menunggu keputusan final pemerintah saja. Sampai saat ini belum ada," tegas Muddai.
Sumatera Selatan cukup serius mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Asian Games. Pembangunan fisik dilakukan, mulai dari pembangunan jalan tol, jembatan musi 4 dan 6, penambahan wisma atlet, serta menggandeng konsultan Korea Selatan yang pernah menangani Asian Games 2014 Incheon.
Di sisi lain, Muddai menyambut positif penyertaan nama Palembang bersanding dengan Jakarta dalam logo Asian Games 2018, karena bisa lebih mempromosikan Palembang di mata dunia.
Target Meningkat
Terrpisah, Asisten Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Doddy Iswandi optimistis Indonesia mampu menduduki peringkat lima besar Asia di Asian Games 2018. Target ini terbilang meningkat, mengingat sebelumnya pemerintah hanya membidik ranking sepuluh besar.
"Satlak Prima harus melakukan terobosan dengan memberikan peluang bagi atlet proyeksi emas untuk training camp atau tryout di event internasional. Kalau perlu kirim mereka untuk berlatih dalam jangka panjang di luar negeri," kata Doddy.
Satlak Prima memang wajib bekerja ekstra membina atlet elite demi perbaikan prestasi Indonesia. Saat turun di Incheon, Kontingen Indonesia hanya mampu menduduki posisi 17. Meleset jauh dari target pemerintah yakni sepuluh besar Asia.
--> "Untuk masalah itu biarkan pemerintah yang mengurus," ujar Muddai, Kamis (17/9). Sebelumnya, Sumsel percaya pemerintah pusat akan memberikan jatah closing ceremony dihelat di Palembang.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga pernah mengeluarkan pernyataan akan bersikap adil, membagi secara terpisah antara opening dan closing ceremony.
Namun, pada 34th General Assembly OCA, meskipun Presiden Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah mengabulkan penggunaan dua kota Jakarta-Palembang untuk Asian Games tiga tahun mendatang, upacara pembukaan dan penutupan hanya bisa dilaksanakan di ibu kota negara yakni DKI Jakarta. Hal ini merujuk pada Host City Contract (HCC) di mana capital city bertindak sebagai leader.
"Kami bukan melunak, namun kami memilih menunggu keputusan final pemerintah saja. Sampai saat ini belum ada," tegas Muddai.
Sumatera Selatan cukup serius mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Asian Games. Pembangunan fisik dilakukan, mulai dari pembangunan jalan tol, jembatan musi 4 dan 6, penambahan wisma atlet, serta menggandeng konsultan Korea Selatan yang pernah menangani Asian Games 2014 Incheon.
Di sisi lain, Muddai menyambut positif penyertaan nama Palembang bersanding dengan Jakarta dalam logo Asian Games 2018, karena bisa lebih mempromosikan Palembang di mata dunia.
Target Meningkat
Terrpisah, Asisten Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Doddy Iswandi optimistis Indonesia mampu menduduki peringkat lima besar Asia di Asian Games 2018. Target ini terbilang meningkat, mengingat sebelumnya pemerintah hanya membidik ranking sepuluh besar.
"Satlak Prima harus melakukan terobosan dengan memberikan peluang bagi atlet proyeksi emas untuk training camp atau tryout di event internasional. Kalau perlu kirim mereka untuk berlatih dalam jangka panjang di luar negeri," kata Doddy.
Satlak Prima memang wajib bekerja ekstra membina atlet elite demi perbaikan prestasi Indonesia. Saat turun di Incheon, Kontingen Indonesia hanya mampu menduduki posisi 17. Meleset jauh dari target pemerintah yakni sepuluh besar Asia.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
0 komentar:
Posting Komentar